Menuju konten utama

Wall Street Melonjak Merespons Kabar Positif Uji Vaksin Pfizer

Hasil positif uji vaksin Pfizer membuat investor semakin optimistis, dan skenario terburuk tidak akan terjadi.

Wall Street Melonjak Merespons Kabar Positif Uji Vaksin Pfizer
[Ilustrasi] Pedagang saham di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE) setelah indeks Dow Jones mencatat rekor 26.000 poin (23/1/2017). REUTERS/Lucas Jackson

tirto.id - Kabar positif dari perkembangan uji coba vaksin oleh Pfizer dan BioNTech membawa optimisme di pasar saham. Bursa Wall Street yang sebelumnya sudah positif merespons kemenangan Joe Biden, kini kembali melesat didorong harapan baru perkembangan vaksin.

Indeks S&P dan Dow Jones melonjak tajam di awal perdagangan setelah pengumuman Pfizer, bahwa vaksinnya efektif 90%. Namun, rekor penguatan tidak bertahan hingga akhir perdagangan karena investor masih gamang tentang bagaimana pembukaan ekonomi secara penuh setelah vaksin diberikan.

Pada perdagangan Senin (9/11/2020), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melonjak 834,57 poin (2,95%) ke level 29.157,97. Ini merupakan kenaikan DJIA terbesar sejak 5 Juni. DJIA sempat melonjak hingga 1.600 poin, merespons kabar vaksin.

Indeks S&P 500 melonjak 41,06 poin (1,17%) ke level 3.550,5. Namun, Nasdaq turun 181,45 poin (1,53%) ke level 11.713,78. Pelemahan Nasdaq terjadi karena investor mulai melepas saham-saham teknologi besar yang outperformed selama pandemi.

Tingkat efektivitas dari hasil uji vaksin Pfizer dan BioNTech Jerman sebesar 90% ternyata lebih baik dari yang diharapkan oleh pasar. Dilansir dari CNBC, Dr. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases sebelumnya menyatakan, vaksin dengan efektivitas 50% hingga 60% bisa diterima.

Kabar efektivitas vaksin memberi harapan bahwa pandemi ini sebentar lagi akan bisa segara diatasi. Dengan demikian, perekonomian diharapkan bisa kembali bergerak. Tidak hanya di AS, negara-negara di berbagai belahan dunia kini juga sedang menderita karena pandemi COVID-19. Ekonomi mengalami kontraksi, dan sebagian besar kini berada dalam kondisi resesi, termasuk Indonesia.

“Ini bukan berarti kita keluar dari masalah COVID. Ini artinya bahwa vaksin mulai menghapus skenario terburuk bahwa [virus] tidak terkontril dan kembali ke lockdown secara nasional. Pasar melihat ke depan, ke kuartal pertama dan kedua tahun depan,” kata Michael Antonelly, analis pasar dari Baird di Milwaukee, seperti dilansir Reuters.

Saham-saham sektor energi, travel, finansial yang sebelumnya terpukul akibat penutupan ekonomi, mencatat kenaikan besar. “Semua jenis perusahaan yang akan mendapatkan keuntungan dari kita kembali ke dunia sebelum COVID merupakan pemenang besar hari ini,” tambah Antonelli.

Selain pasar saham, harga minyak juga ikut terkerek oleh kabar positif perkembangan vaksin Pfizer. Pada Perdagangan Senin (9/11/2020), minyak Brent naik 3,11 dolar atau 7,9% menjadi 42,56 per barel. Sementara minyak US West Texas Intermediate naik 3,15 dolar atau 8,5% menjadi 40,29 dolar per barel.

“Minyak ikut bergaung dengan euforia bullish berkat headline vaksin yang optimistis hari ini, sebagaimana hasil pemilihan (di Amerika Serikat) yang sudah mendorong pasar saham naik,” ujar Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates, seperti dilansir CNBC.

Baca juga artikel terkait WALL STREET atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Bisnis
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti