Menuju konten utama

Update Corona: 439 Jamaah Sumsel Tetap Berangkat Umrah ke Makkah

Update virus corona: meski Arab Saudi menangguhkan sementara izin ibadah umroh, tetapi 439 jamaah asal Palembang, Sumsel tetap berangkat ke Makkah.

Update Corona: 439 Jamaah Sumsel Tetap Berangkat Umrah ke Makkah
Umat muslim memadati area sekitar Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Kamis (27/2/2020). ANTARA FOTO/Arief Chandra/pras.

tirto.id - Merebaknya wabah virus corona atau COVID-19 membuat pemerintah Arab Saudi mengambil kebijakan untuk menangguhkan atau menghentikan sementara izin ibadah umroh yang dilakukan oleh umat muslim negara lain, termasuk Indonesia.

Namun, sebanyak 439 jamaah umrah asal Palembang, Sumatera Selatan pada Kamis (27/2/2020) tetap berangkat ke Makkah karena telah mendapatkan izin.

Hanya saja, tujuan awal para jamaah yang seharusnya menuju bandara di Madinah digeser ke bandara di Jeddah.

Salah satu wakil dari biro perjalanan umrah Yonalisa menyatakan, hal tersebut telah disampaikan pihak maskapai.

“Kami berangkat dari Palembang harusnya landing di Madinah, terkait adanya kasus corona bandara Madinah ditutup untuk sementara, kemudian keberangkatan kami dialihkan ke Jeddah,” kata Yonalisa di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumsel seperti dilansir Antara, Jumat (28/2/2020).

Dia menyebutkan, pergantian pendaratan di Jeddah dilakukan karena alat pendeteksi virus COVID-19 yang lengkap ada di negara tersebut.

“Untuk pendeteksi virus corona dan pemeriksaan ekstra adanya di Jeddah. Kemarin kami issued ke Madinah tapi pagi tadi sudah ganti landing di Jeddah,” jelasnya.

Sementara itu, seorang jamaah umrah bernama Muhammad Yasin mengatakan, keputusan bolehnya para jamaah tetap berangkat untuk menunaikan ibadah umrah tentunya telah dibuat dengan pertimbangan yang matang.

“Otomatis persiapan tentu sudah matang. Kita sebagai jamaah ikut aturan saja, karena tidak mungkin kita diberangkatkan dengan risiko,” terangnya.

Penerapan kebijakan sementara dari Arab Saudi ini berdampak pada berbagai aspek. Salah satunya kerugian yang ditanggung para agen perjalanan yang bisa mencapai ratusan miliar rupiah jika berlangsung lama.

Ketua Umum Syarikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi) Syam Resfiadi menyatakan, rata-rata per hari ada 5.000 hingga 10.000 jemaah yang diberangkatkan sesuai jadwalnya.

Per orangnya, ia perkirakan harus menanggung Rp20 juta sebagai biaya perjalanan. Bila dikalikan, maka setidaknya akan mencapai nilai Rp200 miliar yang berpotensi hangus.

Syam mengatakan, sampai dua minggu ke depan total jemaah yang berangkat bisa mencapai 50 ribu orang. Sampai satu bulan jumlahnya bisa mencapai 110 ribu jemaah.

“Kalau rata-rata Rp20 juta dikali 50 ribu orang saja sudah Rp1 triliun untuk dua pekan depan. Itu tidak bisa ditunda kalau sudah issued visa,” ucap Syam dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Kamis (27/2/2020).

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA VIRUS atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH