Menuju konten utama

Tugas Berat Zulkifli Zaini: Proyek Listrik 35 Ribu MW & Utang PLN

Dirut PLN yang baru Zulkifli Zaini menghadapi tantangan berat: menyelesaikan proyek 35 ribu MW dan utang PLN yang membengkak.

Tugas Berat Zulkifli Zaini: Proyek Listrik 35 Ribu MW & Utang PLN
Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini. FOTO/antaranews

tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir akhirnya menetapkan Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama PLN. Zulkifli akan berdampingan dengan Amien Sunaryadi sebagai Komisaris Utama PLN.

“Baik Pak Amien maupun Pak Zulkifli memiliki rekam jejak sangat baik, siap berkeringat dan berakhlak. Sama dengan Dirut dan Komut BUMN lain," nilai Erick Thohir, Senin (23/11/2019).

"Saya akan intens bertemu secara reguler setiap bulan untuk memastikan berbagai rencana besar yang menjadi prioritas pemerintah, " tambah Erick.

Erick Thohir memaparkan PLN bakal memiliki tugas berat, dari menjalankan rasio elektrifikasi 100 di Indonesia hingga menciptakan tarif listrik yang efisien untuk masyarakat dan industri.

Pemimpin PLN juga ditugaskan untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik. Salah satu yang harus dipenuhi PLN adalah pemenuhan listrik ramah lingkungan di ibu kota baru.

"PLN juga akan membentuk ekosistem bisnis yang sehat dengan swasta, BUMD dan BUMDes dalam memproduksi listrik. PLN akan fokus pada distribusi," tambah Erick.

Rudiantara Mental

Zulkifli Zaini adalah mantan Dirut Bank Mandiri. Sementara Amien Sunaryadi adalah mantan Wakil Ketua KPK.

Nama Zulkifli Zaini baru muncul pada Senin menjelang rapat umum pemegang saham PLN. Sebelumnya, nama mantan Menkominfo Rudiantara yang muncul sebagai Dirut PLN.

Pada 25 November 2019, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengumumkan penunjukan Rudiantara sebagai Dirut PLN.

“Mudah-mudahan segera dilantik, yang jelas saya sudah tanda tangan,” kata Pramono ketika itu.

Pramono berkata setelah melalui proses di tim penilai akhir, keputusan penunjukan Rudiantara sebagai Dirut PLN berada di tangan menteri BUMN Erick Thohir.

Namun, pada 2 Desember 2019, Erick berkata penunjukan Rudiantara sebagai Dirut PLN belum disepakati.

“Saya rasa proses daripada pemilihan direksi, komisaris PLN, pasti ada prosesnya, seperti yang lain juga. Kalau sudah menjadi proses dan ada keputusan, baru saya bisa sampaikan,” jawab Erick di sela-sela rapat di DPR.

Barulah pada Minggu malam, 22 Desember, Erick mengaku sudah mengantongi nama Dirut PLN, Direktur Keuangan, dan Komisaris Utama PLN. Nama itu selanjutnya disahkan pada RUPS pada Senin hari ini.

Sebelum menjabat Menkominfo, Rudiantara pernah menjabat Wakil Dirut PLN periode 2008-2009. Posisi Dirut PLN saat ini dijabat oleh Plt Sripeni Inten Cahyani setelah Sofyan Basir ditetapkantersangka oleh KPK. Belakangan, Sofyan divonis bebas.

Beban Zulkifli Zaini

Penunjukan Zulkifli Zaini sebagai Dirut PLN menggambarkan untuk kali kedua bos PLN dipimpin oleh bankir.

Sebelum Zulkifli, ada Sofyan Basir, bankir senior dengan posisi terakhir sebagai Dirut BRI.

Zulkifli merupakan Dirut Bank Mandiri periode 2010-2013. Pria kelahiran 22 Oktober 1956 ini bankir karier di Mandiri.

Lulusan Washington University ini mengawali kariernya di Bapindo, cikal bakal Bank Mandiri. Posisi terakhirnya terus meningkat hingga menjadi Dirut Bank Mandiri.

Zulkifli menjadi Dirut di sebuah bank BUMN dengan aset terbesar, menggantikan Agus Martowardojo yang diangkat menjadi menteri keuangan saat itu.

Kariernya di Bank Mandiri berhenti setelah pemerintah menunjuk Budi Gunadi Sadikin menjadi Dirut. Selepas itu, kiprah Zulkifli Zaini nyaris tidak terdengar lagi. Saat ini ia menjabat chairman Ikatan Bankir Indonesia serta komisaris Independen BNI.

Tantangan yang akan dihadapi Zulkifli tidak mudah. Ia akan menghadapi masalah proyek 35.000 MW yang belum tuntas hingga kini; juga utang PLN terus membengkak.

Pada semester I-2019, PLN memiliki utang hingga Rp604,46 triliun atau meningkat hingga 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro berkata rasio utang PLN terhadap pendapatan dan aset sudah "lampu kuning" alias harus hati-hati.

"Apalagi total kebutuhan pendanaan PLN untuk mewujudkan proyek 35.000 MW sangat besar," ucapnya.

Dari sisi kinerja, PLN pada semester I-2019 mencatat laba bersih Rp7,35 triliun. Ini berarti pembalikan setelah mencatat kerugian Rp5,35 triliun pada semester I-2018. Sementara rasio elektrifikasi per Juni 2019 sudah mencapai 98,81 persen.

Baca juga artikel terkait PLN atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Fahri Salam