Menuju konten utama

Virus Marburg Adalah Apa, 10 Gejala, Penularan, Cara Mencegahnya

Media penularan virus Marburg bisa melalui selaput lendir, darah, cairan tubuh hingga media bahan kain atau selimut yang terkena permukaan kulit yang luka.

Virus Marburg Adalah Apa, 10 Gejala, Penularan, Cara Mencegahnya
Virus Marburg. foto/istockphoto

tirto.id - Virus Marburg belakangan banyak diperbincangkan kalangan medis dunia sejak temuan kasusnya di wilayah Guinea Ekuatorial pada Februari 2023 silam.

Virus ini menyebabkan penyakit demam berdarah Marburg, jenis demam berdarah paling parah dengan tingkat kematian rata-rata mencapai 50 persen.

Bahkan laman WHO melansir, kemungkinan kasus kematian dalam wabah dapat mencapai antara 24 % hingga 88 % tergantung pada strain virus dan bagaimana pihak medis memanajemen wabah.

Ditemukan pertama kali pada 1967 saat terjadi wabah simultan di wilayah bernama Marburg, Frankfurt, Jerman. Virus Marburg disejajarkan dengan ganasnya virus Ebola sebab menimbulkan wabah dengan angka kematian yang tinggi.

Usai penemuan pertama wabah di Marburg, kemunculan wabah di Beograd, Serbia pada tahun 1967 makin mempertebal kewaspadaan terhadap virus ini.

Cara Penularan Virus Marburg

Virus Marburg hidup dan berkembang biak dalam tubuh Rousettus aegyptiacus, sejenis kelelawar buah yang berasal dari famili Pteropodidae. Melalui tubuh kelelawar yang menjadi inangnya, virus tersebut kemudian menyebar ke manusia.

Laman Dinkes melansir, kelelawar jenis ini sebenarnya bukan spesies asli Indonesia, namun Indonesia masuk dalam jalur mobilisasi koloninya sehingga selalu ada kemungkinan terjadi penularan pada manusia.

Dugaan awal kontak antara manusia dan kelelawar pertama kalinya terjadi di lokasi tambang atau gua tempat hidup koloni kelelawar. Setelah virus menginfeksi manusia, maka lebih mudah terjadi penularan ke manusia lainnya.

Media penularan virus Marburg bisa melalui selaput lendir, darah, sekresi, cairan tubuh orang yang terinfeksi ke manusia lain langsung atau lewat media bahan kain atau selimut yang terkena permukaan kulit yang luka.

Penularan kerap terjadi pada perawat yang bertugas menangani pasien yang diduga atau dikonfirmasi terinfeksi virus Marburg.

Ada pula yang tertular melalui peralatan suntik bekas digunakan pasien. Bahkan pada prosesi penguburan yang melibatkan kontak kulit antara jenazah dan petugas.

Gejala yang Terlihat pada Penyakit Virus Marburg

Jika virus berhasil masuk ke tubuh manusia sehat, maka akan terjadi masa ovulasi selama antara 2-21 hari hingga penderita menampakkan gejala penyakit virus Marburg.

Merujuk laman CDC, gejalanya antara lain:

  1. Demam panas tinggi namun menggigil kedinginan
  2. Pusing / sakit kepala parah
  3. Tubuh terasa pegal linu
  4. Nyeri otot
  5. Diare parah
  6. Sakit perut / kram
  7. Mual dan muntah
  8. Ruam makulopapular di dada, punggung, perut
  9. Sakit tenggorokan
  10. Perdarahan dapat muncul di hari 5-7 usai demam, keluar dari hidung, gusi dan vagina
Lantaran, kondisi mual dan muntah serta diare parah pada pasien, mereka kerap mengalami dehidrasi sehingga terlihat mata cekung, wajah kuyu yang pucat mirip hantu. Kasus kematian umumnya terjadi usai fase perdarahan di hari ke 8-9 akibat kehabisan darah dan cairan.

Pengobatan Penyakit Virus Marburg

Pencegahan dengan vaksinasi terhadap virus Marburg hingga saat ini masih belum ada. Namun untuk mencegah penularan, sebaiknya menghindar dari lokasi wabah dan penyebab penularan dengan melakukan isolasi penderita.

Pertolongan pertama adalah segera membawa pasien ke faskes terdekat. Pengobatan yang dilakukan oleh paramedis terhadap penderita penyakit virus Marburg adalah dengan perawatan suportif-rehidrasi dengan cairan oral atau intravena.

Bahasa sederhananya adalah dengan mengganti cairan tubuh yang hilang melalui infus serta minuman dengan elektrolit.

Pemberian antibodi monoklonal serta antivirus juga terkadang dilakukan oleh pihak medis. Misalnya jenis antivirus yang juga digunakan pada penyakit Ebola.

Pencegahan Penularan Virus Marburg

  • Menghindar dari lokasi dimana terdapat koloni kelelawar buah.
  • Jika terpaksa bekerja di lokasi yang terdapat kelelawar jenis berbahaya itu, gunakan pakaian tertutup dan masker.
  • Masak semua produk hewani hingga matang, ketika sedang terjadi wabah.
  • Hindari kontak fisik dengan pasien yang terinfeksi, terutama dengan cairan tubuhnya.
  • Kenakan APD jika harus merawat pasien dengan infeksi virus Marburg.
  • Membiasakan cuci tangan dengan hand sanitizer.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari