Menuju konten utama

Universitas Jenderal Soedirman Tolak LGBT

Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Achmad Iqbal, menegaskan bahwa institusi yang dipimpinnya menolak aktivitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurutnya, perilaku LGBT bertentangan dengan karakter Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Universitas Jenderal Soedirman Tolak LGBT
Sepanduk penolakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) terpasang di daerah cigondewah bandung, jawa barat. Antara foto/Agus Bebeng.

tirto.id - Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Achmad Iqbal, menegaskan bahwa institusi yang dipimpinnya menolak aktivitaslesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurutnya, perilaku LGBT bertentangan dengan karakter Panglima Besar Jenderal Soedirman.

"Unsoed karakternya beda dengan perguruan tinggi yang lain karena menyesuaikan karakter Jenderal Soedirman," ujar Achmad Iqbal di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (22/2/2016).

Karakter Jenderal Soedirman yang dimaksud oleh Achmad Iqbal adalah pantang menyerah, jujur, apa adanya, membela yang benar, dan mengikuti peraturan yang berlaku. Meskipun begitu, Achmad Iqbal tetap mengakui keberadaan LGBT.

"Sebagai pribadi, kita menghargai, menghormati sebagai manusia, hak asasi. Tapi jangan sampai perilaku itu (LGBT) dibudayakan di kampus," kata pria kelahiran 31 Maret 1958, di Bawean, Gresik, Jawa Timur, ini.

Oleh karena itu, Achmad Iqbal mengaku telah berkoordinasi dengan seluruh elemen kampus, termasuk organisasi-organisasi kemahasiswaan, untuk menangkal pengaruh LGBT yang berpotensi masuk ke lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.

"Saya minta teman-teman yang aktif di organisasi kemahasiswaan untuk mendeteksi secara dini. Jangan sampai terpengaruh oleh kegiatan-kegiatan itu," papar Achmad Iqbal.

"Apalagi sekarang Unsoed menempati rangking ke-16 dari 3.320 perguruan tinggi berdasarkan penilaian Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi," tambah mantan Wakil Ketua Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia (IALHI) dan Anggota Perhimpunan Agronomi Indonesia ini.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Djuwita F Moeloek, menyatakan bahwa LGBT adalah gangguan kejiwaan, melainkan masalah kejiwaan jika ditinjau dari kacamata medis.

"Dari sisi kesehatan, LGBT itu ialah masalah kejiwaan. Beda dengan gangguan, kalau gangguan mereka yang tergabung di dalamnya tidak bisa berinteraksi," ucap Nila Djuwita F Moeloek.

"Namun hal tersebut tentunya seiring waktu dapat diketahui mana yang lebih dominan dan seharusnya ada jalan keluar atau dapat teratasi," sambungnya.

Baca juga artikel terkait LGBT atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Iswara N Raditya