Menuju konten utama

Wamendag: Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Kinerja Perdagangan RI

Wamendag Jerry Sambuaga, optimistis kinerja perdagangan Indonesia tidak akan terganggu meskipun nilai tukar rupiah mengalami pelemahan.

Wamendag: Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Kinerja Perdagangan RI
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga optimistis kinerja perdagangan Indonesia tidak akan terganggu meskipun nilai tukar rupiah mengalami pelemahan.

tirto.id - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga optimistis kinerja perdagangan Indonesia tidak akan terganggu meskipun nilai tukar rupiah mengalami pelemahan. Nilai tukar rupiah di pasar spot dalam perdagangan pagi dibuka melemah ke level Rp15.331 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Mungkin akan ada banyak dinamika dan impact. Tetapi kami optimis sekali lagi kinerja perdagangan itu akan terus naik," kata Jerry di Kantornya, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Dia menjelaskan, dari sisi kinerja perdagangan Indonesia masih mengalami surplus yakni sebesar 34,89 miliar dolar AS. Surplus tahun ini bahkan diperkirakan akan melampaui capaian surplus tahun lalu yang tercatat hanya 35,34 miliar dolar AS.

"Itu luar biasa, itu salah satu yang tertinggi dan saya yakin ini akan melewati rekor yang tahun lalu," kata dian

Setidaknya menurut Jerry, masih terdapat tiga bulan lagi menggenjot neraca perdagangan. Jika setiap bulannya mencatatkan sekitar 2-3 miliar dolar AS, maka surplus perdagangan Indonesia melampaui rekor tertinggi.

"Karena itu ini ke depannya, kita yakin dan percaya, perdagangan khususnya ekspor kita akan terus naik," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat neraca dagang Indonesia surplus sebesar 4,23 miliar dolar AS pada Juli 2022. Hal itu terjadi akibat nilai ekspor lebih tinggi sebesar 25,57 miliar dolar AS dibandingkan dengan impor 21,35 miliar dolar AS.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menuturkan jika melihat tren neraca perdagangan Indonesia hal ini menjadi daftar panjang capaian surplus selama 27 bulan secara berturut sejak Mei 2020.

"Jadi 27 bulan berturut kita selalu surplus neraca perdagangan Indonesia," katanya dalam Rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Senin (15/8/202).

Dia merinci surplus neraca perdagangan Juli 2022 banyak ditopang oleh komoditas non migas mencapai 7,31 miliar dolar AS. Surplus ini utamanya untuk komoditas bahan bakar mineral dengan HS 27, lemak dan minyak hewan nabati HS 15, dan bijih, kerak serta abu logam HS 26.

"Sementara untuk migas kita alami defisit 3,08 miliar dolar AS, ini komoditasnya antara lain minyak mentah dan hasil minyak," ungkapnya.

Lebih lanjut, berdasarkan negara surplus neraca perdagangan Indonesia terbesar pada bulan lalu masih didominasi oleh Amerika Serikat sebesar 1,64 miliar dolar AS. Surplus berasal dari ekspor 2,50 miliar dolar AS dan impor 863 juta dolar AS.

"Ini utamanya untuk komoditas lemak minyak hewan nabati HS 15, kemudian pakaian dan aksesorisnya HS 61, dan mesin perlengkapan elektrik serta bagiannya ini kode HS 85," bebernya.

Baca juga artikel terkait PERDAGANGAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang