Menuju konten utama

Vaksin dan Strategi Kampanye Imunisasi di Tengah Pandemi COVID-19

Pemerintah sedang mempersiapkan vaksin untuk mendukung kampanye imunisasi yang tetap harus dilakukan di tengah masa pandemi COVID-19.

Vaksin dan Strategi Kampanye Imunisasi di Tengah Pandemi COVID-19
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz

tirto.id - Pemerintah sedang mempersiapkan vaksin untuk mendukung kampanye imunisasi yang tetap harus dilakukan di tengah masa pandemi virus corona seperti saat ini. Hal tersebut dikatakan oleh dr. Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19.

“Upaya lain yang tengah dilakukan pemerintah untuk menekan penularan COVID-19 adalah mewujudkan program vaksin untuk rakyat. Untuk ini, pemerintah tengah mempersiapkan vaksin dan tata laksana imunisasinya nanti,” ujar Dokter Reisa dikutip dari website resmi Satgas COVID-19, Senin (23/11/2020).

“Kemenkes [Kementerian Kesehatan] juga telah melatih lebih dari 8.600 vaksinator dari 23.000 vaksinator yang rencananya akan disiapkan untuk mendukung kampanye imunisasi nanti,” imbuhnya dalam dialog bertema “Tata Laksana Vaksinasi di Indonesia” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini.

Penerapan Strategi Kampanye Imunisasi

Hingga saat ini, vaksin yang diharapkan bisa mengakhiri pandemi COVID-19 masih terus diupayakan. Pemerintah pun sudah mempersiapkan strategi untuk kampanye imunisasi yang akan diterapkan jika vaksin sudah tersedia dan bisa didistribusikan.

Dokter yang juga pakar imunisasi, dr. Jane Soepardi, MPH., memaparkan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penerapan kampanye imunisasi apabila vaksin sudah tersedia nanti.

“Pertama, kita harus punya vaksinnya terlebih dahulu. Vaksin pun bukan sembarang merek. Jadi prinsip negara kita adalah vaksin yang digunakan nanti sudah terdaftar di WHO [Organisasi Kesehatan Dunia],” kata Dokter Jane.

“Faktor kedua yang perlu dipersiapkan adalah alat penyimpanannya, agar tidak cepat rusak. Ketiga adalah penentuan lokasi imunisasinya, biasanya menggunakan satu lokasi tertentu agar masyarakat mudah mengaksesnya,” lanjutnya.

“Lalu yang juga penting lainnya adalah orang yang akan diimunisasi. Kalau bisa sudah ada daftar nama yang dipegang petugas. Kemudian tambahannya adalah relawan yang membantu lalu lintas di lokasi nantinya,” beber Dokter Jane.

Dokter Jane mengingatkan, penyuluhan dan sosialisasi terencana sangat perlu dipersiapkan jauh-jauh hari. Selain itu, pelaksana program kampanye imunisasi nanti juga harus profesional di bidangnya sehingga mampu melaksanakan tugas dengan semestinya.

“Di setiap kali kampanye selalu ada masalah yang baru. Kalau tidak memiliki pengalaman sebelumnya akan gawat. Jadi penting sekali untuk imunisasi yang akan datang, jangan sampai orang yang tidak mengerti sama sekali dalam hal kampanye imunisasi ini diberi tugas dan tanggung jawab,” tegas Jane.

Sementara itu, Dokter Reisa menambahkan, disiplin penerapan 3M harus tetap dilakukan walaupun nantinya vaksin untuk COVID-19 sudah tersedia.

Perilaku 3M merupakan bagian dari kampanye #ingatpesanibu demi memutus penularan COVID-19, yakni Memakai masker dengan benar, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak dan menghindari kerumuman.

“Meskipun vaksin akan datang, kita harus tetap disiplin menerapkan 3M. Mari kita praktikkan 3M tersebut sebagai satu-kesatuan karena 3M ini satu paket. Terakhir, jangan takut diimunisasi ya,” tutup Dokter Reisa.

__________________________

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH