Menuju konten utama

Utang Luar Negeri RI Januari 2021 Sentuh 420,7 Miliar Dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia per akhir Januari 2021 menyentuh 420,7 miliar dolar AS. Angka ini naik 2,6 persen secara year on year (yoy).

Utang Luar Negeri RI Januari 2021 Sentuh 420,7 Miliar Dolar AS
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) per akhir Januari 2021 menyentuh 420,7 miliar dolar AS. Angka ini naik 2,6 persen secara year on year (yoy). Kenaikan ini melambat dari pertumbuhan ULN Desember 2020 yang mencapai 3,4 persen yoy.

“Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Januari 2021 yang tetap terjaga di kisaran 39,5%, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,4%,” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (16/3/2021).

Dari total itu, sekitar 213,6 miliar dolar AS bersumber dari ULN sektor publik yang mencangkup pemerintah dan bank sentral. ULN pemerintah sendiri pada Januari 2021 mencapai 210,8 miliar dolar AS dan sisanya bank sentral.

Posisi ULN pemerintah itu naik 2,8 persen secara year on year (yoy). Kenaikan ULN pemerintah Januari 2021 ini didorong oleh meningkatnya penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar AS dan Euro di awal tahun. Perkembangan ULN juga didorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang meningkat.

Meski naik, nilai itu relatif melambat dari pertumbuhan Desember 2020 lalu 3,3 persen yoy. Perlambatan ini disebabkan karena pemerintah melakukan pembayaran pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo.

Di luar ULN pemerintah, ada ULN sektor swasta berjumlah 207,1 miliar dolar AS. ULN ini mencangkup porsi ULN BUMN dan swasta nasional.

Angkanya tumbuh 2,3 persen yoy. Kenaikannya melambat dari pertumbuhan Desember 2020 lalu yang mencapai 3,8 persen yoy.

Perlambatan ULN swasta ini disebabkan berlanjutnya kontraksi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan yang mencapai 4,9 persen meski sudah relatif lebih rendah dari Desember 2020 yang kontraksi 6,3 persen yoy. Sementara ULN perusahaan lembaga keuangan terkontraksi 6,1 persen yoy lebih buruk dari kontraksi Desember 2020 4,7 persen yoy.

Baca juga artikel terkait UTANG LUAR NEGERI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz