Menuju konten utama

Tren Thighlighting, Permak Kaki agar Seperti Selebritas

Tak semua kaki tercipta seperti milik Bella Hadid dan Kendall Jenner.

Tren Thighlighting, Permak Kaki agar Seperti Selebritas
Bella Hadid mengenakan gaun rancangan Alexandre Vauthier pada pembukaan Cannes Film Festival 2016. FOTO/Getty Images

tirto.id - Dari arena karpet merah Cannes Film Festival, acara Bvlgari di Italia, hingga peragaan busana Victoria Secrets, model Bella Hadid tak henti memperlihatkan kaki jenjangnya, dari mulai pinggul sampai tumit.

Foto-foto Bella mendapat lebih dari 600.000 hingga satu juta likes di akun Instagram-nya. Selain Bella, selebritas lain juga kerap tampil dalam busana yang mempertontonkan paha. Mereka diantaranya Kendall Jenner, Taylor Swift, dan Jennifer Lopez.

Beberapa bulan setelah foto-foto para pesohor itu viral, media luar negeri seperti Fox News, The Independent, dan Hollywood Reporter memberitakan tentang munculnya tren terbaru dunia kecantikan yakni thighlighting. Sebuah praktik menyempurnakan bentuk kaki yang dilakukan dengan kombinasi operasi thigh lifts, implan betis, dan liposuction. Hasil yang diharapkan ialah adanya jarak di antara paha serta terbentuknya kaki ramping.

“Paha selalu menjadi perhatian kaum perempuan. Selain itu paha bisa mengubah penampilan seseorang. Ketika paha dibentuk dengan benar, hal tersebut bisa membuat proporsi tubuh seorang wanita lebih baik,” kata Gabriel Chiu, dokter kecantikan dan pemilik klinik kecantikan di Beverly Hills.

Berita tersebut juga menyebutkan bahwa belakangan ini Rian Maercks, dokter kecantikan asal Miami, merasakan peningkatan permintaan dari sejumlah klien selebritas untuk melakukan operasi kaki. Mereka berharap agar bentuk kaki bisa serupa dengan wanita-wanita tersohor yang telah disebut namanya di atas.

Sebenarnya hal-hal yang dilakukan dalam thighlighting tidak sepenuhnya merupakan inovasi terbaru di teknologi kecantikan. Thigh lift ialah sebutan bagi operasi paha yang dilakukan pada seseorang yang pernah mengalami penurunan berat badan secara drastis. Istilah tersebut muncul tahun 1957 dan bertujuan untuk mengencangkan area yang kendur.

Operasi dilakukan dengan menghilangkan kulit dan jaringan lemak yang membuat paha menjadi kendur. Hasil tindakan ini tidak bisa dilihat secara instan lantaran bekas operasi seperti pembengkakan dan luka akan tampak. Butuh waktu sekitar satu tahun agar bekas luka benar-benar pudar. Praktik ini populer di negara Thailand, Singapura, Brazil, Turki, dan India.

Liposuction ialah teknik menghilangkan lemak yang telah ditemukan sejak tahun 1980-an. American Society for Aesthetics Plastic Surgery menyebutkan bahwa liposuction termasuk salah satu praktik operasi yang kerap dilakukan wanita berusia 35-64 tahun di Amerika Serikat. Jumlah tersebut meningkat sekitar 134 persen bila dibandingkan dengan penelitian pertama yang dilakukan pada 1997.

Sampai saat ini, liposuction jadi hal yang direkomendasikan oleh sejumlah dokter kecantikan untuk mengatasi penghapusan lemak di paha. Amron, seorang dokter kecantikan asal Beverly Hills menganggap liposuction bisa menjadi cara ampuh menghilangkan lemak yang tetap menempel di tubuh meski pasien sudah melakukan diet dan olahraga.

Cara lain yang digunakan untuk menyeimbangkan proporsi kaki ialah implan betis. Metode ini ialah metode yang mengandung beberapa faktor risiko bagi masalah medis seperti infeksi dan radang. Meski demikian, seseorang melakukan implan untuk mendapat bentuk betis yang proporsional dengan paha. Terutama pada orang dengan bentuk kaki “O”.

Infografik thighlighting

Trendi karena Selebritas

Meski pada awalnya beberapa teknik dalam thighlighting ditujukan pada orang yang kelebihan berat badan, kini alasan tersebut bukan jadi alasan utama. Keinginan untuk mampu mengenakan busana serupa dengan para selebritas bisa menjadi salah satu motivasi.

Dalam artikel "Celebrity Influence and Young People’s Attitudes Toward Cosmetic Surgery in Singapore: The Role of Parasocial Relationships and Identification" yang terbit di International Journal of Communication 11 (2017) disebutkan bahwa tampilnya selebritas di media massa akan meningkatkan level kedekatan khalayak terhadap sosok selebritas yang dilihatnya.

Dari sana, proses identifikasi akan muncul. Identifikasi yang terjadi bisa menghasilkan perubahan sikap dan perilaku seseorang seperti bedah kecantikan agar serupa dengan selebritas yang dianggap sempurna.

Tulisan berjudul "Ageing, Anxiety, and Appearance: Exploring the Body Image of Women in Midlife" menjelaskan bahwa ketidakpuasan terhadap penampilan yang dialami oleh wanita paruh baya (usia 35-55 tahun) dihubungkan dengan ketakutan untuk menjadi tua. Mereka khawatir akan kekurangan daya tarik dalam diri yang ditandai dengan perubahan bentuk tubuh, massa otot, dan kerutan. Hal tersebut ditambah dengan proyeksi media terhadap kecantikan wanita.

Studi lain menyebut bahwa ekspose terhadap selebritas wanita yang nampak lebih muda dari usianya dapat memicu seseorang untuk melakukan operasi kecantikan.

“Ketidakpuasan dalam penampilan, kegelisahan terhadap penuaan, dan apa yang ditampilkan media telah memengaruhi perilaku seseorang terhadap bedah kecantikan,” tulis Slevec & Tiggemann dalam artikel "Attitudes Toward Cosmetic Surgery in Middle-aged Women: Body Image, Aging Anxiety, and the Media."

Baca juga artikel terkait OPERASI PLASTIK atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Maulida Sri Handayani