Menuju konten utama

Ulasan One Piece 931 Bagian 2: Oniwabanshu Muncul, Big Mom Amnesia?

Di One Piece chapter 931 yang dirilis Senin (4/2/2019), Robin yang menyelinap di kastil Orochi, ketahuan oleh Oniwabanshu.

Ulasan One Piece 931 Bagian 2: Oniwabanshu Muncul, Big Mom Amnesia?
Cover Film One Piece. FOTO/wikipedia

tirto.id - Di One Piece chapter 931 yang dirilis Senin (4/2/2019), Robin ketahuan oleh Oniwabanshu, sekelompok ninja pimpinan Fukurokuju yang mengabdi pada Orochi. Robin yang berkeliling secara diam-diam di kastil Orochi untuk mencari poneglyph, tidak sadar jika pergerakannya diketahui oleh mereka.

Robin yang menyamar sebagai geisha memang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang negeri Wano, mencari poneglyph, dan masuk ke dalam kastil Orochi.

Negeri Wano sendiri tidak berafiliasi dengan pemerintah dunia dan terisolasi selama berabad-abad. Negeri ini juga menjadi tempat lahirnya ponelgyph. Klan Kozuki yang berasal dari negeri inilah yang menciptakan "prasasti" yang tidak bisa hancur tersebut.

Robin melihat sebuah ruangan tua di salah satu bagian kastil dan berharap menemukan sebuah pintu rahasia. Tanpa disadari, Robin sudah dikelilingi oleh sekelompok ninja yang diperkenalkan sebagai Oniwabanshu. Kelompok ini juga bisa disebut sebagai agen rahasia yang setia dan bergerak langsung di bawah perintah sang Shogun Orochi.

Referensi Eiichiro Oda terkait Oniwabanshu adalah Oniwaban, agen rahasia pemerintah Jepang yang dibentuk di era Yoshimune Tokugawa. Kelompok ini bertanggungjawab langsung kepada shogun yang berkuasa. Mereka menyetorkan berbagai informasi kepada shogun terkait situasi negara, atau gerak-gerik "kawan" dan lawan sang penguasa.

Penggunaan Oniwabanshu dalam manga bukanlah hal baru. Yang paling mudah diingat adalah di Samurai X (Rurouni Kenshin) karya Nobuhiro Watsuki. Namun, di sana Oniwabanshu yang dipimpin Aoshi Shinomori sudah tidak berada lagi di zaman bafuku, tetapi di era setelah restorasi Meiji.

Pada chapter 931, Oniwabanshu ditampilkan terdiri dari beberapa orang dengan pakaian ala ninja atau samurai dan dipimpin oleh Fukurokuju yang terlihat sudah tua dengan janggut panjang. Fukurokuju mengatakan, bakal memberi satu kesempatan saja kepada Robin yang ketahuan menyelinap.

Fukurokuju ditampilkan berkepala lonjong ke atas. Fukurokuju diambil dari mitologi Jepang, ia adalah salah satu dari tujuh dewa keberuntungan selain Ebisu, Dikokuten, Bishamonten, Benzaiten, Jurojin, Hotei, dan Kichijoten.

Fukurokuku adalah dewa kebijaksanaan, keberuntungan, umur panjang, kekayaan dan kebahagiaan. Ia memiliki kemampuan untuk membangkitkan orang mati.

Nasib Robin kini ditentukan oleh satu kesempatan yang diberikan Fukurokuju. Apakah Robin dapat mengelak dan memiliki alasan yang kuat untuk tidak ditangkap oleh Oniwabanshu?

Big Mom Amnesia?

Pada akhir chapter 931, Oda menampilkan Big Mom yang masih pingsan di ujung pantai Kuri. Sebelumnya, Big Mom jatuh dari puncak air terjun yang digambarkan pada chapter 930. Di Pantai Kuri hanya terlihat Big Mom yang pingsan tanpa armada dan kapalnya.

Big Mom dan armadanya pergi ke Wano untuk menangkap Luffy dan anggota bajak lautnya. Namun, kapal mereka dijatuhkan oleh King, salah satu dati tiga Bencana Kaido, saat mencoba memasuki negeri Wano.

Chopper, Momonosuke, O-Tama, dan O-Tsuru yang sedang berada di sekitar Pantai Kuri langsung menghampiri sosok besar yang sedang pingsan tersebut. Saat menyadari sosok tersebut adalah Big Mom, Chopper langsung memutuskan ingin membunuhnya. Namun, Big Mom telanjur terbangun dan sadar.

Chopper terkejut dengan Big Mom yang sadar dan lebih terkejut lagi saat Big Mom mengatakan, “di mana aku?” dan “Siapa Aku”.

Mungkinkah Big Mom benar-benar hilang ingatan, seperti yang pernah terjadi pada Sabo usai sampannya diledakkan Tenryubito? Jika iya, bagaimana dengan anak-anaknya yang turut serta ke Wano? Mustahil tokoh-tokoh seperti Charlotte Smoothie hingga Charlotte Mont d'Or diam saja andai Big Mom lupa akan masa lalunya.

Baca juga artikel terkait ONE PIECE atau tulisan lainnya dari Nurcholis Maarif

tirto.id - Film
Kontributor: Nurcholis Maarif
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Fitra Firdaus