Menuju konten utama

Wanti-wanti Jokowi: 90 Persen Startup Gagal Saat Merintis

Presiden Joko Widodo menuturkan 80 persen sampai 90 persen startup gagal saat merintis. Hal itu karena mereka tidak melihat kebutuhan pasar.

Wanti-wanti Jokowi: 90 Persen Startup Gagal Saat Merintis
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr (kiri) dan Ibu Negara Filipina Louise Araneta Marcos (kanan) menyaksikan pertunjukan musik di Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (5/9/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan banyak perusahaan rintisan (startup) yang gagal saat baru merintis usahanya. Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara BUMN Startup Day 2022 di Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

"Hati-hati 80 persen sampai 90 persen startup gagal saat merintis. Karena sekali lagi tidak melihat kebutuhan pasar yang ada berangkatnya mestinya dari kebutuhan pasar yang ada itu apa," kata Jokowi.

Kedua kata Jokowi banyak perusahaan rintisan gagal lantaran kehabisan dana. Karena itu, Jokowi meminta perusahaan BUMN agar membantu memberikan pendanaan sampai bimbingan kepada para startup.

"Yang kedua, juga karena kehabisan dana, ini nanti fungsinya venture capital, fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin kita bangun ini bisa saling sambung sehingga semuanya terdampingi dengan baik dan bisa tidak gagal untuk masuk ke pasar-pasar, ke peluang-peluang yang ada di negara kita," bebernya.

Lebih lanjut, Jokowi juga memprediksi angka pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan meroket dari Rp632 triliun di 2020 ke Rp4.531 triliun di 2030. Jokowi juga menilai peluang bisnis digital meningkat pesat karena angka pengguna internet Indonesia mendekati angka 80 persen.

"pengguna internet di Indonesia ini sudah mencapai 77 persen. dan penggunaannya 8 jam, 36 menit setiap harinya coba. Besar sekali potensi yang ada dan startup Indonesia ini tertinggi ke-6 di dunia," ungkapnya.

Jokowi menuturkan, posisi Indonesia berada di bawah Australia, India, Kanada, Inggris dan Amerika. Dari beragam hal, potensi pengembangan ekonomi digital masih bisa lebih luas.

Sementara itu, Jokowi mengingatkan ekonomi digital saat ini lebih berfokus pada fintech sebanyak 23 persen dan retail mencapai 14 persen). Sektor lain masih belum dioptimalkan berdasarkan masalah global seperti masalah krisis pangan. Kemudian di sektor UMKM, Indonesia memiliki 65,4 juta UMKM dan baru 19 persen dari mereka bermain di dunia digital.

"Memang masih banyak persoalan, urusan kemasan, urusan kualitas, produksi, urusan kapasitas produksi, tetapi di situ baru 19 juta yang masuk ke platform digital. Sehingga masih ada ruang yang sangat besar untuk bisa kita kerjakan di sana," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait START UP atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin