Menuju konten utama

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 408,6 Miliar Dolar AS di Q2 2020

BI menyebut utang luar negeri Indonesia per Juni 2020 atau kuartal II (Q2) 2020 mencapai 408,6 miliar dolar AS.

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 408,6 Miliar Dolar AS di Q2 2020
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

tirto.id - Bank Indonesia menyatakan utang luar negeri (ULN) Indonesia per Juni 2020 atau kuartal II (Q2) 2020 mencapai 408,6 miliar dolar AS. Angka ini terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) 199,3 miliar dolar AS dan ULN swasta termasuk BUMN senilai 209,3 miliar dolar AS.

Rasio ULN Indonesia pada Q2 2020 pun naik menjadi 37,3% PDB masih di bawah batas yang dibolehkan UU di angka 60% PDB. Namun angka itu naik dari Q1 2020 yang hanya 34,5% PDB. Sekitar 89% ULN didominasi utang jangka panjang.

“ULN Indonesia tersebut tumbuh 5,0% (yoy), (pertumbuhannya) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (Q1 2020) sebesar 0,6% (yoy),” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Jumat (14/8/2020).

Kenaikan utang ini disebabkan penambahan utang pemerintah secara netto baik pemerintah maupun swasta. Onny menambahkan faktor penguatan rupiah terhadap dolar AS juga ikut menyumbang penambahan ULN dalam bentuk rupiah.

Jika dirinci, ULN pemerintah per Q2 2020 dengan nilai 196,5 miliar dolar AS mengalami kenaikan 2,1% (yoy). Kenaikan ini lebih pesat dari triwulan sebelumnya yang malah terkontraksi 3,6% (yoy).

Kenaikan ULN pemerintah disebabkan adanya penerbitan Sukuk Global untuk memenuhi target pembiayaan. Lalu arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga dinilai masih cukup tinggi.

ULN pemerintah digunakan antara lain 23,5% untuk jasa kesehatan dan kegiatan sosial, 16,4% untuk konstruksi, 16,3% untuk jasa pendidikan, 12,4% untuk jasa keuangan dan asuransi, serta 11,7% untuk sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.

Sementara itu, ULN swasta yang mencapai 203,9 miliar dolar AS di Q2 2020 mencatatkan pertumbuhan 8,2% (yoy). Penambahannya lebih pesat dari Q1 2020 yang tumbuh hanya 4,7% (yoy).

Kenaikan ULN swasta di Q2 2020 didukung oleh penambahan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan yang mencapai 11,4% (yoy). Angka ini melejit dari Q1 2020 yang hanya tumbuh 7% (yoy).

ULN lembaga keuangan masih mengalami kontraksi. Namun pada Q2 2020 kontraksinya menipis seiring adanya kenaikan di Q2 2020 menjadi hanya 1,7% (yoy) padahal Q1 2020 kontraksi 2,4% (yoy).

“Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin (LGA), sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan,” ucap Onny.

Baca juga artikel terkait UTANG LUAR NEGERI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz