Menuju konten utama

Update Corona Hari Ini: 127 Jurnalis Dunia Meninggal oleh COVID-19

127 jurnalis dunia meninggal akibat tertular virus corona dalam tiga bulan terakhir

Update Corona Hari Ini: 127 Jurnalis Dunia Meninggal oleh COVID-19
Ilustrasi Corona. foto/istockphoto

tirto.id - Kasus penyebaran corona di dunia telah menyebabkan sedikitnya 127 jurnalis di 31 negara meninggal.

127 jurnalis dunia meninggal akibat tertular virus corona dalam tiga bulan terakhir, menurut Press Emblem Campaign (PEC) yang bermarkas di Jenewa dan dikutip Antara, Selasa (2/6/2020).

"Beberapa dari mereka yang meninggal lantaran minimnya langkah perlindungan yang memadai ketika bertugas," kata Sekretaris Jenderal PEC, Blaise Lempen melalui pernyataan.

Menurut data NGO tersebut, mulai 1 Maret hingga 31 Mei, sedikitnya 127 jurnalis meninggal akibat COVID-19. Sekitar dua pertiga di antaranya sedang bertugas. Pada Mei saja tercatat 72 korban meninggal.

"Pekerja media berperan penting dalam perang melawan virus corona. Mereka harus memberitakan seputar penyebaran penyakit tersebut," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan wilayah, Amerika Latin menjadi benua yang paling terdampak dengan sedikitnya 62 jurnalis, diikuti oleh Eropa dengan 23 jurnalis, Asia dengan 17 jurnalis, Amerika Utara 13 jurnalis dan Afrika dengan 12 jurnalis.

Peru merupakan negara dengan jumlah korban tertinggi, 15, kemudian Brazil dan Meksiko dengan masing-masing 13 korban dan 12 korban dari Ekuador.

Sebanyak 12 jurnalis meninggal di Amerika Serikat dengan delapan jurnalis masing-masing di Rusia dan Pakistan. Selanjutnya Inggris dengan lima jurnalis, Bangladesh empat jurnalis, kemudian tiga jurnalis masing-masing di Bolivia, Kamerun, Republik Dominika, Prancis, India, Italia serta Spanyol.

Dua korban diidentifikasi masing-masing di Aljazair, Kolombia, Mesir, Swedia dan satu korban di Austria, Belgia, Kanada, Iran, Jepang, Maroko, Nikaragua, Nigeria, Afrika Selatan, Togo dan Zimbabwe.

Ratusan pekerja media lainnya terbukti positif tertular virus corona dan sejumlah media harus ditutup untuk sementara. PEC menyebutkan data miliknya berdasarkan pada berbagai sumber termasuk perhimpunan jurnalis nasional, media setempat dan koresponden PEC di seluruh dunia.

Jurnalis merupakan kelompok yang rentan tertular COVID-19 karena mobilitasnya sangat tinggi, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana.

"Saya beberapa kali lihat wartawan mewawancarai narasumber dalam jarak dekat, dan bersalaman. Seharusnya ini tidak terjadi," ujarnya di Tanjungpinang dikutip dari Antara.

Tjetjep menyesalkan sikap wartawan yang tidak memikirkan keselamatannya. Semestinya, wartawan menjaga jarak dalam mewawancarai narasumber, atau lebih baik wawancara via ponsel.

Wartawan juga sebaiknya menghindari tempat keramaian, dan menghindari pertemuan dengan narasumber.

"Saya masih melihat ada wartawan yang tidak mengenakan masker, kemudian liputan di tempat keramaian. Ini berbahaya," tuturnya.

Tjetjep mengemukakan wartawan harus menjaga kesehatan, meski saat liputan. Wartawan harus utamakan keselamatan karena dibutuhkan masyarakat.

Wartawan telah melaksanakan tugas tanpa kenal lelah "menguliti" satu persatu permasalahan COVID-19. Sosialisasi terkait antisipasi penularan COVID-19 tidak akan berhasil tanpa berita di media massa.

Pers memiliki peran yang besar dalam percepatan penanganan COVID-19.

"Saya tahu betul kerja-kerja wartawan dalam mengungkap permasalahan ini. Sampai tengah malam pun mereka bekerja, berusaha mewawancarai saya," ucapnya.

Baca juga artikel terkait CORONA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH