Menuju konten utama

Wapres Ingin Jual Minum Kopi di Atas Awan Tana Toraja

Wapres Jusuf Kalla dan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya serta Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sengaja datang untuk mengembangkan destinasi wisata Tana Toraja dan ingin jual minum kopi di atas awan.

Wapres Ingin Jual Minum Kopi di Atas Awan Tana Toraja
Sejumlah penari menampilkan sebuah pertunjukan pada puncak pegelaran 'Lovely Desember' Toraja di Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Kamis (29/12). Pegelaran yang mengangkat tema 'Toraja Maelo' tersebut menampilkan sejumlah pertunjukan dan seni Toraja yang diharapkan dapat menghibur masyarakat dan wisatawan di Tana Toraja. ANTARA FOTO/Zabur Karuru.

tirto.id - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya serta Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo sengaja datang untuk mengembangkan destinasi wisata Tana Toraja. Wapres mengunjungi destinasi wisata yang berjuluk negeri di atas awan, Desa Laloi, Tana Toraja, Sulsel, pada Minggu, (22/1/2017).

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata sekarang jumlah wisman di Sulawesi Selatan sebanyak 200.000 orang/tahun. Sedangkan untuk Toraja, tanpa membagi Toraja utara dan Toraja, itu wisatawan nusantara (Wisnus) mencapai 30.000 dan wisatawan mancanegara (Wisman) mencapai 581.000.

"Toraja itu ada dua keunggulan yakni wisata budaya dan alam. Dan di sini ada kopi yang terkenal nikmatnya juga," kata Wakil Presiden M Jusuf Kalla, “Jadi kenapa tidak kita jual minum kopi di atas awan,” sambung Jusuf Kalla, seperti dikutip dari Antara, Senin (23/1/2017).

Oleh karenanya, Wapres memiliki ide untuk membranding Tana Toraja dengan sajian minum kopi di atas awan.

"Minum kopi di atas awan. Belum ada di dunia," kata Jusuf Kalla saat menikmati

destinasi wisata di puncak gunung tersebut.

Objek Wisata tersebut menjadi viral untuk pertama kalinya setelah fotografer Jusuf Achmad mengunggahnya pada tahun 2010. Wisata Tana Toraja yang sebelumnya lesu sontak bergairah kembali.

"Dulu Bali, Tana Toraja dan Danau Toba sangat populer. Karena dulu wisatawan mau naik bus 10 jam datang ke Tana Toraja ini. Sekarang orang tidak mau lagi, maunya langsung terbang sampai di lokasi," kata Jusuf Kalla.

Karena itu, tambah Jusuf Kalla, satu-satunya cara mempercepat pengembangan wisata di Tana Toraja adalah membangun bandara. Wapres juga telah memutuskan untuk memperpanjang dan memperlebar landasan pacu bandara lama Pong Tiku sembari mempersiapkan pembangunan bandara baru Buntu Kuni.

"Nanti bandara baru Buntu Kuni harus bisa didarati pesawat Boeing sehingga wisatawan bisa langsung dari Bali ke Toraja atau Manado ke Toraja," kata Jusuf Kalla.

Wapres juga menjelaskan orang sekarang sangat menghargai waktu. Jika dahulu, orang mau naik bus 10 jam maka sekarang tidak bisa lagi.

Sembari mempersiapkan pembangunan bandara baru Buntu Kuni dua tahun lagi, maka bandara lama Pong Tiku bisa segera diperlebar pada tahun ini sehingga bisa didarati pesawat ATR dan sejenisnya.

"Masyarakat juga harus dipersiapkan mentalnya untuk disiplin menjaga alam dan kebersihan serta keramahannya. Toraja harus banyak belajar pada orang Bali," kata Jusuf Kalla.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan sampai 2019, Menpar mengharapkan kenaikan wisnus bisa mencapai 100.0000, atau tiga kali lipat dari kedatangan wisnus tahun ini.

"Yang wisnus 30.000 ini kita harapkan pada 2019 naik menjadi 100.000, tiga kali lipat dan itu sangat memungkinkan. Karena Toraja ini sudah punya pasar tradisional, terutama yang dari Eropa. Untuk diketahui, wisman China yang sudah ke Manado sudah tertarik untuk datang ke sini. 100.000 itu sangat memungkinkan," kata Menpar Arief Yahya.

Baca juga artikel terkait TORAJA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh