Menuju konten utama

Wapres JK Minta Ojek Online Tak Demo Saat Pembukaan Asian Games

Jusuf Kalla meminta para ojek online tidak melakukan demo saat Asian Games 2018.

Wapres JK Minta Ojek Online Tak Demo Saat Pembukaan Asian Games
Wakil Peesiden Jusuf Kalla. tirto.id/ Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta para pengemudi transportasi daring tidak menggelar demonstrasi pada hari pembukaan Asian Games 2018.

Menurut JK, penyelenggaraan Asian Games 2018 merupakan pertaruhan martabat bangsa. Demi menjaga itu, ia meminta para pengemudi mengurungkan niat untuk berdemo.

"Kan Asian Games ini merupakan martabat bangsa, menjaga martabat bangsa, menjaga kehormatan bangsa. Ya janganlah dengan situasi yang sempit ini digunakan pula oleh teman-teman ojek online yang selama ini tetap beroperasi sebenarnya," ujar JK di Kantor Wapres RI, Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Rencananya, demo pada 18 Agustus 2018 akan dilakukan persatuan ojek online yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua (Garda). Aksi rencananya digelar di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta dan Gelora Jakabaring Sport City, Palembang.

Garda akan melakukan demo apabila pemerintah tidak bisa menekan perusahaan aplikator menaikkan tarif dari Rp1.200-Rp1.300/kilometer menjadi Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilometer.

Hingga kini, perusahaan aplikator Gojek disebut telah sepakat hendak merumuskan besaran tarif baru. Akan tetapi, aplikator Grab Indonesia disebut tak ingin menyesuaikan tarif seperti keinginan para pengemudi.

"Itu urusan Menhub [Menteri Perhubungan] untuk meredam itu dan juga menjaga. Kalau pun terjadi [demonstrasi] harus dijaga oleh polisi. Bisa saja, silakan di tempat yang tertentu tapi tidak sampai mempermalukan kita di mata [internasional], di muka yang menghalangi jalan dan segala macam, itu juga tidak simpatik," ujar JK.

Grab Tak akan Penuhi Tuntutan Garda

Sebelumnya, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menegaskan tidak akan memenuhi tuntutan sejumlah mitra yang meminta kenaikan tarif per kilometer. Menurut Ridzki, permintaan itu hanya berpotensi menambah beban bagi konsumen dan juga mitra sendiri.

“Ini hasil komunikasi dengan para mitra. Mereka sadar peningkatan tarif secara drastis akan membahayakan kelangsungan dari pendapatan pengemudi,” ucap Ridzki di Hotel Aryaduta, Jakarta pada Selasa (7/8/2018).

Ridzki menilai, lonjakan tarif dapat menyebabkan konsumen membandingkan ojek dengan moda transportasi lainnya. Ridzki lantas mengatakan apabila Grab Indonesia memenuhi tuntutan kenaikan tarif hingga di kisaran Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilometer, maka konsumen akan memilih untuk menggunakan taksi.

Adapun Ridzki menyebutkan bahwa Grab Indonesia telah berupaya meningkatkan pendapatan mitranya. Salah satunya terkait perubahan tarif yang telah dilakukan sejak Mei 2018. Perubahan itu meliputi tarif per kilometer yang naik menjadi Rp2.300 per kilometer, argo minimum sebesar Rp7.000 serta rata-rata tarif per kilometer yang sudah lebih di atas Rp2.000.

Baca juga artikel terkait GRAB INDONESIA atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto