Menuju konten utama

Update Corona Global & Indonesia 21 Juni: RI Nyaris 2 Juta Kasus

Update kasus corona dunia dan Indonesia 21 Juni sore, kasus corona di RI terus naik hingga 13 ribu kasus per hari. 

Update Corona Global & Indonesia 21 Juni: RI Nyaris 2 Juta Kasus
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 ke dalam suntikan saat vaksinasi COVID-19 massal di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

tirto.id - Update perkembangan kasus corona COVID-19 di dunia masih terus meningkat di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Menurut data dari situs resmi Worldometers secara real time, hingga Senin, 21 Juni 2021 pukul 15.00 WIB, jumlah kasus secara global saat ini telah menyentuh angka 179,260,990, dengan 3,882,169 kematian.

Angka kesembuhan saat ini sebanyak 163,830,894, sementara itu, jumlah kasus aktif di seluruh dunia saat ini sebanyak 11,547,927, yang mana 99,3 persen dalam kondisi bergejala ringan dan 0,7 persen dalam kondisi bergejala berat, atau bahkan kritis.

Amerika Serikat masih memimpin penghitungan global dengan jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 34,406,001 dan 617,166 kematian.

India melaporkan ada penambahan 860 kasus harian dalam 24 jam terakhir. Negara yang berada di urutan ke-2 tersebut kini mencatatkan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 29,935,221.

Negara ke-3 dengan jumlah kasus terbanyak yaitu Brazil dengan 17,927,928 kasus, menyusul Prancis 5,757,311 kasus dan mengekor Turki 5,370,299 kasus.

Rusia 5,316,826 kasus

Inggris 4,630,040 kasus

Argentina 4,268,789 kasus

Italia 4,252,976 kasus

Kolombia 3,945,166 kasus.

Update Kasus Corona di Indonesia Sore Ini

Indonesia kini berada di urutan ke-18 dunia dengan total kasus terkonfirmasi mencapai 1,989,909 atau nyaris menyentuh 2 juta kasus. Menurut situs resmi Satgas COVID-19, ada lonjakan kasus terkonfirmasi positif hingga 13,737 dalam 24 jam terakhir.

Jumlah kasus aktif meningkat sebanyak 6,981 dalam sehari sehingga total saat ini sebanyak 142,719. Tercatat ada 6,385 kasus sembuh dalam 24 jam dan total akumulasi secara keseluruhan mencapai 1,792,528, sementara kasus kematian per hari ini bertambah 371 kasus, dan total sebanyak 54,662.

Pada perkembangan vaksinasi, tercatat sebanyak 23,043,372 telah menerima vaksin dosis pertama mereka, sementara yang telah menyelesaikan dosis ke-2 sebanyak 12,239,706 orang.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Provinsi Jawa Barat menambah 2.400 tempat tidur di rumah sakit untuk penanganan pasien COVID-19 sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan pasien positif.

“Sekarang di 382 rumah sakit di Jabar sedang mengalami lonjakan jumlah pasien, bahkan tempat tidur untuk COVID-19 sudah mendekati 100 persen, namun bukan dari seluruh tempat tidur di RS tersebut. Misalnya, dari 500 tempat tidur, untuk COVID-nya 20 persen atau 100 tempat tidur. Kalau 100 ini terpakai semua, baru 100 persen. Jadi, bukan 100 persen dari 500,” kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dalam siaran pers yang diterima di Bandung, Minggu (20/6) seperti dilansir Antara.

Ridwan kamil mengatakan terkait rencana penambahan tempat tidur untuk pasien COVID-19 tersebut, pihaknya telah mengunjungi RSUD Al-Ihsan dan RSUD Otto Iskandardinata di Kabupaten Bandung.

Gubernur bersama Satgas COVID-19 Jabar mengantisipasi dengan menambah setiap rumah sakit yang mengalami peningkatan keterisian tempat tidur. Dari 382 rumah sakit rujukan, tingkat keterisian terus meningkat.

“Sehingga, pada tahap sekarang sesuai prosedur kedaruratan COVID-19, Pemprov Jabar menambah dari rata-rata 20 persen menjadi 30 persen. Nah bahasa singkatnya, sedang dipersiapkan 2.400 tempat tidur baru,” kata kang Emil.

Kang Emil mengapresiasi penanganan yang dilakukan RSUD Al-Ihsan yang memanfaatkan gedung perawatan anak untuk tempat pasien COVID-19. Al-Ihsan yang hari ini jatah tempat tidur COVID-nya sudah penuh 100 persen ditambah 50 tempat tidur lagi, sehingga masih ada yang dapat digunakan, apabila masih kurang lagi nanti kita pikirkan lagi,” katanya.

Jika setiap rumah sakit mengalami peningkatan keterisian tempat tidur, walaupun sudah dinaikkan menjadi 40 persen, Jabar akan siapkan rumah sakit darurat guna mengantisipasi lonjakan tersebut.

“Jadi urutannya dari 20 persen yang dialokasikan sekarang kebijakannya dinaikkan menjadi 30 persen. Kalau masih kurang dinaikkan lagi ke 40 persen. Sampai betul-betul tidak memungkinkan barulah masuk ke tahap berikutnya, yaitu membuat rumah sakit darurat,” ujarnya.

Tak hanya itu, Kang Emil juga akan memanfaatkan gedung baru RSUD Otto Iskandardinata yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung untuk dijadikan tempat perawatan pasien COVID-19.

“Rencananya yang COVID-19 di rumah sakit lama di Soreang, rumah sakit umum Soreang pindah ke sini (RSUD Otista). Mengingat urgensi waktu tinggal dua pekan menurut statistik kedaruratan, saya menyarankan ke bupati agar ini untuk pasien COVID-19. Mudah-mudahan dengan strategi penambahan ini bisa mengurangi tekanan terhadap rumah sakit,” ujarnya.

Fasilitas yang tersedia di RS baru tersebut, menurut Kang Emil, sangat memadai. Sudah ada kasur untuk tempat tidur pasien, ruangannya pun masih bersih.

“Karena rumah sakit baru, alat kesehatan masih belum lengkap, namun untuk fasilitas tempat tidur cukup memadai. COVID-19 ini rata-rata tidak terlalu membutuhkan alat khusus, kecuali kelompok yang masuk ICU. Nanti ada tambahan dari Pemprov,” katanya.

Pemprov Jabar bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan di RS rujukan pasien COVID-19 dan RS baru di Soreang.

“Kita sempat memberhentikan 500 relawan nakes karena pas shalat Idul Fitri keterisian rumah sakit se-Jabar hanya 29 persen, sehingga para relawan kami pulangkan dulu. Nah sekarang kita panggil lagi, karena kondisinya seperti ini,” katanya.

Kang Emil mengingatkan konversi tempat tidur ke pasien COVID-19 tetap berdampak pada risiko penurunan layanan bagi pasien non-COVID19, seperti kecepatan layanan dan ketersediaan nakes di saat bersamaan.

“Risikonya tinggi bagi pasien non-COVID-19, apalagi memasuki musim pancaroba yang trennya juga naik,” ujarnya.

Gubernur mengimbau warga untuk mematuhi protokol kesehatan 5M. Dengan semakin sedikit pasien COVID-19 masuk rumah sakit, semakin leluasa ketersediaan kamar untuk semua pasien.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Iswara N Raditya