Menuju konten utama

Wabah Antraks di Gunung Kidul DIY, Kemenkes: KLB Sudah Berakhir

Kemenkes menyebut sudah mengendalikan wabah antraks di Gunung Kidul sejak status KLB dicabut pada 6 Januari 2020.

Wabah Antraks di Gunung Kidul DIY, Kemenkes: KLB Sudah Berakhir
Petugas menyiapkan vaksin antraks di kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (17/1/2020). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ama.

tirto.id - Kementerian Kesehatan telah mencabut status Kejadian Luar Biasa (KLB) antraks di Kabupaten Gunung Kidul, DIY.

Dirjen Pencegahan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantoro menyebut, KLB berjalan mulai 28 Desember 2019-6 Januari 2020.

Menurut dia, penetapan KLB berdasar wabah antraks yang menyebar dari Kecamatan Ponjong ke Kecamatan Semanu. Berdasar pola persebaran antraks yang melintasi daerah Kemenkes mengkategorikannya sebagai wabah. Anung menyebut, wabah tersebut masih bisa dikendalikan.

"Kejadian di Gunung Kidul karena kasusnya ini cukup banyak pada satu periode waktu, kami menyebutnya sebagai kejadian luar biasa (KLB). Periodenya singkat kemarin itu mulai 28 Desember laporan kasusnya, sampai tidak ditemukan kasus baru sejak 6 Januari 2020," kata Anung di Gunung Kidul seperti dilansir Antara, Jumat (17/1/2020).

Kemenkes punya standar dalam penetapan KLB yakni penyakit yang sudah meningkat dari periode ke periode.

"Jadi kalau kemarin tidak ada, dan hari ini ada satu saja, maka saya menyebutnya adalah kejadian luar biasa," ujar dia.

Anung juga bilang, dalam penanganan antraks ada tiga aspek yakni meliputi kesehatan orang, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan karena sifatnya spora dari antraks itu adalah spora yang sangat tahan di dalam berbagai hal yang berkaitan dengan cuaca.

Spora-spora antraks diduga sudah menyebar ke beberapa wilayah meski perlu pengujian lebih lanjut.

Meski Gunung Kidul kini diklaim aman dari persebaran antraks lagi, Anung menyebut pola penularan bukan manusia ke manusia, melainkan manusia ke orang lain melalui media bisa hewan. Sporanya menyebar melalaui udara atau tanah yang terkontaminasi.

"Aman dalam artian untuk manusia iya," katanya.

Saat ini, sebanyak 27 warga Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong dinyatakan positif antraks.

Dalam wabah antraks tersebut, persebarannya dari hewan yang disembelih dan dagingnya dikonsusi masyarakat. Rentetan antraks pada 2019 telah mengakibatkan seorang warga meninggal.

Baca juga artikel terkait ANTRAKS

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz