Menuju konten utama

Wabah Cacar Monyet di Mana Saja: Gejala dan Penularan Monkeypox

Wabah cacar monyet ada di mana saja: kenali gejala dan cara penularannya.

Wabah Cacar Monyet di Mana Saja: Gejala dan Penularan Monkeypox
Ilustrasi Cacar. FOTO/Istockphtoto

tirto.id - Wabah cacar monyet atau monkeypox yang ditemukan menyerang beberapa orang di sejumlah negara. Sejauh ini, negara yang melaporkan adanya cacar monyet adalah Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).

Wabah cacar monyet juga ditemukan di Portugal, Spanyol, dan negara-negara Eropa lainnya. Sejauh ini tercatat ada 68 kasus, termasuk delapan di Inggris dan 20 di Portugal.

Menurut npr, pejabat kesehatan setempat belum memiliki banyak petunjuk dari mana virus cacar monyet ini berasal. Ada kekhawatiran virus mungkin menyebar melalui komunitas yang tidak terdeteksi dan mungkin melalui rute penularan baru.

"[Wabah] ini langka dan tidak biasa," ahli epidemiologi Susan Hopkins, yang merupakan kepala penasihat medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

"Tepatnya di mana dan bagaimana mereka [orang-orang] memperoleh infeksi mereka masih dalam penyelidikan mendesak," kata badan tersebut dalam pernyataannya.

Adakah Wabah Cacar Monyet di Indonesia?

Gejala cacar monyet atau monkeypox adalah demam, nyeri di seluruh tubuh, pembesaran kelenjar getah bening dan munculnya "cacar", atau lepuh di kulit berisi cairan yang menyakitkan di wajah, tangan dan kaki.

Salah satu versi cacar monyet cukup mematikan dan membunuh hingga 10 persen orang yang terinfeksi. Versi cacar monyet yang mewabah saat ini termasuk ringan. Tingkat kematiannya kurang dari 1 persen. Orang yang terkena cacar monyet biasanya akan sembuh dalam dua sampai empat minggu.

Biasanya, orang terkena cacar monyet dari hewan di Afrika Barat atau Afrika tengah dan mengimpor virus ke negara lain. Penularan dari orang ke orang tidak umum, karena memerlukan kontak dekat dengan cairan tubuh, seperti air liur dari batuk atau nanah dari lesi.

Kasus cacar monyet di Inggris, sebanyak 7 dari 8 kasus tidak melibatkan perjalanan baru-baru ini ke Afrika, menunjukkan pasien yang terlibat dalam kasus tersebut tertular virus di Inggris.

Selain itu, orang-orang itu belum melakukan kontak dengan satu pasien yang diketahui telah melakukan perjalanan ke Nigeria. Data ini menunjukkan bahwa virus menyebar di komunitas tanpa terdeteksi.

"Diduga ini adalah penyebaran samar dari kasus impor," ujar ahli virologi Angie Rasmussen dari Vaccine and Infectious Disease Organization melalui akun Twitternya, Senin.

Pada tahun 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui vaksin pertama untuk cacar monyet, yang juga melindungi dari cacar.

Pada tahun yang sama, wabah cacar monyet pernah ditemukan di Singapura, namun tidak sampai ke Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi hal tersebut.

Apa Itu Cacar Monyet atau Monkeypox?

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus langka yang terjadi terutama di bagian terpencil Afrika tengah dan barat. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini menular melalui kontak erat dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit atau mukosa hewan yang terinfeksi.

Karena sumber penularannya dari hewan, hanya sedikit kasus cacar monyet yang ditularkan dari manusia ke manusia. Jikapun ada, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau obyek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.

WHO menulis bahwa penularan pada manusia sangatlah terbatas. Transmisi melalui partikel cairan pernapasan membutuhkan kontak antarmuka jangka panjang sehingga penyakit ini biasanya hanya menular kepada anggota keluarga.

Masa inkubasi atau interval dari infeksi sampai timbulnya gejala cacar monyet biasanya 6-16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5-21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang.

Tidak ada perawatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk infeksi virus cacar monyet. Namun wabah dapat dikendalikan. Kemenkes meminta masyarakat tidak perlu panik dengan pemberitaan mengenai adanya penyakit cacar monyet yang kemungkinan dapat masuk ke Indonesia.Masyakat diimbau untuk senantiasa waspada dan menjaga kebersihan seperti cuci tangan dengan sabun.

Selain itu mencegah terkena cacar monyet yakni menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi jajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, serta menghindari kontak dengan hewan liar atau menkosumsi daging yang diburu dari hewan liar. Sarung tangan dan pakaian pelindung perlu dikenakan saat menangani hewan sakit atau jaringan yang terinfeksi.

Baca juga artikel terkait WABAH CACAR MONYET atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom