Menuju konten utama

Ueli Steck, si Mesin Swiss yang Berakhir di Everest

Ueli Steck pernah mendaki Everest tanpa oksigen pada 2012. Salah satu pendaki tercepat dunia ini ingin melakukan lagi dengan rute yang berbeda. Namun, kali ini langkah Ueli berakhir pada pendakian di penghujung April 2017 lalu.

Ueli Steck, si Mesin Swiss yang Berakhir di Everest
ilustrasi pendaki gunung everest. foto/shutterstock

tirto.id - Senin pagi, 24 April 2017, Umesh Zirpe dari Dream Wanderlust mewawancarai Ueli Steck di Everest Base Camp.

“Kenapa kau di sini tahun ini?” tanya Umesh.

Ueli tak langsung menjawab, dia hanya tertawa. “Sederhana saja, ia [Everest] di sana dan aku ingin mendakinya lagi. Aku pernah mendakinya tahun 2012, tanpa oksigen.”

Sepanjang Maret hingga April tahun ini, Ueli dan sejumlah pendaki puncak Everest lainnya menjadi bagian dari rekor pendakian puncak Everest terbanyak sepanjang sejarah gunung ini. Menurut Department of Tourism Nepal, sampai 19 April lalu saja, ada 365 orang dari 39 tim berbeda mengurus izin mendaki puncak tertinggi dunia itu. Ini adalah angka tertinggi sejak Tenzing Norgay dan Edmund Hillary untuk kali pertama menjejak puncak Everest pada 29 Mei 1953.

Tujuan Umesh mewawancarai Ueli sebenarnya untuk mengetahui pandangannya tentang ramainya pengunjung di Everest yang tentu akan menciptakan antrean di jalur pendakian. Terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Umesh setelahnya.

“Tahun ini, ada banyak sekali pendaki yang datang ke Everest, apa tanggapanmu soal padatnya arus pendakian kali ini?”

“Tak ada masalah kalau banyak sekali orang ke sini, karena Everest memang menjadi magnet bagi pendaki di seluruh dunia,” kata Ueli yang menanggapi santai.

Wawancara itu diunggah Dream Wanderlust di YouTube sehari setelah wawancara yang bakal bersejarah. Kenyataannya, wawancara itu menjadi yang terakhir bagi Ueli.

Ueli Steck adalah pendaki gunung asal Swiss. Ia terkenal dengan sebutan “Swiss Machine” [Mesin Swiss]. Ia meraih penghargaan Piolet d'Or sebanyak dua kali, pada 2009 dan 2014. Piolet d'Or adalah penghargaan tahunan yang diberikan kepada para pendaki gunung di seluruh dunia oleh majalah Perancis, Montagnes dan The Groupe de Haute Montagne sejak 1991. Pada 2015 lalu, Ueli juga mendapat penghargaan National Geigraphic Adventurer of The Year.

Pada 2012, Ueli berhasil mendaki Puncak Everest tanpa oksigen. Mendaki tanpa oksigen bukalah hal yang biasa dilakukan oleh para pendaki Everest. Di ketinggian 8.848 mdpl, oksigen semakin tipis, hanya tersisa 20 persen dari kondisi udara normal. Tanpa oksigen tambahan, para pendaki akan kesulitan bernapas, terlebih tubuh mereka dalam keadaan lelah sebab harus terus berjalan. Ueli memang terkenal sebagai pendaki dengan tempo sangat cepat dan berani.

Infografik Gunung Everest

Maret 2017, Ueli kembali ke Nepal. Ia berencana kembali mendaki Everest dan tetap tanpa oksigen. Namun, kali ini dia membuka jalur pendakian baru. Rencananya dari Puncak Everest, dia akan berjalan menuju Puncak Lhotse—sebagai gunung tertinggi keempat di dunia yang bersebelahan dengan punggung Everest.

Rute yang akan ditempuh Ueli adalah Everest Base Camp, Camp 2, Hornbein Couloir, Puncak Everest, South Col, Lhotse Traverse, Puncak Lhotse, dan kembali ke Everest Base Camp. Belum ada yang pernah mengambil jalur itu sebelumnya. Jika Ueli berhasil, maka ia akan menjadi yang pertama. Pendakiannya akan dimulai Mei ini dan ditemani oleh Tenji Sherpa.

Rabu, 26 April, Ueli mengunggah fotonya di Instagram. “Good Day yesterday from Base Camp up to the Lhotseface and back,” tulis Ueli dalam keterangan fotonya. Saat itu, ia dalam proses aklimatisasi, untuk membuat tubuhnya mampu beradaptasi dengan ketinggian. Ternyata, foto tersebut adalah foto terakhir yang diunggah Ueli di media sosial.

Minggu, 30 April, kabar kematian Ueli tersebar di media sosial. “Kemarin kami makan siang bersama. Kami masih belum menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang kami rasakan. Dan kurasa, kami tak akan pernah,” tulis Ferran Latorre, pendaki Everest lainnya, lewat akun twitter.

Mingma Sherpa dari Seven Summit Treks—perusahaan yang mengorganisasi perjalanan Ueli mengatakan, sang pendaki terkenal ini jatuh sejauh 1.000 meter di dekat puncak Gunung Nuptse dan meninggal dunia. Nuptse puncak gunung kecil di dekat Everest. Namun, hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dan detil atas tragedi yang menimpa Ueli. Penyebab kematian pendaki di Everest akibat terjatuh yang tertinggi selain karena tertimbun longsoran salju.

Lewat blog pribadinya, keluarga Ueli memberikan pernyataan soal Ueli “keluarga sedang berkabung dan meminta agar media menahan diri untuk tidak berspekulasi tentang kematian Ueli demi menghormatinya," kata pihak keluarga. "Begitu informasi terpercaya tersedia, media akan diberitahu."

Maret lalu, sebelum berangkat ke Nepal, Ueli sempat diwawancarai oleh Tages-Anzeiger—sebuah media di Swiss.

“Tentu saja aku mau mendaki Everest dan Lhotse,” ujar Ueli. “Tetapi ini memang tujuan yang terlalu tinggi. Bagiku, kegagalan dari ekspedisi ini adalah mati dan tak bisa pulang ke rumah.”

Baca juga artikel terkait KORBAN PENDAKIAN GUNUNG atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Humaniora
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Suhendra