Menuju konten utama

Trump Tuduh Assad Telah Lampaui Batas Soal Serangan Gas

Presiden AS Donald Trump menuduh pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah "melewati garis merah" karena melancarkan serangan gas beracun kepada warga sipil. Sikapnya ini membuatnya akan berhadapan langsung dengan Rusia, yang menjadi pelindung Assad.

Trump Tuduh Assad Telah Lampaui Batas Soal Serangan Gas
Seorang petugas sipil bernafas melalui botol oksigen, setelah apa yang menurut regu penyelamat digambarkan sebagai dugaan serangan gas di kota Khan Sheikhoun di kota yang dikuasai pemberontak Idlib, Suriah, Selasa (4/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Abdullah.

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah "melewati garis merah" karena melancarkan serangan gas beracun kepada warga sipil. Tuduhan ini membuat Trump akan berhdapan langsung dengan Rusia yang menjadi pelindung Assad selama ini.

"Saya bilang pada Anda, apa yang terjadi kemarin (serangan gas beracun) itu tidak bisa saya terima," kata Trump kepada wartawan dalam konferensi pers dengan Raja Yordania Abdullah, Rabu (5/4/2017) waktu setempat, seperti dilansir Antara.

Trump menyatakan akibat serangan itu sikapnya terhadap Suriah dan Assad telah berubah total, namun tidak menyebutkan bagaimana dia merespons Assad.

"Dan saya bilang pada Anda bahwa sikap saya kepada Suriah dan Assad telah berubah sama sekali," kata Trump.

Trump menyebut serangan yang menewaskan paling sedikit 70 orang yang kebanyakan anak-anak itu "telah melanggar banyak sekali batasan". Kalimat ini juga sindiran kepada pendahulunya Barack Obama yang pernah mengancam menggulingkan Assad jika sang presiden Suriah menggunakan senjata kimia.

Tuduhan terang-terangan kepada Assad itu membuat Trump berhadapan langsung dengan Rusia yang selama ini menjadi pelindung setia Assad.

Tapi Trump tidak mengungkapkan tindakan apa yang diambil AS terhadap Assad, namun Wakil Presiden Mike Pence mengatakan semua opsi terbuka, termasuk penggulingan Assad dan membuat zona aman di Suriah.

"Baiklah saya jelaskan, semua opsi ada di meja (perundingan)," kata Pence.

AS menolak tuduhan Rusia bahwa pihak pemberontak Suriahlah yang melancarkan serangan senjata kimia itu.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan sebanyak 58 orang tewas dan puluhan orang lagi cedera akibat serangan gas beracun. Terkait serangan itu, Kementerian Luar Negeri Suriah pada Selasa (4/4/2017) waktu setempat, mengaku bahwa militer Suriah tidak memiliki senjata kimia jenis apapun.

Kementerian juga mengecam laporan yang disebutnya sama sekali tak berdasar bahwa Angkatan Udara Suriah melancarkan serangan gas beracun terhadap Kota Kecil Khan Sheikhoun, yang dikuasai gerilyawan, di Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri itu Selasa pagi kemarin.

Baca juga artikel terkait KONFLIK SURIAH atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri