Menuju konten utama

Utusan PBB Libya Sebut Haftar Melakukan Upaya Kudeta di Tripoli

Ghassan Salame mengatakan, Komandan Libya Timur, Khalifa Haftar mencoba melakukan kudeta dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan Perdana Menteri Fayez al-Serraj. 

Utusan PBB Libya Sebut Haftar Melakukan Upaya Kudeta di Tripoli
Ilustrasi. Padat penduduk kota Tripoli Lebanon. Foto/Istock

tirto.id - United Nation atau PBB untuk Libya, Ghassan Salame mengatakan, Komandan Libya Timur, Khalifa Haftar mencoba melakukan kudeta dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Fayez al-Serraj, pada Senin (15/04/2019)

“Penangkapan ini terdengar seperti kudeta daripada kontraterorisme, ” kata Ghassan Salame seperti dilansir Aljazeera.

Pihak Haftar mengkonfirmasi perintah tersebut telah dikeluarkan dan pemerintah Serraj segera menolak permintaan dari Pemimpin Libyan National Army (LNA) itu.

Haftar menyerang Tripoli pada 4 April 2019 untuk merebut kendali Libya Barat dari kelompok bersenjata Government of National Accord (GNA) dan pejabat tinggi Tripoli lainya.

Para diplomat yakin saat ini Haftar tidak menghadapi tekanan untuk mundur dari para pendukung termasuk dari Uni Emirat Arab, Mesir dan Prancis, yang melihatnya sebagai taruhan terbaik untuk mengakhiri kekacauan kelompok politik yang mengganggu Libya sejak jatuhnya Gaddafi dalam pemberontakan 2011.

Serangan yang terjadi hampir 2 minggu lalu menelan 174 orang tewas dan 756 lainnya terluka. Menghantam infrastruktur sipil dan rumah-rumah penduduk, terutama di selatan Tripoli di mana pasukan Haftar berusaha menembus pertahanan pemerintah Libya Barat.

Menurut catatan Reuters, dua rudal juga menyerang gudang Kementerian Pendidikan Minggu (14/4/2019) malam, menghancurkan 3,1 juta buku sekolah.

Lebih dari 18.000 orang terlantar akibat pertempuran itu. Hampir 150 orang tewas dan lebih dari 600 orang terluka.

Badan kemanusiaan PBB OCHA mengatakan penargetan warga sipil adalah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.

PBB untuk Libya atau UNSMIL pemboman sekolah, rumah sakit, ambulans dan wilayah sipil dilarang keras, dan pihaknya telah mendokumentasikan kasus-kasus semacam itu untuk Dewan Keamanan PBB.

“Kami prihatin dengan meningkatnya korban sipil, kami prihatin dengan kerusakan infrastruktur sipil yang vital.” kata David Satterfield, Penjabat Asisten Sekretaris AS mewartakan Reuters.

Salame, yang rencananya untuk ingin melakukan konferensi rekonsiliasi nasional minggu ini harus ditunda karena pertempuran.

Dia berharap kedua belah pihak akan menyadari dalam beberapa hari mendatang keduanya tidak dapat mencapai kemenangan militer secara langsung.

Baca juga artikel terkait SERANGAN DI LIBYA atau tulisan lainnya dari Dina Arristy

tirto.id - Politik
Penulis: Dina Arristy
Editor: Yandri Daniel Damaledo