Menuju konten utama

Transaksi Gampang dengan QRIS

Bank Indonesia meluncurkan QRIS (dibaca KRIS) pada 17 Agustus 2019.

Ilustrasi transaksi menggunakan QR code. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Akhir April lalu, Khoerul Muttaqien, 30 tahun, panik setibanya di stasiun Pasar Senen. Wirausahawan yang hendak berangkat ke Garut ini belum mendapatkan surat bebas Covid-19 yang notabene merupakan syarat wajib melakukan perjalanan jarak jauh. Ia tahu, di Pasar Senen, PT KAI menyediakan layanan swab antigen dan GeNose. Hanya, berhubung pembayarannya mesti dilakukan secara tunai, ia kelimpungan.

“Bawa uang cash cuma 50 ribu rupiah. Mau ikut GeNose, 30 ribu rupiah, antreannya panjang, sedangkan waktu keberangkatan tinggal 40 menit lagi. Kalaupun ambil swab antigen, 85 ribu rupiah, uangnya kurang.”

Khoerul bergerak cepat. Ia keluar antrean, berlari menuju ATM terdekat, namun mesin ATM sedang tidak dapat digunakan. Tak habis akal, ia pun ambil uang dari ATM bersama.

“Yang saya sayangkan, dalam situasi penuh sesak begitu sistem pembayaran buat kedua tes masih dilangsungkan secara tunai, coba kalau bisa pembayaran digital, via QRIS, misal,” papar Khoerul.

Sejak Bank Indonesia meluncurkan QRIS (dibaca KRIS) pada 17 Agustus 2019, Khoerul memang lebih sering melakukan transaksi dengan QR Code, apalagi tiap beli kopi. QRIS, kependekan Quick Response Code Indonesian Standard, adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), baik bank maupun nonbank, menggunakan QR Code.

“Cukup buka e-wallet, kemudian pindai Kode QR—kayak kamu mau login Whatsapp pada laptop atau komputer. Transaksi model begini bikin kamu gak perlu repot-repot merogoh uang atau menunggu kembalian,” ungkap Khoerul.

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia. Tujuannya, memudahkan transaksi agar lebih mudah, cepat, dengan keamanan yang amat terjaga. Selain itu, QRIS juga diluncurkan demi mengakselerasi berbagai program terkait keuangan inklusif dan nontunai serta mendorong kolaborasi di ekosistem pembayaran.

Per Januari 2021, QRIS telah digunakan oleh lebih dari 6 juta merchant. Tahun ini, jumlah itu ditargetkan meningkat dua kali lipat.

“Dalam waktu dekat, kira-kira 12 juta (merchant) itu bisa kita lakukan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, awal Maret lalu. Lulusan Iowa State University itu menambahkan, selain memperluas jangkauan pengguna QRIS—terutama sektor UMKM—BI juga bakal terus menyempurnakan dan mengembangkan berbagai fitur dalam sistem tersebut.

“Kami terus perbaiki fitur-fitur dalam QRIS tanpa tatap muka ini. Termasuk juga untuk tarik dana atau setor dan juga transfer,” kata Perry.

Di era digital, lebih-lebih dalam situasi pandemi seperti sekarang, melangsungkan transaksi dengan QRIS sungguh sebuah solusi—jika bukan keharusan. Kita ingat, ketika Covid-19 mulai menyeruak, seruan agar berhati-hati dengan uang tunai didengungkan banyak pihak. Dengan QRIS (juga metode pembayaran non-tunai lainnya), kontak fisik terhindarkan, dan masyarakat tetap bisa turut serta memulihkan perekonomian nasional.

Infografik Advertorial Bank Indonesia

Infografik Advertorial Pembayaran Unggul Via QRIS. tirto.id/Mojo

Empat Nilai QRIS

BI menetapkan empat nilai yang melandasi semangat dan kinerja QRIS: universal, gampang, untung, dan langsung. Disingkat UNGGUL.

Sebagai sistem pembayaran universal, QRIS dapat menerima pembayaran aplikasi pembayaran apa pun yang menggunakan kode QR. Maka, jika sebelumnya kamu terbiasa menggunakan aplikasi A buat transaksi, sedangkan merchant hanya menyediakan aplikasi B, dengan QRIS hal itu tidak perlu dirisaukan lagi. QRIS adalah semacam pintu gerbang buat beragam aplikasi pembayaran.

Seperti kata Khoerul, QRIS juga bikin gampang sekaligus untung semua kalangan. Masyarakat cukup buka e-wallet, scan kode QR, klik, kemudian bayar sesuai nominal. Sedangkan bagi merchant, cukup dengan 1 akun keberadaan QRIS bikin mereka tak perlu repot-repot menyediakan berbagai kode QR dari sejumlah penyedia layanan pembayaran.

Pembayaran dengan QRIS diproses seketika. Sebab itu, pengguna dan merchant sama-sama langsung mendapat notifikasi sesaat setelah transaksi selesai.

Saat ini, QRIS sudah digunakan oleh berbagai merchant. Mulai dari toko-toko di mall, pedagang di pasar, warung di dekat rumahmu, tempat wisata, bahkan jasa parkir. Untuk keperluan donasi sekalipun, QRIS bisa diandalkan. Teranyar, dukungan dan aturan BI bahkan memungkinkan QRIS digunakan buat wakaf.

Pertanyaan umum, bagaimana cara merchant mendapatkan QRIS?

Langkahnya praktis belaka. Merchant hanya perlu membuka rekening atau akun pada salah satu penyelenggara QRIS yang sudah mendapat izin dari BI. Setelahnya, merchant tinggal menerima pembayaran dari masyarakat menggunakan QR dari aplikasi mana pun. Praktis, kan?

Dalam upaya memasuki ekonomi digital secara paripurna, tidak ada salahnya, bukan, kalau kamu mulai melakukan transaksi via QRIS? Yuk, biasakan diri gunakan QRIS!

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis
-->