Menuju konten utama
Lebaran 2023

Ucapan Sungkem Saat Lebaran Idul Fitri Bahasa Jawa dan Artinya

Ucapan Sungkem saat Lebaran Idul Fitri dalam bahasa Jawa dan artinya bahasa Indonesia.

Ucapan Sungkem Saat Lebaran Idul Fitri Bahasa Jawa dan Artinya
Sungkeman. Sandiaga Uno dan sang istri, Nur Asia, juga kedua putrinya, Anneesha Atheera Uno dan Amyra Atheefa Uno melakukan sungkeman pada ayah dan ibunya Sandi, Henk Uno dan Mien Uno. Tirto.id/Tresna Yulianti

tirto.id - Sungkeman merupakan tradisi Jawa yang kerap dilakukan pada acara-acara penting seperti kala Lebaran tiba.

Pada prakteknya, biasanya masyarakat Jawa menggunakan ucapan sungkeman dengan bahasa Jawa asli.

Secara praktis, sungkeman dapat juga diartikan dengan memberikan tanda bakti dan hormat. Ini biasanya dilakukan orang muda kepada orang yang lebih tua dengan cara bersimpuh.

Dosen Pascasarjana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Sutrisna Wibawa menjelaskan bahwa etika sungkem saat lebaran dilakukan usai salat Idul FItri, dengan cara bersimpuh, mencium tangan, dan ungkapan rendah hati rasa bersalah selama setahun belakangan.

Apa Itu Sungkeman?

Menyitir laman Puro Mangkunegara, sungkeman berasa dari kata bahasa Jawa “sungkem” yang memiliki arti bersimpuh atau duduk jongkok sambil mencium tangan orang yang dituakan.

Selain pada saat Lebaran, sungkeman biasa juga dilakukan pada hari pernikahan.

Sungkeman dilakukan untuk memohon maaf atas kesalahan ucapan maupun tindakan yang dilakukan agar dosa dan kesalahan dapat terhapus serta mengharapkan doa kebaikan dari orang yang dituakan.

Sungkeman juga dikenal dengan istilah “nyuwun ngapura” yang berakar dari kata bahasa Arab “ghafura” yang berarti tempat pengampunan.

Ini sesuai dengan tujuan dari sungkeman yaitu memohon pengampunan atau maaf dari orang tua sebagai wujud perimintaan maaf yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan.

Asal Usul Sungkeman

Gernaida Pakpahan dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 19, No. 2, 2021: 521 – 554 menyebut bahwa budaya Sungkem pada dasarnya adalah bagian dari “agama suku” Kejawen. Kejawen dipahami dan dipercaya adalah ajaran kebatinan yang telah ada sejak orang Jawa ada di dunia.

Tidak diketahui kapan datangnya, tetapi isi ajarannya berkaitan dengan filosofi-filosofi Jawa, yang dapat dikatakan sebagai nenek moyang suku Jawa.

Sungkeman saat lebaran merupakan alkulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam, yang dimulai dari Kasunanan Surakarta dan Puro Mangkunegaran, tepatnya pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara I (1757-1795). Kala itu, sungkeman melibatkan kerabat, abdi dalem dan rakyat.

Setelah Shalat Idulfitri, sungkeman diawali oleh para istri dan putra dalem dilanjutkan para kerabat, punggawa dan rakyat.

Tradisi sungkeman juga dilaksanakan di lingkungan Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman. Bentuk dan pelaksanaannya sesuai ketentuan adat yang berlaku.

Pihak- pihak yang terlibat harus mengenakan pakaian Jawa lengkap. Raja duduk di singgasana dan yang hadir duduk bersila, diawali dengan sembah kemudian sungkem sembari mengucapkan kalimat maaf yang sudah baku.

Ucapan Sungkem Bahasa Jawa

Sungkeman yang memang berasal dari tradisi Jawa akan semakin lengkap apabila dilakukan dengan ucapan bahasa Jawa asli.

Berikut ini adalah beberapa contoh ucapan Sungkem bahasa Jawa yang dirangkum dari laman Pemerintah Desa Rejuno dan Pemerintah Desa Sembirkadipaten, yang dapat ditiru untuk sungkeman pada Leabran 2023.

1. Kulo ngaturaken sugeng riyadi lan nyuwun pangapunten dhumateng sedoyo kelepatanipun lan klenta klentinipun kulo.

Artinya: Saya ingin mengucapkan selamat Lebaran kepada Anda dan meminta maaf atas semua kesalahan-kesalahan yang pernah saya perbuat.

2. Kulo mriki sowan dateng ngarsanipun bapak/ibu/mbah. Sepindah kulo tuwin lan silaturahmi kangge paseduluran sesami tiyang muslim. Kaping kalih kulo nyuwun pandonganipun bapak/ibu/mbah. Lan ingkang kaping tigonipun kulo nyuwun pangapunten seagengipun samodra pangaksami dhateng sedaya klenta klentunipun lampah kulo tumindak lan anggene kulo matur ingkang kulo jarag nopo dene mboten dipunjareg. Semanten niko kulo nyuwun mugi mugi saged ndadosaken penggalihipun panjenengan lan manahnipun kulo tentrem. Lan ingkang ugo kito suwun suwun, mugi ibadah kulo lan panjengengan saged ketampi ing ngarsane gusti Allah SWT lan mugi Allah kersa maringi pangapunten dumateng sedaya kelepatan kito sedoyo.

Artinya: Saya datang ke sini untuk melihat ayah/ibu/nenek. Bantuan dan persahabatan untuk persaudaraan umat Islam. Yang kedua, saya mohon doa dari bapak/ibu/nenek. Dan yang ketiga, saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas semua kesalahan tindakan saya dan cara saya mengatakan hal-hal yang tidak disukai. Saya harap saya bisa membuat kalian bahagia dan mendamaikan hati. Dan yang patut kita syukuri, semoga ibadah dan doa kita diterima di sisi Allah SWT dan semoga Allah mengampuni kita atas segala kesalahan kita.

3. Kulo sowan wonten ing ngarsanipun Bapak/Ibu. Sepisan, nyaos sembah pangabekti mugi katur ing ngersanipun Bapak/Ibu. Ongko kalih, mbok bilih wonten klenta-klentunipun atur kulo saklimah, tuwin lampah kulo satindak ingkah kulo jarang lan mboten ndadosaken sarjuning panggalih. Mugi Bapak/Ibu kerso maringi agunging samudro pangaksami. Kulo suwun kaleburna ing dinten riyadi puniko lan ingkang putra nyuwun berkah soho pangestu.

Artinya: Saya datang untuk menemui Bapak/Ibu. Pertama-tama, saya mohon doanya di hadapan ayah/ibu. Dua, mungkin ada beberapa kesalahan selama ini, dan tindakan saya yang kurang baik, sehingga membuat kalian kecewa. Saya harap Bapak/Ibu mau menerima maaf ini. Terima kasih telah disertakan pada hari ini dan sekaligus putramu ini meminta berkah.

4. Kulo ngaturaken sembah ngabekti dhateng panjenengan, ugi nyuwun pangapunten ing sadeleme manah dumateng sedaya agengipun kelepatanipun tindak tanduk ingkang katingal menapa mboten katingal. Mugi mugi Allah nglebur dosa kulo lan panjenengan ing dinten riyaya meniko.

Artinya: Saya ingin mempersembahkan doa saya kepada Anda, serta meminta maaf dari lubuk hati saya yang paling dalam atas semua kesalahan perilaku saya yang terlihat atau tidak terlihat. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita pada hari Lebaran ini.

5. Ngaturaken sembah pangabekti kawula. Sepinten kalepatan kulo, lampah kulo setindak, paben kulo sakecap ingkang mboten angsal idining sarak, kulo nyuwun pangapunten mugi lineburo ing dinten riyoyo puniko.

Artinya: Minta izin untuk permohonan maaf ini. Jika saya melakukan kesalahan, jika saya melakukan kesalahan, jika saya mengatakan sesuatu yang tidak mendapat izin dari Sarak, saya meminta maaf kepada Linebiro pada hari ini.

Mbah,sowan kulo wonten ngarso panjengan, ngaturaken sedoyo kalepatan lahir batos kulo,engkang mboten angsal idining sarak, Soho tandang tanduk, Solah Bowo,trapsilo Sarto wicoro,ingkang mboten ngremenaken dumateng penggalih panjenengan, Mugi Gusti tansah nglebur ing dinten Ariadin puniko. Tiang anem kathah kalepatanipun, tiang sepuh Ageng pangapuranipun. Mbok bilih wonten kalepatan, Kulo tiang anem nyuwun agunging pangapunten dumateng panjenengan.

Artinya: Nek, aku di sini untuk bertemu denganmu, untuk memberitahumu semua kesalahan yang aku miliki sejak lahir, yang tidak mendapat izin dari Sarak, Soho si pengembara, Solah Bowo, Trapsilo Sarto Wicoro, yang tidak melakukannya. Semoga ucapan ini bisa membuat nenek bahagia, semoga Allah juga menerima maaf saya, karena ada banyak kesalahan yang diperbuat, tapi orang tua itu sangat memaafkan. Jika ada kesalahan, saya minta maaf kepada Anda.

Baca juga artikel terkait UCAPAN LEBARAN 2023 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno