Menuju konten utama

Vincent Kompany Tak Melupakan Pendidikan

Di tengah kesibukannya sebagai pesepakbola profesional, Vincent Kompany ternyata masih menyempatkan diri menuntut ilmu.

Vincent Kompany Tak Melupakan Pendidikan
Vincent Kompany, sang kapten sekaligus bek tengah Manchester City. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - “Dia melakukannya lagi,” tulis Rob Smyth dalam laporan pertandingan antara Manhcester City vs Manchester United di Guardian.

Smyth tengah menyinggung Vincent Kompany yang baru saja mencetak gol ke gawang Manchester United, sebuah ulangan enam tahun lalu ketika gol semata wayangnya pada tim yang sama, bisa dikatakan, membawa Manchester City merengkuh trofi Liga Premier untuk pertama kalinya.

Sabtu malam kemarin (7/4/2018), Vincent Kompany mungkin berpikiran sama dan barangkali sudah mulai membayangkan pesta saat sundulannya di menit ke-25 tak mampu ditepis kiper David de Gea. Apalagi ketika Ilkay Gundogan berhasil menggandakan keunggulan enam menit kemudian.

Pertandingan derby antara Manchester City vs Manchester United kemarin memang terasa spesial buat kubu The Citizen. Jika menang, mereka bakal merengkuh mahkota Liga Premier untuk ketiga kalinya, dan kemenangan terhadap tim mana lagi kalau bukan rival abadi mereka, Manchester United, yang bakal memberi sentuhan akhir paling manis itu.

Sayang, dua gol cepat dari Paul Pogba (’53, ’55) dan gol pamungkas dari Chris Smalling (’69) di babak kedua memaksa City menunda pesta yang sudah mereka siapkan, serta mengubur niatan mempermalukan musuh bebuyutannya itu dalam-dalam.

Ini merupakan dua kekalahan beruntun yang dialami City. Tiga hari sebelum laga derby, tim asuhan Pep Guardiola ini dibekuk Liverpool 3-0 di ajang Liga Champions. Meski tidak secara terang menyalahkan jadwal yang mepet sebagai biang keladi kekalahan, Kompany menyebut itu sebagai salah satu faktor.

“Anda mungkin bisa melihat di babak kedua, tim yang memiliki tujuh hari untuk mempersiapkan diri dan kami yang hanya punya tiga hari,” katanya seperti dikutip Manchester Evening News.

Kendati menuai kekalahan, peluang City untuk meraih trofi Liga Premier masih terbuka lebar. Mereka hanya perlu memenangkan dua pertandingan lagi dari enam laga yang tersisa, atau menang satu kali asalkan di saat bersamaan MU menderita kekalahan.

Bermula di Anderlecht

Vincent Kompany, yang lahir pada 10 April 1986 di Uccle, Brussels, Belgia, memulai debut profesionalnya ketika berusia tujuh belas tahun di tim Anderlecht. Menggantikan kapten tim, Glen de Boeck, yang mengalami cedera, penampilan Kompany begitu memuaskan sampai-sampai sang pelatih Hugo Broos langsung menunjuknya sebagai pemain inti. Kembalinya sang kapten yang telah sembuh dari cedera tak menggoyahkan posisi Kompany.

Sebagai pemain inti Kompany diturunkan baik di pertandingan domestik (Pro Liga) maupun internasional (Liga Champions). Dan di ajang terakhir inilah namanya mulai dikenal ke seantero Eropa.

“Arsenal, Barcelona, Bayern Munchen, Juventus and Ajax menyatakan ketertarikannya, sementara kepala scout Manchester United, Martin Ferguson, juga berangkat untuk menyaksikan aksi Kompany,” tulis UEFA.

Bersama Anderlecht, pemain yang bernama lengkap Vincent Jean Mpoy Kompany ini mempersembahkan gelar Pro Liga Belgia 2003/04 dan 2005/06 sebelum akhirnya pindah ke Bundesliga membela Hamburger SV pada 2006. Di salah satu tim tertua di Bundesliga tersebut, Kompany bertahan selama dua tahun dan ikut mempersembahkan Piala Intertoto pada 2007.

Pada 22 Agustus 2008, pemain memiliki tinggi 193 cm ini resmi berkostum Manchester City. Merumput hampir sepuluh tahun bersama The Citizen, Kompany mengoleksi gelar FA 2010/11, Liga Premier 2011/12, 2013/14, Piala Liga 2013/14, 2015/16, 2017/18, serta trofi Community Shield 2012.

Namun, dari semua gelar itu, tak ada yang memiliki nilai simbolis lebih tinggi selain gelar juara Liga Premier musim 2011/12. Bukan saja itu merupakan gelar liga pertama City, melainkan juga prestasi itu diraih lewat kejar-kejaran poin yang menegangkan sepanjang musim dengan rival sekota mereka, Manchester United. Bahkan penentuan gelar juara harus ditentukan di pertandingan terakhir.

Vincent Kompany memiliki andil besar musim itu ketika golnya ke gawang MU di pekan ke-36, membawa City menggeser MU di puncak klasemen unggul selisih gol. Hanya menyisakan dua pertandingan, City akhirnya keluar sebagai juara setelah memenangi kedua laga itu.

Infografik Vincent kompany

Penyandang Gelar Master

Selain disibukkan dengan sepakbola, Vincent Kompany ternyata tak melupakan pentingnya pendidikan. Bulan Desember tahun lalu, misalnya, ia berhasil meraih gelar MBA (Master of Business Administration) dari Manchester Business School.

“Aku selalu merasa pendidikan sangat penting. Saat Anda bermain bola di level tertinggi, mengelola keuangan pribadi pun mulai tampak seperti menjalankan bisnis. Sangat penting bagiku untuk memahami apa yang dibicarakan akuntanku,” katanya seperti dilansir MBS News.

Menurut Guardian, dalam salah satu risetnya tentang memaksimalkan pendapatan sebagai tuan rumah (home advantage), kapten Manchester City ini menyimpulkan harga tiket harus diturunkan untuk alasan bisnis. Karena itu ia mengimbau klub-klub Liga Premier untuk berupaya keras menurunkan harga tiket dan menarik kembali “orang-orang yang tepat” kembali pada sepakbola.

Keuntungan sebagai tuan rumah bergantung pada atmosfer yang Anda buat di dalam stadion, dan itu berkaitan dengan orang-orang yang datang ke stadion. Liga Premier menghasilkan pendapatan dua atau tiga kali lebih besar dari lima liga top di Eropa lainnya, jadi pada titik apa Anda menyadari bahwa pendapatan Anda lebih besar dari produk TV, dan bukan dari tiket pertandingan?”

Menurut Kompany, jika pendapatan terbesar memang dari produk TV, bagaimana pihak klub berusaha untuk membuat produk terbaik. Bukan hanya mendatangkan pemain kelas dunia, melainkan juga atmosfer terbaik di stadion. Artinya, menciptakan situasi yang memungkinkan “orang yang tepat” datang ke stadion. Menurunkan harga tiket.

Apa itu “orang yang tepat”? Fans lokal, fans setia mendukung secara turun temurun, yang dalam beberapa tahun terakhir makin tersisihkan oleh para "turis" akibat harga tiket yang terus meroket.

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA atau tulisan lainnya dari Bulky Rangga Permana

tirto.id - Olahraga
Reporter: Bulky Rangga Permana
Penulis: Bulky Rangga Permana
Editor: Zen RS