Menuju konten utama

Usmar Ismail dan Film Tiga Dara, Karyanya yang Sangat Ia Benci

Usmar Ismail berkali-kali mengungkapkan ketidaksukaannya kepada film Tiga Dara yang dibuatnya

Usmar Ismail dan Film Tiga Dara, Karyanya yang Sangat Ia Benci
Usmar Ismail bersama Djamaluddin Malik tiba di Jakarta; 1955. FOTO/Wikicommon

tirto.id - Google Doodle hari ini, Selasa (20/3/2018) merayakan ulang tahun ke-97 Bapak Film Indonesia, Usmar Ismail.

Karya Usmar Ismail yang sering disebut-sebut adalah film Tiga Dara (1956) yang pada 11 Agustus 2016 kemarin versi restorasinya ditayangkan kembali di bioskop-bioskop Indonesia.

Tiga Dara seringkali dianggap sebagai salah satu film terbaik Usmar Ismail. Namun, di sisi lain, Usmar Ismail berkali-kali mengungkapkan ketidaksukaannya kepada filmnya tersebut.

Usmar Ismail, yang dikenal sangat idealis dalam berkarya, menganggap Tiga Dara hanyalah film yang dibuat untuk tujuan komersial. Seperti dilaporkan Tirto dalam Mengawetkan Kala dalam Restorasi Tiga Dara, Tiga Dara memang diproduksi saat Perfini—yang didirikan oleh Usmar Ismail—tengah mengalami kesulitan keuangan.

Djadoeg Djajakusuma, sesama pendiri Perfini, turut menyampaikan kekesalan Usmar kepada Tiga Dara. Ia menyatakan bahwa Usmar Ismail memang tidak pernah menikmati sepenuhnya kesuksesan Tiga Dara.

“Usmar sangat malu dengan film itu. Niatnya menjual Tiga Dara ketika masih dalam tahap pembikinan memperlihatkan betapa beratnya bagi dia menerima kenyataan bahwa harus membuat film seperti itu,” katanya seperti dikutip dari buku "Profil Dunia Film Indonesia".

Pascapembuatan Tiga Dara, Usmar Ismail seakan diperah untuk memproduksi film-film yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Produksi Tiga Dara selanjutnya diikuti oleh peluncuran Delapan Pendjuru Angin dan Asmara Dara yang juga sukses secara komersial. Kedua film tersebut memiliki genre yang sama dengan Tiga Dara.

”Meskipun uang masuk, Perfini toh tidak lagi membikin film-film seperti yang dicita-citakan Usmar semula,” imbuh Djajakusuma.

Saat beredar di bioskop, Tiga Dara sukses mendapat keuntungan yang cukup besar. Tiga Dara sukses diputar selama delapan minggu berturut-turut dan menembus bioskop AMPAI (American Motion Pictures Association of Indonesia), berdampingan dengan film-film Holywood.

Seperti juga diungkapkan Usmar Ismail dalam buku "Mengupas Film", Tiga Dara merupakan film produksi Perfini (Persatuan Film Nasional Indonesia) yang terlaris. Tiga Dara berhasil membukukan penjualan sebesar 10 juta rupiah dan keuntungan bersih hingga 3 juta rupiah, jumlah yang terhitung tinggi untuk masa itu.

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani