Menuju konten utama

Transportasi di Ibu Kota Baru: Bappenas Usul LRT, Menhub Pilih MRT

Kepala Bappenas dan Menteri Perhubungan memiliki pendapat berdea soal sarana transportasi umum utama yang perlu dibangun di ibu kota baru.

Transportasi di Ibu Kota Baru: Bappenas Usul LRT, Menhub Pilih MRT
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi sejumlah pejabat terkait melihat peta kawasan salah satu lokasi calon ibu kota negara saat peninjauan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Rabu (8/5/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.

tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengusulkan sarana transportasi umum berbasis rel di ibu kota baru adalah Light Rail Transit (LRT).

Menurut Bambang, moda transportasi LRT lebih baik dari lainnya karena jalurnya bisa dibangun secara melayang atau elevated.

“Ya nanti kita lihat, mungkin lebih efektif yang model LRT, elevated maksudnya,” ucap Bambang di Hotel Aryaduta, Jakarta pada Kamis (22/8/2019).

Bambang mengatakan infrastruktur perhubungan di ibu kota baru nantinya tidak akan terlalu banyak tambahan. Sebab, ibu kota baru akan mengandalkan infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan yang sudah ada.

Namun, menurut dia, tidak menutup kemungkinan ada penambahan infrastruktur perhubungan baru, terutama untuk menghubungkan ibu kota dengan kawasan di sekitarnya. Infrastruktur itu seperti jalan raya dan rel kereta api.

“Ya dua-duanya dong, kalau ibu kota ya di kota baru itu. Tapi kota baru itu perlu terkoneksi dengan daerah sekitarnya. Nah, perlu ada juga konektivitas apakah melalui jalan atau kereta api,” ujar dia.

“Terkoneksi ke suatu kota di Kalimantan,” tambah Bambang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga berpendapat ibu kota baru bisa memanfaatkan infrastruktur laut dan udara yang sudah ada di sekitarnya.

Namun, Budi memiliki usul berbeda dari Bappenas mengenai jenis transportasi umum di dalam ibu kota baru yang perlu dibangun.

Budi lebih memilih Mass Rapid Transit (MRT). Dia beralasan MRT menjadi pilihan karena ibu kota baru akan menjadi kota besar.

“Masa depannya mesti MRT karena angkutan massal satu pilihan yang menjadi keniscayaan apabila itu jadi satu kota besar. Planning-nya pasti ada MRT dan itu bertahap,” kata Budi saat konferensi pers “Nota Keangan/RAPBN 2020” di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta pada 16 Agustus lalu.

Baca juga artikel terkait PEMINDAHAN IBU KOTA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom