Menuju konten utama

UNBK SMP 2018 Kacau, Cermin Ketidaksiapan Kemendikbud

Gangguan server yang terjadi di sejumlah sekolah pada hari pertama pelaksanaan UNBK SMP 2018 merupakan bentuk ketidaksiapan Kemendikbud.

UNBK SMP 2018 Kacau, Cermin Ketidaksiapan Kemendikbud
Operator memeriksa jaringan dan kelengkapan komputer yang akan digunakan dalam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 1 Denpasar, Bali, Kamis (19/4/2018). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.

tirto.id - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 tingkat sekolah menengah pertama, Senin (23/4/2018), di sejumlah daerah molor. Insiden ini terjadi akibat adanya gangguan server dari pusat sehingga kegiatan UNBK SMP sempat mengalami kendala.

“Kami mulai sekitar jam 08.30 WIB. Kalau jadwalnya jam 07.30 WIB karena ada halangan, jadi kami baru mulai jam 08.30 WIB,” kata Kepala SMPN 49 Jakarta Timur, Imam Santoso kepada Tirto, Selasa (24/4/2018).

Imam menuturkan, pihaknya terpaksa harus menunda waktu ujian sekitar 324 siswa kelas 9 akibat gangguan tersebut. Imam mengaku, dirinya mendapatkan informasi gangguan server itu dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur melalui pesan singkat.

“Sebelum dimulai ujian, saya mendapat informasi dari Sudin kalau sistem dari pusat itu masih offline, ada gangguan sedikit dan itu terjadi tidak hanya di sekolah ini,” kata Imam.

Saat kejadian, kata Imam, para siswa belum memasuki ruang ujian. Ia langsung menyuruh para guru untuk membantu mengarahkan para peserta UNBK ke ruang aula. “Anak-anak kami kumpulkan agar mereka bisa sabar untuk menunggu supaya koneksinya bisa berjalan normal,” kata Imam.

Kejadian serupa juga terjadi di SMPN 208 Jakarta Timur. Akibatnya, sekitar 34 siswa di ruang 4 baru bisa memulai UNBK 2018 pada pukul 08.20 WIB. Kepala Sekolah SMPN 208 Jakarta Timur, Yuni Supangat menuturkan, tidak semua siswa mengalami dampak dari gangguan tersebut.

Menurut Yuni, dari 4 kelas di sesi pertama, 3 kelas lainnya dapat mengerjakan soal, karena sebelum terjadinya gangguan mereka sudah masuk ke dalam server untuk mengisi biodata. “Jadi mereka yang yang udah masuk duluan tidak terganggu hanya ruang 4 saja [yang terganggu]” kata Yuni.

Yuni berkata, para siswa bisa menerima gangguan tersebut karena sejak lama pihaknya sudah dilatih untuk mengerjakan ujian dengan komputer, sehingga memahami salah satu risikonya.

“Sejak lama kami telah melakukan banyak simulasi sehingga para siswa bisa bersabar dan paham atas gangguan tersebut,” kata dia.

Gangguan server yang terjadi di dua SMP Jakarta Timur di atas hanya sebagian kecil dari banyak sekolah yang mengalami dampak dari kacauanya pelaksanaan UNBK tingkat SMP saat mata pelajaran Bahasa Indonesia, Senin kemarin.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, kendala tersebut disebabkan karena kelebihan kapasitas. “Kapasitasnya sangat 'overload' karena tahun ini, kan, terjadi lonjakan peserta UN sangat drastis jumlah SMP yang ikut dibanding tahun lalu sehingga kapasitasnya tidak memadai yang di luar perkiraan kami,” kata Muhadjir di Timika, seperti dikutip Antara, Senin kemarin.

Kendati demikian, Muhadjir mengklaim, gangguan yang terjadi secara prinsip tidak mengganggu pelaksanaan ujian, karena jadwal pelaksanaan UNBK 2018 sangat fleksibel dan diatur sedemikian rupa mulai dari digilir atau dibikin shift.

“Sudah kami antisipasi bahwa ada saatnya di mana ujian tidak tepat pada waktunya karena ada gangguan teknis misalnya karena masalah server atau aliran listrik,” kata Muhadjir.

Kemendikbud Dinilai Tidak Siap

Konsultan pendidikan dan Direktur Utama PT Eduspec Indonesia, Indra Charismiadji menyatakan, gangguan server yang terjadi di sejumlah sekolah pada hari pertama pelaksanaan UNBK SMP 2018 sebagai bentuk ketidaksiapan Kemendikbud dalam menghadapi persoalan yang sebenarnya dapat diantisipasi.

“Mungkin karena menggampangkan. Soalnya ketika UNBK SMA/SMK tidak ada masalah sehingga tidak dicek lagi. Jeda UN dengan SMA/SMK, kan, tiga minggu, seharusnya sebelum UNBK SMP sudah dicek kembali,” kata Indra kepada Tirto, Selasa (24/4/2018).

Menurut Indra, seharusnya Kemendikbud sudah memprediksi kemungkinan terjadinya hal itu, dengan menyiapkan cadangan, baik dari server ataupun jaringan pendukung lainnya. “Harus punya back up server atau jaringan alternatif, sehingga sampai down seperti kemarin,” kata dia.

Dalam konteks ini, Indra justru mempertanyakan alasan Mendikbud Muhadjir Efenndy yang mengatakan jika insiden gangguan server tersebut diakibatkan lonjakan peserta UNBK tingkat SMP. Menurut Indra, hal itu seharusnya dapat ditanggulangi sejak awal.

Menurut Indra, seharusnya dengan anggaran pendidikan yang besar, Kemendikbud bisa membuat sistem yang kuat agar pelaksanaan UNBK bisa tetap berjalan lancar. Ia mencontohkan Singapura yang pelaksanaan ujiannya juga berbasis komputer.

Indra menyarankan agar masalah ini harus segera diatasi dengan penguatan server dan sumber daya manusia untuk mengembangkannya. Jika tidak segera diperbaiki, kata dia, maka insiden itu bisa terulang kembali.

“Kualitas SDM kita itu memang buruk. Terkait teknologi UNBK apa susahnya sih kita belajar dari negara lain. Untuk SMP, kan, satu sistem teknologi yang sederhana banget. Itu aja enggak mampu, bagaimana kita menangani hal-hal yang lebih kompleks?” kata dia.

Sementara pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina, Mohammad Abduzen mengatakan, pihak Kemendikbud sebenarnya sudah memiliki cadangan terkait gangguan server itu. Hal ini terlihat saat terjadinya gangguan dapat diatasi dengan cepat, hanya perlu waktu sekitar 30 menit.

“Saya kira kalau bisa diatasi dalam waktu setengah jam itu, berarti plan B nya bagus. Artinya sudah ada kesiapan untuk mengantisipasi jika ada sesuatu kejadian di luar dugaan,” kata Abduzen.

Abduzen menambahkan “kejadian itu harus dievaluasi, tapi kalau menyimpulkan bahwa kementerian tidak siap, tidak tepat juga. Mereka sudah cukup siap. Mereka sudah memiliki rencana-rencana lain dan hanya memerlukan waktu perbaikan sekitar 30 menit. Kalau tidak siap, maka UNBK bisa molor hingga siang bahkan gagal di hari kemarin.”

Infografik current issue Server UNBK DOWN

Potensi Soal Bocor

Tirto menghubungi Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BLKM) Kemendikbud, Ari Santoso untuk mengetahui lebih lanjut terkait gangguan pelaksanaan hari pertama UNBK SMP 2018. Namun, jawaban Ari tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan Mendikbud, Muhadjir.

“Kami menyampaikan permintaan maaf atas adanya gangguan server pada pelaksanaan UNBK kemarin yang berakibat pada tertundanya pelaksanaan ujian untuk beberapa menit,” kata Ari, Selasa.

Sayangnya, Ari tidak menjelaskan mengapa gangguan server sampai terjadi. Ari hanya menegaskan bahwa insiden pada hari pertama pelaksanaan UNBK 2018 itu tetap bisa dilaksanakan dan tidak merugikan siswa.

Ari pun tak mau berkomentar terkait tudingan Kemendikbud kurang siap dalam melaksanakan UNBK 2018 tingkat SMP. Walaupun begitu, Ari memastikan tidak ada potensi kebocoran soal meskipun pelaksanaan UNBK sempat tertunda.

“Insyaallah tidak ada potensi kebocoran karena sistem terenkripsi sedemikian baik,” kata Ari memastikan.

Pendapat Ari ini senada dengan Indra Charismiadji dan Mohammad Abduzen. Saat ditanya terkait potensi kebocoran soal UNBK, Indra mengatakan, hal itu kecil kemungkinan terjadi pada sistem ujian berbasis komputer.

“Kalau standarnya, sistem ujian lewat komputer itu soalnya diacak sehingga cukup sulit bocor,” kata Indra.

Hal senada juga diungkapkan Abduzen yang menyebut potensi kebocoran sulit terjadi dalam ujian berbasis komputer. “Potensi itu tidak ada. Semua murid enggak tahu itu akan down, artinya tidak bersiap-siap untuk melakukan macam-macam,” kata Abduzen.

Baca juga artikel terkait UNBK 2018 atau tulisan lainnya dari Naufal Mamduh

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Naufal Mamduh
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Abdul Aziz