Menuju konten utama

Udara Riau Diklaim Membaik Usai Turun Hujan Buatan

Hujan buatan diklaim berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Minggu (28/7/2019).

Udara Riau Diklaim Membaik Usai Turun Hujan Buatan
Sejumlah petugas pemadam kebakaran PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Penarikan Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan, Riau, Minggu (28/7/2019). Upaya Satgas Karhutla Riau untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan tidak bisa optimal akibat angin kencang dan cuaca kering yang mengakibatkan sumber air mengering. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.

tirto.id - Kualitas udara di Riau berangsur membaik setelah dua hari sebelumnya dilaporkan sedikit kurang baik dan terdeteksi adanya asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan, pantauan kondisi udara di beberapa tempat oleh petugas lapangan juga menunjukkan sudah membaik.

Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru pada Minggu (28/7/2019), pukul 18.00 WIB menunjukkan angka 47.29 (baik). Pantauan dari satelit sore ini juga menunjukkan tidak ada hotspot di Riau.

Dalam rilis yang diterima Tirto disebutkan, satgas udara mengerahkan 17 helikopter untuk water bombing dan 2 pesawat untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Total personel yang akan diturunkan untuk operasi Siaga Darurat Karhutla di Riau adalah 1.512 orang, terdiri atas TNI, Polri, BPBD dan relawan.

Dalam proses pemadaman karhutlan dilakukan juga dengan hujan buatan. Terdapat dua sorti penerbangan, kata dia, untuk memodifikasi cuaca dijalankan dengan pesawat Casa 212-200 PK-PCT.

Sorti 1 penerbangan dilakukan pada pukul 09.45-11.35 WIB dengan target penyemaian di daerah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, dan Siak pada level ketinggian 10.000 feet dengan menghabiskan bahan semai garam sebanyak 1.000 kilogram.

Kemudian, lanjut dia, sorti 2 penerbangan dilakukan pada pukul 13.20-14.55 WIB dengan target penyemaian awan di daerah Kabupaten Siak, Pelalawan dan Kampar pada level ketinggian 10.000 feet dengan menghabiskan garam sebanyak 1.000 kilogram.

"Satgas udara terus melakukan upaya water bombing untuk memadamkan kebakaran di Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Siak; Pangkalan Kuras, Pelalawan, Penarikan Langgam Pelalawan dan di Langgam Pelalawan," kata Agus.

Adapun helikopter water bombing yang dikerahkan sebanyak 5 heli yaitu MI 171 PK-BST, BELL 214 N-217PJ, SIKORSKY N-5193Y, MI8 EY-226 dan KAMOV PK-IKR dengan total jumlah bombing sebanyak 524 kali atau setara dengan 1.993 ton air.

Satgas darat, ujar dia, yang dikerahkan sekitar 1.500-an personel, terdiri atas 1.000 personel TNI, 200 personel Polri dan 300-an orang dari BPBD, Manggala Aggni.

"Sementara itu, dalam upaya penegakan hukum BNPB meminta aparat di lapangan untuk mencari tahu penyebab kebakaran dan pelaku pembakaran," ujar Agus.

Dalam pantauan hujan oleh BMKG, imbuh dia, sampai dengan dengan pukul 16.00 WIB menunjukkan terjadi hujan di Dayun (Siak) pada pukul 15.03 WIB, Bengkalis (0,5 mm) pukul 12.40-13.40 WIB, Sei Pakning (35,6 mm) pukul 12.50-14.00 WIB), dan Tembilahan (0,6 mm) pukul 07.50-08.20 WIB.

Kemudian hujan juga terjadi di Bunga Raya (22,6 mm) pukul 12.30-15.20 WIB, Rokan IV Koto (2,2 mm) pukul 09.00-09.50 WIB.

"BMKG juga mengeluarkan peringatan dini sampai dengan pukul 17.00 WIB akan terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai deras di sebagian wilayah Bengkalis, Siak dan sebagian Pekanbaru, Pelalawan, Kepulauan Meranti," ungkap dia.

Menurut dia, hasil pemantauan hotspot tanggal Minggu (28/7/2019) pukul 16.00 WIB dari satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN untuk wilayah Riau tidak terdeteksi hotspot (0 titik).

Padahal pantauan pada hari sama pukul 07.00 WIB untuk wilayah Riau terdapat 89 titik dengan 72 titik kategori sedang dan 17 titik kategori tinggi.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN HUTAN RIAU atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Hard news
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali