Menuju konten utama

Usaha Pertanian, Perkebunan & Kehutanan 'Layu' di Triwulan II 2019

Berdasar survei BI, Saldo Bersih Tertimbang sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan pada triwulan II 2019 menurun dibanding triwulan sebelumnya. 

Usaha Pertanian, Perkebunan & Kehutanan 'Layu' di Triwulan II 2019
Hamparan areal persawahan padi Desa Kebumen terlihat dari Bukit Gumuk Reco, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (10/2/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan/nz.

tirto.id - Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan pada triwulan II 2019 mengalami perlambatan.

Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha sektor-sektor tersebut yang hanya sebesar 2,05 persen. Angka itu jauh lebih rendah dari SBT pada triwulan I 2019, yakni 2,43 persen.

SBT merupakan perkalian antara saldo bersih dan bobot masing-masing sektor ekonomi. Saldo bersih dihitung dengan cara mengurangkan persentase responden yang menjawab "naik" dengan yang menyebut 'turun". Bila hasilnya positif, artinya ada ekspansi. Sedangkan bila negatif, itu artinya kontraksi.

"Berdasarkan subsektor, perlambatan kegiatan usaha terutama terjadi pada subsektor Tanaman Bahan Makanan dengan SBT sebesar 0,51persen, lebih rendah dari SBT 2,28 persen pada triwulan sebelumnya," tulis BI dalam laporan survei Kegiatan Dunia Usaha yang dirilis Kamis (11/7/2019).

Menurut sebagian besar responden, penurunan kegiatan usaha triwulan II-2019 terutama disebabkan oleh berakhirnya musim panen. Dampaknya, pertumbuhan tingkat penggunaan tenaga kerja pada sektor tersebut juga mengalami penurunan.

Hal ini terindikasi dari SBT jumlah tenaga kerja sebesar 0,17 persen, lebih rendah dari 0,18 persen pada triwulan I-2019.

Sedangkan berdasarkan subsektor lapangan usaha, penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi terutama pada subsektor kehutanan dengan SBT -0,03 persen.

"Perlambatan kegiatan usaha di sektor ini juga diperkirakan tetap berlangsung hingga triwulan mendatang sesuai dengan pola pada musim kemarau," demikian penjelaskan BI.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom