Menuju konten utama

Upaya Redam Konflik, TNI Gunakan Operasi Psikologis di Daerah Rawan

Demi meredam konflik yang terjadi di daerah rawan, TNI akan melakukan operasi pendekatan secara psikologis.

Upaya Redam Konflik, TNI Gunakan Operasi Psikologis di Daerah Rawan
Aksi teaterikal dari seorang peserta solidaritas #SaveNduga yang berlangsung di Taman Aspirasi, Jakarta, pada Rabu petang (26/12/18). Aksi ini terkait dengan jatuhnya korban sipil dalam konflik antara TNI-Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dalam beberapa minggu lalu. Massa aksi menuntut agar pemerintah membentuk tim investigasi independen, membuka akses jurnalis serta menarik aparat gabungan dari wilayah Nduga. tirto.id/Bhagavad Sambadha

tirto.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan menggunakan pendekatan operasi non-kinetik dalam menghadapi situasi di daerah rawan seperti Papua. Tujuan operasi non-kinetik untuk meredam kerawanan konflik di daerah tersebut.

“Bukan hanya operasi tempur, tapi menggunakan operasi non-kinetik seperti pendekatan psikologis. Bagaimana situasi kejiwaan mereka ketika TNI datang, mereka merasa tenang,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Mabes TNI, Jakarta Timur, Kamis (31/1/2019).

Ia mencontohkan ketika Hari Raya Natal 2018, pihaknya berpakaian sinterklas dalam perayaan keagamaan kala itu dengan melakukan terjun payung.

“Operasi yang kami lakukan seperti itu untuk mengurangi operasi tempur, agar masyarakat tidak ketakutan,” ucap Hadi.

Selain itu, jajarannya mendekati warga setempat untuk mendengarkan keluhan. Hadi menegaskan tidak akan meloloskan permintaan warga soal memisahkan diri dari Indonesia.

“Kami melakukan pendekatan ke masyarakat, apa yang menjadi keinginan mereka akan kami wadahi. Yang penting jangan keinginan untuk merdeka sendiri, itu saja. Yang lain akan kami coba penuhi,” tutur Hadi.

Papua masih menjadi daerah rawan konflik, peristiwa terbaru seorang prajurit TNI dari Satuan Yonif Raider Kostrad 751/VJS Praka Nasrudin gugur karena tertembak anggota kelompok bersenjata saat mengamankan Bandara Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (28/1/2019) lalu.

Sedangkan Praka Muhammad Rifai Pagesa mengalami luka tembak di tangan akibat kontak senjata tersebut. Saat itu Satuan Yonif RK 751/VJS bertugas di Distrik Mapenduma sedang mengamankan bandara setelah pesawat Enggang Air Service membawa 1.100 kilogram logistik bantuan sosial untuk masyarakat.

Pesawat berangkat dari Bandara Kenyam.

Pukul 10.30 WIT, sebelum pesawat mendarat, sontak anggota mendapat serangan kelompok bersenjata dari arah sebelah kanan sekitar bandara. Lantas terjadi baku tembak yang merenggut nyawa prajurit TNI.

Baca juga artikel terkait DAERAH RAWAN KONFLIK atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno