Menuju konten utama

Wacana Ganjil Genap Permanen Dinilai Rugikan Taksi Online

Ada indikasi para driver taksi online akan memprotes kebijakan tersebut dengan berunjuk rasa.

Wacana Ganjil Genap Permanen Dinilai Rugikan Taksi Online
Sejumlah kendaraan melintasi Jalan S. Parman saat berlangsungnya pembatasan kendaraan bermotor ganjil genap di Jakarta, Minggu (2/9/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Penerapan perluasan ganjil genap di sejumlah ruas jalan ibu kota saat Asian Games 2018 dinilai efektif mengurai kepadatan lalu-lintas. Pemprov DKI pun didorong agar mempermanenkan kebijakan ganjil genap ini untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta.

Pengamat Transportasi Publik Darmaningtyas menilai kebijakan itu layak diteruskan karena banyak menghasilkan efek positif. Beberapa di antaranya adalah peningkatan jumlah pengguna Buss Rapid Transit (BRT) Transjakarta, serta penurunan emisi CO2 di sejumlah ruas jalan.

Jika pilihan untuk mempermanenkan sistem tersebut tidak diambil, Darmaningtyas khawatir Pemprov DKI Jakarta bakal kehilangan momentum untuk melakukan perbaikan yang masif pada layanan transportasi publik.

“Perhelatan internasional dipakai sebagai momentum pembenahan sistem transportasi itu juga dilakukan oleh banyak negara," kata Darmaningtyas kepada Tirto, Selasa (4/9/2018).

Akan tetapi, wacana mempermanenkan penerapan perluasan ganjil genap ini mendapat penolakan dari Ketua Umum DPP Asosiasi Driver Online (ADO) Christiansen. Ia bahkan mempersoalkan keputusan Pemprov DKI yang memperpanjang penerapan sistem ganjil genap hingga Asian Para Games 2018 selesai digelar.

“Saya lihat keresahan ini sudah hampir dari seluruh driver taksi online,” kata Christiansen di Jakarta, kepada Tirto, pada Selasa (4/9/2018).

Menurut Christiansen, saat ini ada indikasi para driver taksi online akan memprotes kebijakan tersebut dengan berunjuk rasa. “Nanti ada unjuk rasa oleh para driver online di Jabodetabek," kata dia.

Penerapan sistem ganjil-genap, yang diperluas ke sejumlah ruas jalan di ibu kota, semula diterapkan saat menjelang dan selama Asian Games 2018 atau sampai 2 September 2018. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lalu memutuskan penerapan ketentuan ganjil-genap ini diperpanjang hingga Asian Para Games 2018 selesai atau sejak 3 September sampai 13 Oktober 2018.

Perpanjangan penerapan ganjil-genap ini tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 92 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil-Genap Menjelang dan Selama Penyelenggaraan Asian Para Games 2018. Peraturan ini diteken Anies pada 31 Agustus 2018.

Hanya ada sedikit perubahan penerapan antara aturan ganjil-genap yang diberlakukan saat Asian Games dengan setelahnya, terutama dari segi waktu. Setelah Asian Games, sistem ganjil-genap berlaku sejak pukul 06.00-21.00 WIB di sejumlah ruas jalan. Pada setiap Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional, sistem ganjil-genap tidak berlaku.

Meski dianggap memberikan banyak dampak positif dan mengurangi kepadatan di sejumlah ruas jalan ibu kota, Anies Baswedan masih belum mau memutuskan kebijakan penerapan ganjil-genap sebagai kebijakan permanen.

Anies merasa, banyak faktor yang harus dipertimbangkan bila sistem ganjil-genap diberlakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Salah satu faktor itu adalah ekonomi yang juga jadi alasan dirinya menghentikan kebijakan pembatasan kendaraan di Jalan Medan Merdeka Barat akhir tahun lalu.

“Kami tidak ingin kebijakan ganjil-genap ini merugikan secara ekonomi. Bagaimana perekonomian di wilayah-wilayah yang terkena kebijakan ganjil-genap. Di sana banyak pertokoan, banyak usaha kuliner, banyak kegiatan-kegiatan yang kami harus ukur dampak ekonominya,” kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Pernyataan serupa kembali dikatakan Anies, Selasa (4/9/2018). “Belum ada rencana mempermanenkan ganjil-genap. Yang kami rencanakan adalah meningkatkan mutu kendaraan umum karena yang dibutuhkan adalah kendaran umum massal yang lebih banyak dan nyaman."

Infografik CI algoritma taksi online

Diklaim Merugikan Driver

Christiansen mengklaim dampak penerapan ganjil-genap selama Asian Games tak hanya merugikan driver taksi online di Jakarta. Para pengemudi taksi online di daerah-daerah yang berbatasan dengan Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi juga merasakan hal serupa.

"Pagi hari biasanya banyak penumpang ke tengah kota Jakarta, tapi adanya ganjil-genap menjadi dibatasi ruang gerak dan penghasilannya. Maka, pasti teman-teman kan bereaksi soal hal ini,” ujarnya.

Selama aturan ganjil-genap berlaku saat Asian Games, Christiansen mengklaim, para pengemudi taksi online yang terdampak ketentuan ini mengalami penurunan pendapatan hingga 50 persen. Selama sebulan terakhir, dia memperkirakan hanya sekitar 15 driver yang bisa beroperasi secara maksimal.

“Semua protes, maka ada kemungkinan ada reaksi dari driver online terhadap aturan ini. Kemarin kami diam karena kami menghormati dan menghargai pelaksanaan Asian Games yang enggak boleh ada aksi, maka kami tahan diri. Tapi Gubernur DKI lihat itu baik untuk beliau, maka kami akan bereaksi untuk tanggapi Pergub baru,” ujar dia.

Bagaimana dengan sikap aplikator?

Menanggapi soal ini, pihak aplikator, seperti Grab dan GO-JEK cenderung pasif. Vice President of Corporate Communication GO-JEK, Michael Reza Say hanya mengatakan bahwa manajemen GO-JEK terus mengimbau mitra-mitranya untuk mengikuti aturan ganjil-genap yang berlaku.

“Lebih dari itu, saya belum ada info lebih lanjut [untuk diberikan]" kata Michael kepada Tirto pada Selasa (4/9/2018).

Sementara, manajemen Grab melalui Public Relations, Andre Sebastian tidak bisa memberikan tanggapan apa pun. “Mahon maaf untuk hal ini [kebijakan ganjil-genap] kami belum bisa menanggapi," kata Andre singkat.

Baca juga artikel terkait GANJIL GENAP atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Abdul Aziz