Menuju konten utama
Catatan Reporter

VIDEO: Bruder Angelo Mengaku Cabuli Anak Panti, tapi Kini Ia Bebas

Angelo memang ditangkap, tapi ia hanya dipenjara tiga bulan. Mengapa demikian? Bagaimana ia bisa mengecoh gereja hingga negara?

VIDEO: Bruder Angelo Mengaku Cabuli Anak Panti, tapi Kini Ia Bebas
Ilustrasi Bruder Angelo. tirto.id/Lugas

tirto.id - Nama aslinya Lukas Lucky Ngalngola. Namun, selama mengurus panti asuhan yang didirikannya di Depok, Jawa Barat, ia biasa dipanggil Bruder Angelo.

Pada Mei 2015 ia kembali ke wilayah Keuskupan Bogor karena diutus untuk berkarya oleh kongregasinya yang berpusat di Filipina, Blessed Sacrament Missionaries of Charity.

Angelo kemudian mendirikan panti asuhan pada Desember di tahun yang sama. Inilah realisasi ‘berkarya’ yang ia maksud. Namanya Yayasan Kencana Bejana Rohani, di Perumahan Mutiara dan di Jalan Belimbing, Depok.

Hingga tahun lalu panti menampung sekitar 70-an orang. Penghuninya merentang dari usia anak, remaja, hingga yang memasuki usia dewasa.

Di luar Angelo nampak seperti orang baik. Reputasinya bagus di kalangan gereja Katolik. Pihak Gereja Katolik melalui Majalah Hidup pernah menerbitkan artikel pujian terhadap kiprah Angelo.

Misalnya, bagaimana Angelo rajin mengunjungi pemukiman para pemulung. Atau saat ia punya agenda reguler ke panti jompo. Tak lupa, komitmennya untuk menampung puluhan anak-anak dari keluarga miskin.

Tidak ada yang menyangka, di balik itu semua ia menyimpan rekam jejak gelap. Bagi penghuni panti asuhan, Angelo adalah predator seksual dengan julukan ‘kelelawar malam’.

Mengapa?

Sebab Angelo selalu mengenakan jubah dan penutup wajah serba-hitam saat mencabuli anak-anak panti.

Angelo kerap melancarkan aksinya saat anak-anak tertidur lelap. Berkali-kali ia ketahuan dan meminta maaf, sampai tertunduk-tunduk agar kasusnya tidak dibawa ke kepolisian. Tapi, berkali-kali juga ia mengulangi perbuatan yang sama.

Anak-anak panti pun ketakutan. Tidurnya tak nyenyak. Selain menjadi objek pemuas nafsunya, beberapa anak panti juga ada yang jadi sasaran kekerasan. Angelo menggunakan bambu penyangga jemuran pakaian dan kayu rotan untuk memukuli anak-anak.

Anak-anak bukannya tak berbuat sesuatu. Mereka pernah mengganjal pintu kamar dengan tempat tidur tingkat yang terbuat dari besi. Tapi, entah bagaimana caranya, Angelo tetap bisa menerobos.

Atau seorang korban kekerasan yang kabur ke Cileungsi. Korban mengaku tidak tahan. Ia berjalan kaki sejauh 20 kilometer menuju rumah saudaranya, untuk mencari perlindungan.

Setelah mengumpulkan keberanian, dan diyakinkan bahwa ada banyak pihak yang mendukung, tiga korban akhirnya melapor ke pihak kepolisian pada 13 September 2019. Keesokan harinya Angelo ditangkap.

Sayangnya, Angelo dibebaskan tiga bulan kemudian. Mengapa demikian? Bagaimana ia mengecoh gereja hingga negara?

Simak selengkapnya dalam video Catatan Reporter berikut ini, sebuah hasil kolaborasi antara Tirto.ID dan Jakarta Post.

Baca juga artikel terkait CATATAN REPORTER atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hukum
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Ivan Aulia Ahsan