Menuju konten utama

Tren Jasa Doula untuk Dampingi Ibu Melahirkan

Doula membantu ibu kuatkan naluri alamiahnya dalam menghadapi proses melahirkan.

Tren Jasa Doula untuk Dampingi Ibu Melahirkan
Ilustrasi doula. FOTO/nuroobaby.com

tirto.id - Ruangan penuh teriak kesakitan dari wanita-wanita yang terbaring di tempat tidur. Mereka terlihat erat memegang tangan suami masing-masing. Bulir-bulir keringat yang menetes di dahi, pertanda rasa sakit luar biasa yang tengah mereka rasa.

Begitulah gambaran umum yang ada di benak calon ibu saat melahirkan kelak. Penuh dengan kekhawatiran terhadap rasa sakit. Sebenarnya, persalinan tak selalu harus melewati momen seperti itu. Rasa sakit dan waktu panjang persalinan dapat diminimalkan dengan persiapan matang sebelum persalinan.

Namun, banyak calon ibu tidak mengetahui cara mengantisipasi dan menangani kegelisahan ini. Bahkan, suami yang seharusnya ikut menjadi penenang, terkadang bertindak sama paniknya. Untuk mengatasi banyak masalah dalam proses melahirkan, ada ibu milenial yang memakai jasa doula untuk mendampingi persalinan mereka.

Doula merupakan seorang profesional terlatih yang memberikan jasa berupa pendampingan kepada calon ibu. Bentuknya berupa dukungan fisik, emosional, dan informasi berkesinambungan sebelum dan setelah melahirkan. Para pendamping itu ada agar calon ibu bisa menjalani persalinan yang relatif nyaman dan memuaskan.

Untuk menjadi doula, seseorang harus terlebih dulu menjalani pelatihan yang dilakukan oleh DONA Internasional, organisasi doula internasional dan tertua di dunia.

Baca juga: Betapa Sakitnya Kaum Hawa saat Melahirkan

Seorang doula dari AMANI Birth, Windy Juwita, mengatakan persalinan dapat dipersingkat waktunya hingga 28 persen dengan dampingan doula. Mereka akan membimbing dan memberikan pelatihan menghadapi persalinan normal.

“Ilmunya bisa melewati persalinan dengan aman, nyaman, dan singkat dengan ragam teknik mengoptimalisasi janin, membantu panggul terbuka, serta cara-cara agar bayi turun ke bawah,” katanya.

Menurutnya, doula membantu para calon ibu kembali menemukan insting melahirkan. Sebab, secara alami seperti mamalia lain, manusia dapat melahirkan sendiri dengan dibantu nalurinya. Permasalahannya, kini insting manusia sudah luntur bahkan hilang karena dibantu alat-alat persalinan.

“Saat ini banyak ibu menjadi obyek. Mereka bukan melahirkan, tapi dibantu melahirkan,” katanya.

Ia tak mempermasalahkan persalinan yang dibantu oleh alat-alat medis untuk menyelamatkan ibu dan janin. Namun, ketika tak ada indikasi medis tapi kelahiran diintervensi, kemungkinan bisa terjadi trauma. Misalnya karena episiotomi, guntingan atau sayatan yang dibuat pada bagian di antara jalan lahir bayi dan anus. Padahal, ada cara alami untuk menghindari robekan tersebut.

Baca juga: Alasan dan Pilihan Persalinan Caesar

Selain menyiapkan kondisi mental calon ibu, doula juga mengedukasi calon ayah untuk dapat menjadi pendamping utama istrinya saat melahirkan. Suami tetap menjadi pemberi semangat persalinan utama untuk istrinya.

Untuk memakai jasa doula, Windy menyarankan calon ibu mempersiapkannya sekali sebelum persalinan, lalu saat persalinan, dan sekali setelah persalinan. Jasa doula juga dibutuhkan setelah persalinan untuk membimbing masa peralihan menjadi ibu. Berapa biayanya? Windy mematok biaya sebesar Rp3 juta untuk satu paket jasa dengan tiga kali kunjungan.

Manfaat Memakai Doula

Desi Arisandi (31) sempat merasakan trauma dalam setelah calon bayi pertamanya keguguran. Saat hamil kedua, ia jadi penuh rasa takut. Sedikit saja merasakan sakit, paniknya luar biasa. Tak mau rasa takut itu berlanjut hingga persalinan, Desi memutuskan ikut paket kelas hypnobirthing yang juga menyajikan persalinan dokter dan doula di kliniknya.

“Di kelas diajari ketenangan diri dan cara menikmati kehamilan. Ternyata, kalau kita happy dan baik-baik saja, bayinya juga merasakan hal yang sama,” katanya kepada Tirto.

Saat usia kehamilan mencapai 38 minggu, ia sudah diminta memilih suasana kamar saat persalinan, juga jenis musik dan wewangiannya. Ketika masa persalinan datang, Desi jadi lebih siap. Ia juga bebas memilih posisi lahir, tak melulu harus tidur di kasur seperti kebanyakan persalinan.

“Adanya doula lebih menenangkan kita dan mengurangi rasa sakit.”

Baca juga: Persalinan Normal Sakitnya Minimal

Pengalaman serupa diungkapkan Dinar Maria (30). Berbeda dengan Desi yang pernah mengalami trauma keguguran, Dinar menghadapi kecemasan lain berupa ketidaksiapan mental. Saat hamil, usia pernikahannya belum genap dua bulan. Yang ada di benaknya saat itu, persalinan akan penuh dengan drama kesakitan. Belum lagi rasa perih pada payudara ketika mulai menyusui.

“Semua rasanya jadi beban pikiran. Makin dekat [waktu] kelahiran, rasanya makin enggak pede dan perlu persiapan mental lebih,” ceritanya kepada Tirto.

Lalu ia mengobrol dengan ibu-ibu seumurannya, sehingga ia mendapat informasi ihwal jasa doula untuk membantu mempersiapkan mental saat persalinan. Ia pun mulai aktif berhubungan dengan doula pada minggu ke 30. Di kelas pertama, ia sudah bisa mendapat keyakinan bahwa kehamilan dan persalinan bisa dilalui dengan nyaman dan minim trauma.

“Kehadiran doula membantu saya untuk fokus pada kehamilan dan persalinan saya. [Saya] tidak menghiraukan jutaan cerita yang memberikan kesan negatif,” katanya.

Saat persalinan, doula menjadi pengarahnya dan suami untuk tetap fokus melakukan ragam persiapan kelahiran. Selain itu, doula juga membantu komunikasi dengan tim bidan sesuai dengan birthplan yang Dinar susun. Sebagai bonus, doula juga mendokumentasikan momen kelahiran.

Baca juga: Asa Menekan Kematian Ibu Melahirkan

Infografik Doula

Pada masa pasca-melahirkan, doula mengajarinya cara menyusui, mengurus bayi, dan hal lain-lain yang perlu ia perhatikan. Dukungan emosional juga diberikan, mengingat masa-masa awal postpartum cukup menguras energi dan emosi dari ibu.

“Alhamdulillah, afirmasi saya terwujud. Rasa sakit [secara fisik] tetap ada, tetapi saya terbantu karena menerimanya dengan sadar, terkendali, dan saya tidak merasa sendiri atau ditinggalkan saat menghadapinya,” ujar Dinar.

Menurut penelitian, kehadiran doula memang terbukti dapat mengurangi komplikasi kelahiran, dan juga mempercepat proses kelahiran. Penelitian Hodnett, ED, dkk pada 2012 yang melibatkan 15.288 wanita hamil membuktikannya. Mereka menemukan fakta bahwa ibu yang menggunakan doula cenderung melahirkan secara vaginal, sedikit melaporkan nyeri atau merasa tidak puas.

Selain itu, waktu lahir mereka juga cenderung singkat dan tidak melakukan operasi sesar atau kelahiran vaginal instrumental. Yang disebut terakhir adalah kelahiran dengan bantuan instrumen khusus seperti vakum, ekstraktor, forsep, dan episiotomi.

Yang terpenting di antara semuanya, bayi cenderung terhindar dari nilai APGAR rendah di lima menit kelahiran. Nilai APGAR merupakan ukuran tingkat kesehatan bayi baru lahir dengan poin 0-10. Semakin tinggi poinnya, maka semakin sehat bayi yang dilahirkan.

Namun, mengutip kata Windy sebagai seorang doula profesional, manusia sesungguhnya bisa melakukan proses kelahirannya sendiri tanpa bantuan. Jadi, kesiapan persalinan kembali lagi pada mental masing-masing para calon ibu. Doula hanya membantu mereka untuk mempersiapkannya saja.

Baca juga: Ibu Hamil Waspada jika Tekanan Darah Tinggi

Baca juga artikel terkait PERSALINAN atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani