Menuju konten utama

TPNPB-OPM: Pilot Susi Air dapat Sandang & Makan Sesuai Pesanan

Sebby mengatakan pilot Susi Air mengirimkan pesan agar tentara TPNPB-OPM menjaganya saat pemerintah Selandia Baru bernegosiasi dengan pimpinan TPNPB-OPM.

TPNPB-OPM: Pilot Susi Air dapat Sandang & Makan Sesuai Pesanan
Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philips Max Marthin, yang disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka. FOTO/TPNPB-OPM

tirto.id - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) masih menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Mertens.

Hari ini, Rabu (22/2/2023) merupakan hari ke-15 ia berada di tangan kelompok pro kemerdekaan Papua. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyatakan telah mendapatkan informasi dari tim penyandera Philip bila kondisi pilot Susi Air tersebut aman dan sehat.

"Kemarin kami sudah komunikasi dengan anak buah di lapangan dan mereka mengabarkan bahwa pilot dalam keadaan aman dan sehat. Pasukan TPNPB sudah menyediakan makanan dan pakaian untuknya sesuai pesanan," ucap Sebby kepada Tirto, Rabu (22/2/2023).

Sebby mengklaim ada beberapa pernyataan Philip yang ia lontarkan kepada pasukan TPNPB, yaitu "Tolong jaga saya baik-baik sementara kami menunggu negosiasi pemerintah Selandia Baru dengan pimpinan TPNPB."; dan "Jika pasukan militer dan polisi Indonesia mendapatkan saya dan membawa saya kembali ke Jakarta, masalah Papua Barat untuk merdeka masih jauh. Jika Pasukan TPNPB menjaga saya dengan baik, maka Papua Barat bisa secepatnya merdeka."

Pihak TPNPB pun telah mengutus seorang yang bisa berbahasa Inggris ke Posko TPNPB, tempat tinggal Philip bersama pasukan penyandera.

"Kami mohon kepada keluarga pilot dan masyarakat internasional jangan khawatir," ujar Sebby.

Philip adalah pilot Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 WIT, Selasa, 7 Februari 2023. Bahkan pesawat itu dibakar oleh kelompok pro kemerdekaan Papua.

Philips berangkat dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.

Pesawat tersebut seharusnya kembali menuju Bandara Mozes Kilangin pada pukul 07.45. Hingga pukul 09.15, pesawat itu tak kembali.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan aparat hampir mengepung pasukan TPNPB yang menyandera Philip, tapi pengepungan itu urung terlaksana karena pemerintah Selandia Baru meminta Indonesia tidak melakukan hal tersebut demi keselamatan si pilot.

"Saya sudah tahu tempatnya, koordinat berapa. Kamu (TPNPB) sudah kami kepung sekarang, tapi begitu kami mau bergerak pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan memohon tidak ada tindak kekerasan karena itu warga Selandia Baru, agar masalah ini tidak menjadi masalah internasional," kata Mahfud di kantor Kemenkopolhukam, Selasa (21/2/2023).

Baca juga artikel terkait PENYANDERAAN PILOT SUSI AIR atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Bayu Septianto