Menuju konten utama

Untuk Standar Inggris, Wayne Rooney Masih Terbaik

Wayne Rooney kembali gemilang di Everton, namun ia memilih pensiun dari tim nasional.

Untuk Standar Inggris, Wayne Rooney Masih Terbaik
Wayne Rooney. FOTO/Reuters

tirto.id - Wayne Rooney pensiun dari tim nasional Inggris. Rooney mengumumkan keputusan tersebut lewat situs pribadinya pada Rabu (23/08/2017).

Keputusan Rooney mengejutkan karena ia pernah mengatakan bahwa pensiun dari tim nasional hanya akan terjadi setelah Piala Dunia 2018. Rooney menyampaikan ia mengubah keputusannya, dan akan pensiun saat ini juga, langsung kepada Gareth Southgate. Hal itu ia lakukan sehari sebelum ia mengumumkannya kepada publik.

Southgate menghubungi Rooney lewat telepon pada Selasa, dua hari lalu. Sang pelatih kepala tim nasional Inggris membutuhkan Rooney untuk dua pertandingan penting di kualifikasi Piala Dunia 2018. Rooney menolak panggilan tim nasional dan pada saat yang sama menyampaikan keputusan pensiun.

Walau mengejutkan, penolakan Rooney dapat dimengerti. Ia kehilangan tempat utama dan jabatan kapten saat tim nasional dipimpin oleh Southgate.

Oktober tahun lalu, saat masih mengemban jabatan caretaker, Southgate menempatkan Rooney di bangku cadangan untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Slovenia. Kebutuhan taktikal menjadi alasan Southgate saat itu. Jabatan kapten diserahkan kepada Jordan Henderson untuk sementara.

Maret lalu, saat Southgate telah menjadi pelatih kepala permanen tim nasional Inggris, ia sama sekali tidak menyertakan Rooney dalam persiapan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Lithuania. Rooney, menurut Southgate, tidak cukup sering tampil bersama klubnya. Bersamaan dengan itu, lepas pula jabatan kapten yang sudah menjadi milik Rooney sejak pertengahan 2014.

Tentu itu semua terjadi bukan karena Southgate memiliki sentimen pribadi terhadap Rooney. Ia membutuhkan pemain-pemain paling prima untuk timnya, dan musim lalu Rooney kurang gemilang bersama Manchester United.

Kepulangan ke Everton diharapkan mampu membawa Rooney kembali menampilkan yang terbaik, dan memang itulah yang terjadi. Rooney mencetak dua gol dalam dua pertandingan pertama Premier League musim ini.

Selepas pertandingan kedua, Rooney berkata ia memilih untuk berkonsentrasi kepada Everton ketimbang memikirkan panggilan tim nasional yang sudah lama tidak datang. Ia kembali menegaskan hal tersebut dalam pengumuman pensiunnya.

Rooney, bagaimanapun, sudah tidak muda lagi. Berhenti dari tim nasional adalah cara masuk akal untuk memperpanjang karier. Hal itu akan mengurangi beban kerja dan menghindarkan potensi cedera. Lagipula, di tim nasional Rooney sudah bukan pemain utama. Piala Dunia 2018 adalah milik generasi di bawahnya, dan Rooney mengerti itu.

Infografik Wayne Wazza rooney

Tanpa Gelar Tetap Pemain Besar

Saat masih remaja, Wayne Rooney tampak sangat siap menaklukkan dunia. Ia memecahkan rekor debutan termuda saat menjalani pertandingan pertamanya di tim nasional Inggris, Februari 2003. Rooney tampil sebagai pemain pengganti dalam pertandingan persahabatan melawan Australia.

Dua bulan berselang, Rooney tampil sejak awal pertandingan untuk kali pertama, dan dalam pertandingan kompetitif – kualifikasi Piala Eropa 2004 melawan Turki. Kerusuhan terjadi di luar stadion. Di dalam, para pendukung Inggris bertindak rasis terhadap para pemain lawan. Rooney tampil tenang, jauh lebih dewasa dari pemain seusianya.

Lima bulan setelahnya, Rooney kembali menunjukkan kedewasaan sebagai pemain. Dalam pertandingan tandang melawan Makedonia, pendukung lawan membakar bendera Inggris di tribun penonton. Rooney mencetak gol perdananya, dan dengan itulah ia menjadi pencetak gol termuda tim nasional Inggris sepanjang sejarah.

Masih sebagai remaja, Rooney menjadi pemain utama tim nasional Inggris di Piala Eropa 2004. Ia mencetak empat gol dalam empat pertandingan. Rooney tampil begitu gemilang sehingga, walau perjalanan Inggris berakhir di perempat final, ia meraih satu tempat dalam Tim Terbaik Piala Eropa 2004.

Rooney meroket di tahun-tahun pertamanya sebagai pemain senior. Ia menetapkan patokan yang sangat tinggi – begitu tinggi hingga bahkan untuk dirinya sendiri, patokan itu terlalu tinggi.

Rooney tampil di Piala Eropa 2008 dan 2012 namun dalam keduanya, ia tak mampu mengulang kegemilangan pada 2004. Rooney tampil pula dalam tiga Piala Dunia (2006, 2010, dan 2014) dan ceritanya sama saja. Polanya selalu serupa: Rooney selalu tampil gemilang di fase kualifikasi namun di putaran final selalu mengecewakan.

Apakah Rooney layak disalahkan untuk kegagalan-kegagalan tim nasional? Sama sekali tidak. Menyalahkan Rooney seorang tidaklah bijaksana. Alasannya: karena gemilang di kualifikasi namun mengecewakan di putaran final adalah sifat tim nasional Inggris – sebuah masalah kolektif, bukan masalah Rooney.

Lagipula, tanpa satu gelar pun, Rooney tetap mundur sebagai pemain besar (menurut standar Inggris, setidaknya) – sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah tim nasional Inggris sekaligus pemegang jumlah penampilan terbanyak di antara para outfield player (non-kiper).

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA atau tulisan lainnya dari Taufiq Nur Shiddiq

tirto.id - Olahraga
Reporter: Taufiq Nur Shiddiq
Penulis: Taufiq Nur Shiddiq
Editor: Zen RS