Menuju konten utama

Trump Sebut Steve Bannon Kehilangan Akal Sehat Menuding soal Rusia

Steve Bannon membeberkan pertemuan di Trump Tower antara Donald Trump Jr. dan sekelompok orang Rusia selama kampanye pemilihan 2016. Ia menyebutnya tindakan "pengkhianatan" dan "tidak patriotik."

Trump Sebut Steve Bannon Kehilangan Akal Sehat Menuding soal Rusia
Donald Trump dan Stephen Bannon (kanan). AP Photo/ Evan Vucci

tirto.id - Presiden AS Donald Trump mengecam mantan kepala ahli strategi Steve Bannon pada Rabu, menuduhnya telah "kehilangan akal sehatnya." Pernyataan ini keluar usai eks ajudan itu mengajukan tudingan bombastis terhadap Trump dan keluarganya di sebuah buku baru.

"Steve Bannon tidak ada hubungannya dengan saya atau kepresidenan saya," kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Rabu (3/1/2018), seperti dikutip The Guardian.

"Ketika dipecat, dia tidak hanya kehilangan pekerjaan, [tapi juga] kehilangan akal sehatnya. Steve adalah staf yang bekerja untuk saya setelah saya memenangkan nominasi dengan mengalahkan 17 kandidat, yang kerap digambarkan sebagai pemain paling berbakat yang pernah dihimpun di partai Republik."

Kritik ini berkebalikan dari sebuah tweet yang dikeluarkan pada 17 Agustus 2017, di mana Trump menulis: "Saya ingin berterima kasih kepada Steve Bannon atas jasanya. Dia datang ke kampanye saat persaingan saya melawan Hillary Clinton yang curang - sangat menyenangkan! Terima kasih S.”

Bannon adalah kepala staf eksekutif dalam kampanye Trump selama tiga bulan terakhir dan kemudian diangkat menjadi kepala strategi Gedung Putih tujuh bulan sebelum kemudian dipecat dan kembali ke media sayap kanan Breitbart News.

Dalam buku barunya Fire and Fury: Inside the Trump White House, Bannon mengatakan kepada penulis Michael Wolff bahwa pertemuan di Trump Tower antara putra presiden dan sekelompok orang Rusia selama kampanye pemilihan 2016 adalah "pengkhianatan" dan "tidak patriotik".

Dalam buku tersebut, yang diperoleh oleh Guardian dari penjual buku di New England sebelum dipublikasikan, Wolff melukiskan sebuah gambaran Gedung Putih dalam kekacauan, terkunci dalam peperangan destruktif bahkan dengan beberapa sekutu terdekat Trump mengungkapkan penghinaan kepadanya.

Dalam pernyataannya terkait pengakuan dalam buku, Trump mengatakan: "Steve pura-pura berperang dengan media, yang dia sebut partai oposisi, namun dia menghabiskan waktunya di Gedung Putih membocorkan informasi palsu ke media untuk membuat dirinya tampak jauh lebih penting. Ini adalah satu-satunya hal yang dia lakukan dengan baik.”

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dilansir New York Times, Trump mencela Bannon sebagai pembesar yang mempromosikan dirinya sendiri. Ia menganggap Bannon "sangat sedikit kaitannya dengan kemenangan historis" dalam pemilihan presiden tahun 2016 dan.

Alih-alih mewakili basis politik presiden atau mendukung agendanya untuk "membuat Amerika hebat lagi," Bannon "hanya berusaha membakarnya habis-habisan," kata Trump.

"Steve jarang menghadiri pertemuan satu lawan satu dengan saya dan hanya berpura-pura memiliki pengaruh untuk membodohi beberapa orang tanpa akses dan tidak tahu, yang membantunya menulis buku palsu."

Wolff, seorang mantan kolumnis Guardian, mengatakan kepada Guardian pada bulan November bahwa dia tidak memiliki agenda dalam menulis buku tersebut namun ingin "mencari tahu apa yang orang benar-benar pikirkan dan rasakan." Dia menikmati akses yang luar biasa ke Trump serta pejabat senior dan penasihat, katanya, kadang pada saat-saat kritis.

Pada hari Rabu, salah satu subjek percakapan yang dilaporkan dalam buku Wolff, miliarder Trump, Tom Barrack, mengatakan kepada New York Times bahwa dia tidak membuat pernyataan kasar mengenai presiden tersebut.

Sekretaris pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis, buku tersebut "dipenuhi dengan akun palsu dan menyesatkan" dan merupakan "fiksi tabloid yang kotor".

Pada pertemuan regulernya dengan media kemudian, Sanders mengatakan bahwa Trump "marah" dan "merasa jijik" dengan ucapan Bannon. "Mengikuti putra presiden dengan cara yang benar-benar keterlaluan mungkin bukan cara terbaik untuk mencintai orang lain."

Dia menggambarkan klaim pengkhianatan terhadap Trump Jr sebagai "tuduhan konyol." Sanders mengatakan kepada wartawan: "Jika ada seseorang tidak konsisten, itu dia. Tentu bukan presiden atau pemerintahan ini.”

Donald Trump Jr juga ikut menyerang Bannon dalam serangkaian tweet yang menyalahkannya atas terpilihnya kubu Demokrat di Alabama dalam Senat untuk pertama kalinya.

"Terima kasih Steve. Pertahankan kerja kerasnya," kata Trump Jr.

Ia kemudian menambahkan: "Steve mendapat kehormatan bekerja di Gedung Putih & melayani negara ini. Sayangnya, dia menyia-nyiakan hak istimewa itu dan mengubah kesempatan itu menjadi mimpi buruk yang menimpa, melecehkan, membocorkan, membohongi & meruntuhkan Presiden. Steve bukanlah ahli strategi, dia adalah seorang oportunis.”

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari