Menuju konten utama

Video "Habisi Ahok" Viral, Apa Ahokers Tetap Dukung Jokowi?

Beberapa Ahokers mengatakan mereka tetap mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019, meski pernyataan Ma'ruf Amin soal "habisi Ahok" beredar luas.

Video
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 K.H. Ma'ruf Amin berorasi saat hadir pada kampanye terbuka di Lapangan Kamboja, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Sabtu (30/3/19). ANTARA FOTO/Dodo Karundeng/wsj.

tirto.id - Video calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat membicarakan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) beredar luas di media sosial. Dalam video yang salah satunya dicuitkan oleh penguna Twitter @sofia_ardani itu, Ma'ruf membicarakan BTP dengan nada negatif.

"Menurut saya, Ahok itu sumber konflik. Bangsa ini akan konflik, tidak akan berhenti kalau Ahok tidak.... Maka itu.. Maka itu Ahok harus kita habisi... Itu sudah pakainya fikih siyasah namanya," kata Ma'ruf.

Video itu juga merekam beberapa orang yang mendengar Ma'ruf bicara, salah satunya Yusuf Mansur.

Video ini ramai dibicarakan karena relasi antara Ma'ruf dan BTP itu sendiri. Setelah BTP mengeluarkan pernyataan kontroversial soal Al-Maidah ayat 51, Majelis Ulama Indonesia kemudian menyikapinya dengan membuat fatwa yang intinya menyebut pernyataan tersebut adalah penghinaan terhadap Alquran.

Dan orang yang paling bertanggung jawab atas fatwa itu tak lain adalah Ma'ruf Amin sendiri, ketika dia menjabat Ketua Umum MUI. Bersama Sekjen MUI Anwar Abbas, Ma'ruf menandatangani fatwa tersebut.

Sementara BTP adalah bekas wakil Joko Widodo ketika jadi orang nomor 1 di DKI Jakarta. Orang yang sama kini maju kembali sebagai calon presiden dan didampingi Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden.

Pertanyaannya, bagaimana sikap pendukung BTP setelah video ini beredar?

Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga pengagum BTP, Dedek Prayudi, menyatakan "tak ada keraguan" untuk tetap mendukung Jokowi-Ma'ruf. Dedek bahkan mengklaim Ahokers--sebutan untuk para penggemar BTP--lainnya juga tak akan terpengaruh dengan video tersebut.

"Saya dan teman-teman Ahokers tetap mendukung Jokowi dan kami menerima bahwa Pak Kiai maju mendampingi Pak Jokowi. Tidak ada keraguan di situ," ujar Dedek kepada reporter Tirto, Kamis (4/4/2019).

Ia bahkan menduga video itu memang sengaja diedarkan untuk kepentingan politis: Pemilu 2019. Ia berasumsi orang yang menyebar video itu hendak memecah dukungan dari pendukung Ahok untuk Jokowi-Ma'ruf.

"Mereka yang ingin memecah belah ini yang mengingatkan siapa yang seharusnya kami lawan," ucap Dedek.

Haidar Alwi, Ahokers yang saat ini menjadi pembina Solidaritas Merah Putih (Solmet) Jokowi, juga mengatakan hal serupa. Video tersebut tak akan menyurutkan dukungannya untuk Jokowi-Ma'ruf.

"Kalau saya bilang bukan memengaruhi, justru makin menguatkan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf. Kami makin mantap," ucap Haidar kepada reporter Tirto.

Haidar melihat pernyataan Ma'ruf dalam video itu bukan pernyataan pribadi, melainkan sebagai Ketum MUI. Ia beranggapan Ma'ruf terdesak untuk memfatwa Ahok, bahkan menjadi saksi memberatkan dalam persidangan.

"Dia enggak bisa berbuat apa-apa karena dalam pleno bukan Ma'ruf saja, ada juga puluhan ormas yang mendesaknya harus katakan itu," katanya.

Bagi Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin, respons ini sebetulnya tak mengejutkan. Ahokers, kata Ujang, sudah sepenuh hati mendukung Jokowi. Mereka cenderung tak peduli atau memaklumi apa yang terjadi.

"Ahokers itu walaupun tidak mendukung Ma'ruf tapi mereka mendukung Jokowi. Jadi mereka tidak akan terpengaruh. Dan tetap akan mendukung Jokowi-Ma'ruf," kata Ujang saat dihubungi reporter Tirto.

Klarifikasi Ma'ruf

Ma'ruf Amin sendiri membenarkan isi video, tapi menekankan kalau itu sudah dipotong sehingga terlepas dari konteksnya.

Konteks yang dimaksud, kata Ma'ruf, adalah ketika sejumlah pemuka agama menemuinya. Mereka meminta Ma'ruf mendukung Anies Baswedan--yang ketika video itu dibuat sudah jadi Gubernur DKI--untuk maju sebagai calon presiden.

"Waktu itu, beberapa ustaz mengajak saya untuk mendukung Anies Baswedan menjadi calon presiden," katanya, mengutip Antara.

Mereka meminta Ma'ruf untuk turut serta mendukung agar Jokowi tak terpilih lagi sebagai presiden. Mereka, masih menurut sumber yang sama, berharap apa yang terjadi di Pilgub DKI bisa terulang.

Tapi Ma'ruf tak setuju. Ketika itulah dia bilang tak mau mendukung Anies.

"Saya tidak mau mendukung Anies. Karena sekarang eranya Pak Jokowi. Dia harus selesai dua periode. Kalau video itu utuh, orang akan tahu substansinya. Pernyataan saya di video itu, Pak Jokowi berbeda dengan Ahok," tambahnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino