Menuju konten utama

Vaksin yang Digunakan Indonesia Aman & Memenuhi Standar Kesehatan

Selain vaksin AstraZeneca, Indonesia juga telah menerima vaksin Sinopharm dan Sinovac.

Vaksinator menunjukan vaksin COVID-19 Astra Zeneca di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta, Selasa (8/6/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.

tirto.id - Indonesia kembali menerima kiriman vaksin sebanyak 1,5 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui jalur multilateral COVAC Facility pada pada Kamis malam (10/6/2021).

Kedatangan vaksin ini menambahkan jumlah vaksin AstraZaneca sebanyak 313.100 dosis. Terkait hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut jumlah vaksin yang telah diterima Indonesia sudah mencapai 93,7 juta dosis.

Wiku menjelaskan, selain vaksin AstraZeneca, Indonesia juga telah menerima vaksin Sinopharm dan Sinovac.

"Ketiga jenis ini, telah memperoleh Emergency Use of Listing (EUL) dari WHO (World Health Organization) sehingga telah memenuhi standar kualitas, keamanan dan efektivitas," kata Wiku sebagaimana dikutip laman Satgas Covid.

Pada perkembangan program vaksinasi, Pemerintah DKI telah melaksanakan program vaksinasi untuk masyarakat dengan usia diatas 18 tahun. Program vaksinasi ini dilakukan karena tingkat penularan COVID-19 di DKI Jakarta masih tinggi.

Pemberian vaksinasi untuk kelompok usia 18 tahun keatas dengan tetap memprioritaskan tenaga kesehatan, kelompok lanjut usia dan petugas pelayanan publik.

"Dan program vaksinasinasi COVID-19 telah memasuki tahap ke-3 melalui pelaksaanaan terbatas. Serta mempertimbangkan DKI Jakarta sebagai ibukota negara yang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi nasional," pungkas Wiku.

Vaksin adalah unsur penting dalam upaya mengatasi penyebaran penyakit menular dari waktu ke waktu, termasuk pandemi COVID-19 kali ini.

Sejarah mencatat, vaksin adalah unsur penting dalam upaya mengatasi penyebaran penyakit menular yang berulangkali terjadi dalam peradaban manusia dari waktu ke waktu

“Dulu pada waktu sebelum vaksin ditemukan, kematian karena penyakit menular seperti campak, difteri, dan pneumonia, banyak sekali,” kata dokter yang juga pakar imunisasi, dr. Jane Soepardi, MPH., dikutip dari situs resmi Satgas Penanganan COVID-19.

“Dengan lahirnya vaksin-vaksin ini, penyakit-penyakit menular berbahaya tersebut sudah hilang, walaupun masyarakat sering tidak menyadarinya,” tambahnya.

Maka dari itu, Dokter Jane mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak menolak vaksin COVID-19 yang sedang diupayakan pemerintah, dengan harapan bisa segera mengakhiri pandemi.

“Jadi masyarakat kita harus terus-menerus diberi pengetahuan tentang penyakit apa saja yang berhasil dicegah dengan [vaksin] imunisasi. Jangan sampai nanti lupa lalu menghindari vaksin sehingga muncul kembali penyakit-penyakit lama,” tuturnya.

“Masyarakat harus mengetahui vaksin jauh berbeda dengan obat. Karena vaksin akan diberikan kepada orang sehat, oleh sebab itu syarat vaksin dibuat sangat ketat. Jadi lebih baik jangan sampai tertular COVID-19, dan kalau kita beruntung mendapat imunisasinya, jangan ditolak, justru bersyukur kalau mendapat vaksin COVID-19,” lanjut Dokter Jane.

Satgas Covid-19 juga menekankan meskipun vaksin akan datang, kita harus tetap disiplin menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman). Mari kita praktikkan 3M tersebut sebagai satu-kesatuan karena 3M ini satu paket.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH