Menuju konten utama

Usai Teror Christchurch, Warga Selandia Baru Menjaga Salat Jumat

Peringatan saat salat Jumat ini diadakan sehari setelah pemerintah mengeluarkan larangan penggunaan senjata semi-otomatis di Selandia Baru.

Usai Teror Christchurch, Warga Selandia Baru Menjaga Salat Jumat
Warga meletakkan bunga di depan Masjid Wellington, Kilbirnie, Wellington, Selandia Baru, Sabtu (16/3/2019). Warga Wellington meletakkan bunga sebagai aksi solidaritas pascapenembakan di dua masjid kota Christchurch pada Jumat (15/3). ANTARA FOTO/Ramadian Bachtiar/wpa.

tirto.id - Warga Selandia Baru akan menjaga pelaksanaan salat Jumat di masjid-masjid usai peristiwa penembakan yang terjadi pada Jumat minggu lalu. Penembakan yang menewaskan 50 orang itu terjadi saat jemaah sedang melaksanakan salat Jumat di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Associated Press News mewartakan, Perdana Menteri Jacinda Ardern dan ribuan orang berkumpul di Hagley Park di seberang Masjid Al Noor, Christchurch untuk menjaga pelaksanaan salat Jumat pada pukul 01.30 siang waktu setempat.

Ribuan warga lainnya mendengarkan di radio atau menonton televisi ketika salat Jumat itu disiarkan langsung. Sebelum salat dilaksanakan, jemaah dan orang-orang yang berkumpul mengheningkan cipta selama 2 menit.

Fahim Imam (33) dari Auckland terbang pada Jumat (22/3/2019) pagi dari kota terbesar di Selandia Baru untuk bersama-sama menjalankan salat Jumat di Chrisstchurch. Ia lahir dan dibesarkan di Christchurch tapi pindah 3 tahun lalu.

"Sungguh menakjubkan melihat bagaimana negara dan masyarakat bersatu, benar-benar membuat saya terpukau," kata Imam sebelum salat.

"Saat saya mendarat di Christchurch, saya bisa merasakan cinta di sini. Saya tidak pernah merasa lebih bangga menjadi seorang Muslim, atau seorang Kiwi dalam hal ini. Itu membuat saya benar-benar bahagia bisa mengatakan saya orang Selandia Baru," tambahnya.

Dia mengatakan masjid tempat orang biasa berdoa itu penuh dengan karangan bunga.

Peringatan saat salat Jumat ini diadakan sehari setelah pemerintah mengeluarkan larangan penggunaan senjata semi-otomatis "gaya militer" dan senjata yang digunakan dalam serangan Jumat pekan lalu.

"Setiap senjata semi-otomatis yang digunakan dalam serangan teroris pada Jumat akan dilarang," kata Ardern.

Salah satu warga, Ismat Fatimah (46) mengatakan sedih melihat Masjid Al Noor, yang masih dikelilingi oleh barikade, petugas polisi bersenjata, bunga-bunga, dan pesan dari para warga.

"Kami merasa lebih kuat dari sebelumnya, dan kami adalah satu," katanya.

Dia mengatakan akan berdoa untuk orang-orang yang meninggal.

Sejumlah geng motor di Selandia Baru berjanji akan mengawal kegiatan salat Jumat umat Islam Christchurch, Selandia Baru. Salat Jumat ini adalah kali pertama umat Islam Christchurch setelah insiden teror penembakan pada Jumat pekan lalu (14/03).

Geng Motor yang terdiri dari The Mongrel Mob, King Cobra, dan The Black Power, mereka akan berjaga-jaga di luar Masjid Jamia di Hamilton selama salat Jumat berlangsung.

"Kami akan mendukung dan membantu saudara-saudari Muslim kami selama mereka membutuhkan kami," kata Presiden Mongrel Mob Waikato Sonny Fatu yang dilansir Stuff.

Fatu mengatakan kepada publik kelompoknya menjanjikan dukungan damai setelah teror yang terjadi pada Jumat lalu.

"Kami tidak akan dipersenjatai. Kami secara aman mengamankan perimeter yang terjaga keamanannya, dengan anggota masyarakat lain, untuk memungkinkan mereka merasa nyaman," kata Fatu seperti diwabarkan The Hill.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN SELANDIA BARU atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH