Menuju konten utama

Update Korban Tanah Longsor Sukabumi: Tim SAR Temukan 3 Jenazah

Total 5 jenazah berhasil ditemukan Tim SAR gabungan dibantu warga sekitar.

Update Korban Tanah Longsor Sukabumi: Tim SAR Temukan 3 Jenazah
Warga bergotong royong mengambil sisa barang pascatanah longsor di Desa Cibatu, Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (05/11/2018). ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan

tirto.id - Tim SAR gabungan menemukan 3 jenazah korban tanah longsor di Desa Sirnaresmi, Dusun Garehong, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (31/12/2018).

"Pada hari ini hingga pukul 10.00 WIB ditemukan 3 korban meninggal dunia yaitu satu orang laki-laki, satu orang perempuan dan satu orang bayi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Selasa (1/1/2019).

Ketiga korban ditemukan pagi tadi, sedangkan dua jenazah ditemukan pada Senin (31/12/2018) malam, satu laki-laki dan satu perempuan, sehingga jumlah korban meninggal menjadi 5 orang.

Hingga saat ini, Posko Tanggap Darurat di Desa Sirnaresmi mencatat ada 107 jiwa atau 32 KK terdampak longsor. Setidaknya 5 orang meninggal dunia, 3 orang luka-luka, dan 61 orang selamat dan ditempatkan di pengungsian.

Sekitar 38 orang belum ditemukan. Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor.

"Pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit dan medannya berat," kata Sutopo.

Sutopo menambahkan, longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah yang rapuh, terurai dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban.

Sutopo mengatakan, bantuan terus berdatangan. BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan relawan memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan. Namun, bantuan sedikit terkendala akibat animo masyarakat yang datang ke lokasi bencana.

"Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana. Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personel SAR, logistik, ambulans dan sebagainya terhambat kemacetan," ujar Sutopo.

Ia menambahkan, hal serupa terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.

Baca juga artikel terkait TANAH LONGSOR SUKABUMI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dipna Videlia Putsanra