Menuju konten utama

Vaksinasi COVID-19 Sebabkan Kanker Serviks, Hoaks atau Fakta?

Ada klaim yang mengatakan bahwa vaksinasi Corona atau COVID-19 dapat menyebabkan kanker serviks. Hoaks atau fakta?

Vaksinasi COVID-19 Sebabkan Kanker Serviks, Hoaks atau Fakta?
Warga negara asing yang menetap di Bali menjalani vaksinasi COVID-19 di wilayah Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (26/03/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/hp.

tirto.id - Kabar-kabar liar terkait efek samping vaksinasi COVID-19 beredar di masyarakat, terutama melalui sosial media. Salah satunya adalah klaim yang mengatakan bahwa vaksin Corona atau COVID-19 dapat menyebabkan kanker serviks. Hoaks atau fakta?

Unggahan yang menyebutkan kanker serviks bisa terpicu setelah seseorang mendapatkan vaksinasi COVID-19 beredar melalui rekaman video di sosial media. Video tersebut menampilkan perempuan yang menerima selembar surat agar melakukan pemeriksaan kanker serviks secara teratur usai divaksin COVID-19.

Satuan Tugas Penanganan (Satgas) COVID-19 melalui situs web resminya menegaskan bahwa kabar tersebut adalah berita bohong alias hoaks. Menurut Satgas COVID-19, surat yang ditunjukkan oleh perempuan di video itu tidak ada kaitannya dengan vaksinasi COVID-19.

Surat tersebut adalah formulir dari Cancer Care Ontario, sebuah lembaga kesehatan yang berbasis di Ontario, Kanada. Isi dari formulir itu adalah untuk mengingatkan kaum perempuan di Kanada agar melakukan tes Pap (pap smear) secara teratur untuk menyaring kanker serviks.

Ditegaskan lagi oleh Satgas COVID-19 lewat laman resminya, sejauh ini belum ada bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai kaitan vaksinasi COVID-19 dengan risiko terkena kanker serviks.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia terbukti aman. Hal tersebut disampaikan Menkes salah satunya di depan warga Tangerang Selatan, pada Rabu (2/6/2021) lalu.

"Ini [vaksin COVID-19 di Indonesia] terbukti aman, jadi bapak dan ibu tidak perlu khawatir. Justru lebih besar risiko orang yang tidak divaksin," tandas Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari Antara.

Maka itu, Menkes mengimbau warga bersedia divaksin karena dipastikan aman sesuai ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Vaksin memang bukan obat untuk menyembuhkan COVID-19, namun untuk membentuk antibodi yang lebih kuat.

"Vaksin ini hanya membuat daya tahan tubuh kita lebih kuat. Antibodi kita bisa melawan kalau virusnya masuk. Tapi bukan mencegah virusnya terkena ke kita," beber Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Jika menemukan informasi yang meragukan terkait COVID-19 maupun vaksinasi, cek kebenarannya dengan beberapa cara berikut ini:

  • Kirim pesan WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500
  • Cek di situs Kementerian Kominfo di https://komin.fo/inihoaks atau https://turnbackhoax.id dan https://cekfakta.com.
  • Cek dan buktikan hoaks terkait COVID-19, kunjungi https://s.id/infovaksin

Jangan lupa #ingatpesanibu dengan selalu menerapkan 3M yakni mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, memakai masker dengan benar, serta menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

____________________

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait VAKSINASI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH