Menuju konten utama

Wakil Kepala BPIP Ungkap Sebab Maraknya Radikalisme di Masyarakat

Profesor Hariyono menyatakan lemahnya pemahaman terhadap Pancasila menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya radikalisme.

Wakil Kepala BPIP Ungkap Sebab Maraknya Radikalisme di Masyarakat
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo didampingi Menkopolhukam Wiranto, Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung menerima Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri bersama anggota BPIP di Istana Merdeka, Kamis (22/3/2018). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Profesor Hariyono mengungkap tiga sebab terjadinya pelemahan pemahaman pancasila dan maraknya penyebaran pemikiran radikal di masyarakat sekarang ini.

Menurut Hariyono, penyebab pertama adalah terjadinya distorsi pemahaman pancasila. Ia menyebut tak ada memori kolektif yang dimiliki generasi milenial terhadap pancasila, sehingga radikalisme dan ideologi transnasional mudah diterima masyarakat.

"Untuk mengatasi ini, kami sedang kerja sama dengan Kemendikbud dan arsip nasional untuk menggali proses pancasila yang digali para pendiri bangsa dulu. Kedua, kerjasama dengan kementerian dan lembaga lain untuk menyusun garis besar pembinaan ideologi pancasila, dengan harapan tak ada lagi pancasila versi lembaga x atau lainnya," ujar Hariyono di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (30/5/2018).

Penyebab kedua adalah keberadaan program ekslusif di beberapa sekolah dan kampung di Indonesia. Menurut Hariyono, belum meratanya inklusifitas di bidang pendidikan turut menyebabkan suburnya radikalisme di Indonesia.

Masalah ketiga, adanya proses pelembagaan pancasila yang lemah. Hal Itu disebut menjadi sebab masyarakat sekarang kesulitan mencari teladan.

"Karena mayoritas berita yang disampaikan bukan berita positif. Bahkan di bidang seni budaya kita harus melakukan introspeksi [...] Deradikalisasi salah satu caranya adalah membangun pemikiran yang cerdas," ujar Hariyono.

Baca juga artikel terkait RADIKALISME atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo