Menuju konten utama

Tren Baru Kecantikan Korea: Merawat Wajah dengan Sparkling Water

Para perempuan Korea dan Jepang percaya air jenis ini mampu membikin wajah kencang dan kenyal.

Ilustrasi wanita cantik mencuci wajah. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Selain mendunia dengan kebudayaannya di ranah musik, drama, dan makanan, Korea juga menjadi pionir produk-produk kecantikan perempuan Asia. Ragam merek kosmetiknya laku di pasaran, tips-tips kecantikannya juga banyak diikuti perempuan-perempuan dari seluruh dunia. Termasuk kini, tren perawatan wajah menggunakan air berkarbonasi/soda (sparkling water).

Perempuan Korea melakukan banyak cara dalam memanfaatkan air berkarbonasi sebagai rangkaian perawatan kulit. Ada yang langsung disemprot ke muka, dicampur dengan air mandi, atau digunakan sebagai air bilasan setelah cuci muka. Selain itu ada juga yang sengaja merendam kepala dalam air berkarbonasi dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan kulit kepalanya. Sudah banyak produk kosmetik K-beauty yang menggunakan air berkarbonasi sebagai bahan dasar produknya.

“Air berkarbonasi sudah lama disisipkan pada masker, toner, serum, dan esens,” kata Charlotte Cho, salah satu pendiri Soko Glam, merek produk kecantikan dari Korea, kepada Cosmopolitan.

Sejatinya, perawatan kulit dengan air berkarbonasi pertama kali dicetuskan oleh perempuan Jepang, hampir sama seperti tren mencuci muka dengan air bilasan beras. Tapi lagi-lagi kekuatan pemasaran industri Korea lah yang membikin perawatan unik ini menjadi tren di seluruh dunia, termasuk di belahan Amerika dan Eropa. Perawatan dengan air berkarbonasi, dipercaya bisa membuat kulit kencang dan kenyal.

Meski belum ada penelitian serius yang membahas manfaat air berkarbonasi pada perawatan wajah, tapi diduga mineral yang terkandung pada air berkarbonasi membantu memperkuat sel-sel antar-serat kolagen. Air jenis ini juga lebih ampuh membersihkan kulit karena karbonasinya memecah kotoran dan minyak di pori-pori.

Bagaimana cara kerjanya?

Pada suhu kamar, air berkarbonasi bersifat vasodilator, yang berfungsi memperlebar pembuluh darah. Ketika pembuluh darah makin lebar, maka pasokan darah ke jaringan kulit dan pengiriman nutrisi meningkat. Singkatnya, sistem sirkulasi berjalan lebih baik sehingga kulit menjadi semakin sehat.

Efek vasodilatasi yang sama juga bisa didapatkan dari air ledeng/air biasa yang dipanaskan. Menurut Kardiana Purnama Dewi, dokter spesialis kulit yang berpraktik di RSPI, kesetaraan pH antara air berkarbonasi dengan pH kulit meminimalisir efek negatif dari kontak kulit dengan air yang berbeda pH.

“Kulit pH-nya 4,5-5,5 sementara air karbonasi kira-kira sekitar 5. Jadi memang sesuai,” ujarnya pada Tirto.

pH pada air berkarbonasi bersifat asam ringan, sementara air ledeng/air biasa rata-rata memiliki pH normal, yakni 7. pH normal bisa mengganggu mantel asam kulit (lapisan terluar kulit), sehingga mencuci muka dengan air ini dapat menyebabkan kulit kering, retak, mengundang bakteri, dan menghasilkan jerawat. Tapi ingat, sebagai perawatan gunakan air berkarbonasi murni, bukan soda manis seperti cola yang justru punya pH asam tinggi yang berkisar 2,5.

Infografik Cuci Muka Pakai Soda

Infografik Cuci Muka Pakai Soda

Masih dilansir dari laman Cosmopolitan, air berkarbonasi sejatinya terbuat dari campuran air dengan karbon dioksida (CO2). Kadar karbon dioksida dalam air menurunkan kadar pH dari netral menjadi sedikit asam, dan ramah di kulit. Perawatan air berkarbonasi bisa dilakukan dalam berbagai cara, yang paling mudah adalah memercikkannya ke area wajah.

Selain dipercikkan, air berkarbonasi juga bisa dijadikan bilasan setelah mencuci muka dengan sabun, dipijat ke area wajah, dan dioles. Cara yang paling lazim dilakukan adalah merendam wajah dalam genangan air berkarbonasi selama beberapa 10-15 detik. Namun perlu diingat, meski dipercaya mendatangkan efek kenyal dan kencang, perawatan kulit dengan air berkarbonasi tidak boleh dilakukan setiap hari.

“Kulit kita sudah terbiasa dengan kadar pH air biasa, jadi butuh adaptasi kalau menggunakan air berkarbonasi,” ujar dr. Dewi.

Selain itu pada kulit sensitif, efek vasodilator bisa menyebabkan kulit menjadi kemerahan. dr. Dewi menganjurkan perawatan dengan air berkarbonasi cukup dilakukan satu atau dua kali dalam seminggu. Apalagi, perawatan jenis ini kurang efisien dan boros untuk digunakan. Padahal, prinsip dasar perawatan tubuh adalah rasa nyaman penggunanya.

Sementara Sarah Lee, pendiri produk K-Beauty merek Glow Recipe merekomendasikan air berkarbonasi dicampur dengan air biasa atau air teh hijau untuk menurunkan kadar keasaman air. Trik ini bisa dipakai apabila air berkarbonasi yang digunakan dianggap terlalu keras. Rasionya setara, 1:1.

“Gunakan kapas, basahi dengan air campuran dan diamkan di wajah sampai 10 menit,” sarannya, seperti ditulis oleh Cosmopolitan.

Menurut dr. Dewi, perawatan wajah sehari-hari cukup dilakukan dengan cara simpel. Yakni mencuci muka dua kali sehari dengan air biasa, saat bangun tidur, dan setelah beraktivitas.

Baca juga artikel terkait KECANTIKAN atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Nuran Wibisono
-->