Menuju konten utama

Update Terkini Drone Korea Utara yang Lintasi Perbatasan Korsel

Setidaknya 5 drone Korea Utara melintasi perbatasan Korea Selatan, berikut berita selengkapnya. 

Update Terkini Drone Korea Utara yang Lintasi Perbatasan Korsel
pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya melihat-lihat rudal balistik antar benua Hwasong-17 di Bandara Internasional Pyongyang, Korea Utara, Jumat , 18 November 2022. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

tirto.id - Sejumlah drone Korea Utara telah memasuki wilayah udara Korea Selatan pada Senin, 26 Desember 2022, waktu setempat. Bahkan, salah satu di antaranya tembus hingga Seoul. Serangan pesawat tanpa awak milik Korut ini menjadi yang pertama kali selama 5 tahun sejak 2017.

Seperti dilaporkan Reuters, setidaknya 5 drone Korea Utara melintasi perbatasan Korsel. Merespons aksi negara tetangga, Korsel kemudian mengerahkan sejumlah jet tempur dan helikopter.

Serangan pesawat tanpa awak dari wilayah utara itu tercatat sebagai yang pertama kali sejak 2017 silam. Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol pun berharap agar pihak militer meningkatkan kewaspadaan dan tidak kecolongan lagi.

Jejak Drone Korea Utara, Serang Udara Korsel 3 Kali

Mengutip laman Al-Jazeera, Korea Selatan pernah menemukan sebuah drone yang diduga milik Korea Utara pada tahun 2014 silam. Akan tetapi, penemuan pesawat tanpa awak di sebuah pulau daerah perbatasan ini dianggap tidak terlalu berbahaya lantaran desain dan teknologi yang digunakan masih jadul.

Selang 3 tahun kemudian atau pada 2017, drone Korea Utara kembali ditemukan di sebuah pegunungan kawasan perbatasan. Dibandingkan pendahulunya, pesawat tanpa awak milik Korut kali ini mempunyai kemampuan yang jauh lebih canggih dengan kapasitas mesin dan kondisi baterai 2 kali lebih baik.

Paling aktual, drone Korut kembali mengancam Korsel jelang penutup akhir tahun 2022. 4 pesawat tanpa awak mengelilingi sekitar Pulau Ganghwa dan salah satunya terbang hingga mendekati ibukota Seoul.

Salah satu pejabat setempat mengungkapkan, pesawat tanpa awak tersebut mempunyai ukuran yang nyaris sama dengan drone tahun 2017 silam. Ukurannya diperkirakan sekitar 2 meter (6.5 feet), meskipun teknologi yang ada di dalamnya masih belum bisa diketahui.

Menurut CNN, salah satu drone Korea Utara itu berhasil terbang sekitar 3 jam sebelum kembali ke wilayahnya. Sedangkan 4 lainnya sempat menghilang dan terdeteksi total terbang selama 5 jam.

"Ini jelas sebuah provokasi dan invasi atas wilayah udara kami oleh Korea Utara," ujar Lee Seung-oh, Menteri Pertahanan Korsel.

Dalam insiden tersebut, Korsel langsung mengerahkan sejumlah jet tempur dan helikopter serang untuk menembak jatuh pesawat tanpa awak Korut.

Dari keterangan AP News, pihak militer Korsel melepaskan total 100 kali tembakan kendati tidak diketahui pasti apakah mengenai sasaran atau tidak.

Menyikapi hal tersebut, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol pun mengkritik kinerja militer negaranya. Menurut Yoon, aksi drone Korea Utara kali ini menunjukkan ketidaksiapan militer dalam menangani pertahanan.

Oleh karenanya, ia berharap agar pihak militer terus meningkatkan kewaspadaan dan tidak kecolongan lagi atas insiden yang telah terjadi.

"Insiden ini menunjukkan militer kurang siap setelah berlatih selama bertahun-tahun dan menegaskan perlu adanya kesiapan dan latihan yang lebih intens lagi," ujar Yoon Suk-yeol.

"Kami telah merencanakan untuk membentuk unit khusus drone demi memantau dan mengintai fasilitas militer Korea Utara, dan sekarang kami akan mempercepat proses tersebut," lanjutnya.

Sementara itu, Gedung Putih menunjukkan komitmen untuk tetap melindungi wilayah sekutunya tersebut. Salah satu pejabat AS menyatakan bahwa pihaknya masih mengadakan komunikasi yang intens terkait dengan sifat serangan drone Korea Utara.

"Kami menyadari kebutuhan ROK (Republic of Korea)) untuk melindungi integritas teritorialnya. Komitmen AS adalah tetap membela kedaulatan Republik Korea," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto