Menuju konten utama

Tutup Akun Medsos: Cara Selebritas Rawat Kesehatan Mental

Sorotan, pelecehan, dan troll internet membuat para artis memutuskan untuk tutup akun atau detoks dari media sosial.

Tutup Akun Medsos: Cara Selebritas Rawat Kesehatan Mental
Ilustrasi hapus akun. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Selebgram Karin Novilda atau yang dikenal dengan nama Awkarin memutuskan untuk tak lagi aktif menggunakan Instagram. Hal tersebut ia sampaikan melalui unggahan Instagram Story pada Jumat (12/10/2018). Awkarin menjelaskan bahwa dirinya ingin memiliki kehidupan yang normal makanya ia menjual akun yang telah memiliki 3,7 juta pengikut tersebut.

Seperti yang dilaporkan Tempo, Awkarin menegaskan bahwa keputusannya tersebut bukanlah sensasi semata. “Bagi yang berpendapat ini cuma hoax/drama, kalian salah,” katanya. Awkarin mengatakan akun tersebut tetap akan digunakan untuk mengunggah foto terkait promote paid dan endorsement.

“Tadi line@ saya broadcast tanggal 22 semua PP & endorse akan di-post. Bukan berarti saya akan menggunakan account IG ini lagi. Saya cuma akan post PP & endorse mulai tanggal 22 untuk tanggung jawab sama olshop dan semua kerjaan yang sudah bayar,” terangnya.

Serupa dengan Awkarin, Sarah Sechan juga memilih buat tak aktif lagi di media sosial Instagram dan Twitter sejak Rabu (1/3/2017). Hal tersebut ia umumkan lewat unggahan foto di akun Instagram pribadinya pada Selasa (28/2/2017). Liputan6 mengatakan keputusan Sarah Sechan itu muncul lantaran presenter kondang tersebut ingin memiliki kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.

“Hei kalian orang-orang seksi, ini akan jadi posting-an terakhirku di Instagram dan Twitter. Saya telah memutuskan bahwa pada usia ini saya harus benar-benar mulai hidup dan menikmati setiap saat dalam kehidupanku. Tidak sibuk mencoba untuk membuat orang-orang mengerti tentang pilihan hidup maupun persetujuan dari orang-orang yang tak dikenal,” ujarnya seperti dikutip oleh theAsianparent.

Pada tahun yang sama, penyanyi Eva Celia pun memutuskan untuk rehat dari media sosial. Ia menceritakan bahwa dirinya telah melupakan hal yang menjadi prioritas gara-gara keseringan bermain media sosial. “Media sosial telah menjadi distraksi besar bagi hubungan saya dengan orang lain dan diri sendiri. Saya mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan saya takut itu menjadi racun,” katanya.

Eva kemudian menjelaskan bahwa ia tak aktif menggunakan media sosial sejak 25 Desember 2017 hingga 2 Januari 2018. “Saya ingin menggunakan waktu ini untuk berhubungan dengan orang terdekat dan lingkungan sekitar. Untuk mulai menentukan mana yang menjadi prioritas,” jelasnya.

People mencatat setidaknya ada 22 selebritas yang memilih untuk menutup akun atau vakum dari media sosial. Nama-nama seperti Ed Sheeran, Kendal Jenner, Justin Bieber, Kelly Marie Tran, dan Leslie Jones masuk dalam daftar tersebut. Tiga nama terakhir, menurut People, rehat atau menutup akun media sosial karena mendapatkan komentar negatif dari warganet.

Kelly Marie menutup akun Instagram miliknya sebab ia mengalami pelecehan karena perannya di film Star Wars: The Last Jedi. Hal serupa juga dialami oleh aktris Leslie Jones. Ia memperoleh komentar bernada rasis dan misoginis di Twitter yang mengkritik akting pelawak sekaligus aktris asal Amerika tersebut di film Ghosbusters. Sementara itu, kritikan terhadap pacarnya mendorong Justin Bieber menonaktifkan akun Instagram pada bulan Agustus tahun 2016.

Di sisi lain, People menjelaskan model Kendal Jenner menghapus akun Instagram dan tak aktif di media sosial selama seminggu karena ingin beristirahat. “Saya hanya ingin melakukan detoks. Saya merasa agak tergantung pada media sosial makanya saya hendak mengambil jarak,” ujarnya. Penyanyi Ed Sheeran, lebih lanjut, juga melakukan hal serupa. Selama satu tahun sejak bulan Desember 2015 ia tak bermain media sosial dengan alasan ingin melihat dunia secara langsung dan bukan lewat layar ponsel.

Infografik Tutup Akun Medsos

Seperti yang dilaporkan The Hindustan Times, rehat dari media sosial dibutuhkan oleh para selebritas untuk menjaga kesehatan jiwa dan pikiran. Analis perdagangan dan jurnalis film Amod Mehra mengatakan bahwa sorotan yang diarahkan pada artis bisa membuat mereka mengalami stres. “Bakal ada banyak pelecehan dan trolling di internet, dan ketika terjadi, hal itu bisa mengganggu. Makanya tak apa menghilang untuk kehidupan yang sehat juga beristirahat,” ujarnya.

Pendapat ini lantas diamini oleh konsultan citra selebritas Rita Gangawani. Ia mengatakan bahwa situs jejaring sosial mulanya digunakan untuk menghubungkan orang dan membagikan momen menyedihkan atau menyenangkan. “Tapi platform ini sekarang dipakai buat mencurahkan perasaan, ada fan yang merundung selebritas sehingga energi positif terbuang begitu saja. Ada satu komentar positif, diikuti oleh ratusan kritikan negatif,” katanya kepada The Hindustan Times.

Ia mengatakan bahwa hal tersebut terus terjadi sehingga membentuk sebuah siklus yang tak berkesudahan. “Semua orang membutuhkan apresiasi. Itu hanya lingkaran yang terus berlangsung, anda unggah sesuatu, anda mendapatkan komentar negatif, lalu anda respons balik, dan kembali anda memperoleh troll di internet. Jadi, penting untuk detoks [dari media sosial] setiap tiga atau empat bulan,” terangnya.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Morten Tromholt dari Departemen Sosiologi University of Copenhagen, beristirahat dari media sosial seperti Facebook memang dapat memberikan dampak baik. Dari 1.096 subjek penelitian, terang Tromholt, seseorang mengalami peningkatan dalam hal kepuasan hidup dan emosi positif setelah rehat dari Facebook selama satu minggu. Efek ini dirasakan oleh pengguna berat dan pasif Facebook serta mereka yang merasa iri saat melihat akun orang lain di media sosial tersebut.

Hasil ini didapat Tromholt setelah ia memberikan kuesioner kepada subjek penelitian yang rata-rata berumur 34 tahun serta didominasi oleh perempuan. Daftar pertanyaan itu diberikan sebelum dan sesudah eksperimen dilakukan, yakni membagi subjek penelitian ke dalam dua grup yang ditentukan secara acak. Satu grup adalah kelompok yang tetap menggunakan Facebook seperti biasa. Rata-rata mereka bermain media sosial tersebut lebih dari satu jam per hari. Sementara itu, grup lainnya berisi orang-orang yang diminta berhenti bermain Facebook selama sepekan.

Tromholt pun mengatakan apabila seseorang susah mengubah cara ketika menggunakan Facebook, maka berhenti menggunakan media sosial tersebut dianggap tepat untuk kebaikan pengguna.

Baca juga artikel terkait MEDIA SOSIAL atau tulisan lainnya dari Nindias Nur Khalika

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nindias Nur Khalika
Editor: Maulida Sri Handayani