Menuju konten utama
Ramadhan 2021

Waktu & Tanda-Tanda Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Berikut ini adalah pertanda seseorang mendapatkan kemuliaan malam Lailatulqadar selama Ramadhan.

Waktu & Tanda-Tanda Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Umat muslim melaksanakan salat malam di Masjid Agung Islamic Centre Lhokseumawe, Aceh, Jumat (16/6). ANTARA FOTO/Rahmad

tirto.id - Meraih malam Lailatulqadar merupakan harapan semua umat Islam pada bulan Ramadan. Hal itu karena malam Lailatulqadar merupakan malam yang amat mulia pada bulan Ramadan.

Kemuliaan malam itu digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Namun tidak ada yang tahu pasti kapan malam Lailatulqadar terjadi. Kendati demikian, Rasulullah SAW sudah mengisyaratkan bahwa malam Lailatulqadar akan jatuh pada salah satu di antara 10 malam terakhir Ramadan.

Sementara itu, kebanyakan ulama berpendapat bahwa malam Lailatulqadar terdapat pada sepuluh akhir Ramadan, terutama pada malam ganjil. Hal itu bukan berati Lailatulqadar tidak terjadi pada malam genap atau sebelum sepuluh terakhir.

Sangat mungkin Lailatulqadar hadir di malam genap dan sebelum sepuluh terakhir. Maka dari itu, usahakan beribadah sebanyak mungkin dari awal Ramadan hingga akhir Ramadan.

Bisa jadi satu dari sekian banyak ibadah yang kita kerjakan bertepatan dengan malam penuh kemuliaan itu.

Untuk bertemu dengan malam Lailatulqadar, seorang hamba sesungguhnya bisa mempersiapkan diri sedari awal Ramadan tiba.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kebaikan harus bersifat berkelanjutan sebagaimana kemulian yang ditunjukkan pada malam Lailatulqadar dan dampaknya terhadap kehidupan di masa-masa yang akan datang.

Tanda-Tanda Mendapatkan Malam Lailatulqadar

Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Qur’an, seperti dikutip NU Online mengungkapkan amalan-amalan agar seorang hamba bisa bertemu malam Lalilatulqadar.

Akan tetapi, yang harus diperhatikan ialah selain bertemu malam Lailatulqadar, manusia juga bisa mendapatkannya sehingga amalan-amalan baik harus dilakukan untuk mendapatkan kemuliaan malam tersebut.

Di titik tersebut Lailatulqadar dapat diraih dengan upaya yang bersifat aktif, bukan pasif dari setiap Muslim. Bahkan ikhtiar kebaikan itu dapat diusahakan sejak awal Ramadan.

Pertanda seseorang mendapatkan Lailatulqadar yang dijelaskan Quraish Shihab dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, Al-Qur’an menyatakan, bahwa dalam malam Lailatulqadar, Malaikat akan turun.

Ketika Malaikat turun dan mengunjungi seseorang, Malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja.

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS Al-Qadr: 4)

Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik. Dengan demikian, melakukan kebaikan secara terus-menerus bisa mengantarkan manusia mendapatkan malam Lailatulqadar.

Lalu kebaikan yang seperti apa? Berbuat baik juga terkait dengan kesempatan dan waktu. Artinya, manusia jangan menunda kebaikan, apalagi ketika orang lain sangat membutuhkan bantuan dan kebaikan tersebut saat itu juga.

Di situlah malam kemuliaan akan datang kepada manusia yang Malaikat juga turut datang kepadanya.

Kedua, di malam Lailatulqadar ada kedamaian sampai fajar. Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain.

Damai itu ada damai aktif dan damai pasif. Misal ketika manusia naik bus, banyak orang di bus, lalu hanya duduk diam, tidak menyapa samping kiri dan samping kanannya. Hal itu termasuk damai, tetapi damai pasif.

سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al-Qadr: 5)

Lain halnya dengan damai aktif yaitu ketika saling menyapa atau memberi sesuatu kepada orang lain dengan tujuan yang baik. Hal ini juga berlaku bahwa ketika manusia tidak bisa memuji orang lain, tidak perlu memakinya.

Jika tidak bisa memberi sesuatu kepada orang lain, jangan lalu mengambil haknya. Kalau tidak bisa membantunya, jangan menjerumuskannya. Ini prinsip kedamaian yang dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin.

Di saat itulah manusia mendapat malam kemuliaan, yaitu malam Lailatulqadar.

Kesimpulannya, pertanda orang yang mendapatkan malam Lailatulqadar ialah pertama, kebaikannya terus meningkat dalam kehidupan sehari-hari setelah Ramadan. Kedua, hati dan perilakunya penuh dengan kedamaian.

Sementara itu, Imam Sakroni berpendapat, bahwa seorang yang mendapatkan Lailatulqadar maka dia akan memiliki rikkatul qalbiyaitu hati yang lembut sehingga ketaatannya bertambah.

Kemudian, ibadah setelah Ramadan akan semakin meningkat, dan yang pasti nasibnya akan berubah disebabkan karena doanya diijabah oleh Allah SWT.

Waktu dan Tanda-Tanda Malam Lailatulqadar

Terdapat perbedaan pendapat para ulama dalam menentukan kapan terjadinya malam Lailatulqadar, sebagai berikut ini:

  • Menurut Imam Syafii, Lailatilqadar itu terjadi pada malam 21 atau 23 Ramadan.
  • Jumhur para Ulama berpendapat bahwa Lailatulqadar itu terjadi pada malam 27 Ramadan.
  • Menurut Ikhtiyar para Ulama bahwa Lailatulqadar itu terjadinya berpindah-pindah pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
  • Menurut syeakh Ahmad Al Qalyubi, bahwa Lailatulqadar terjadi dimalam ganjil sepuluh hari terakhir dan bisa diketahui dari awal jatuhnya bulan Ramadan.

Jumhur ulama juga meriwayatkan banyak sekali tanda dan ciri dari malam Lailatulqadar, antara lain:

  • Terjadinya gerimis saat waktu fajar dimalam tersebut.
  • Pada pagi hari setelah Lailatulqadar suhunya tidak dingin dan tidak panas.
  • Matahari pagi saat terbit tidak menguning akan tetapi langsung putih cerah, ini disebabkan karena matahari terbit masih tertutup oleh sayap Malaikat yang sedang naik ke langit.
  • Di malam hari suhunya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Dhita Koesno