Menuju konten utama

Tol Jogja-Jateng: Ada 38,48 Hektare Lahan Pertanian yang Terdampak

Terdapat sekitar 35,48 hektare lahan pertanian akan terdampak tol Jogja-Jateng, rata-rata di Sleman DIY.

Tol Jogja-Jateng: Ada 38,48 Hektare Lahan Pertanian yang Terdampak
ILUSTRASI. Tugu Jogja di malam hari. foto/istockphoto

tirto.id - Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa Yogyakarta, Krido Suprayitno menyebutan, ada 35,48 hektare lahan pertanian terdampak tol Jogja-Jateng.

Rinciannya, kata dia, yakni sebanyak 8,64 hektare di ruas Tol Jogja-Solo, kemudian ada 26,84 hektare di ruas Tol Jogja-Bawen.

“Semua lahan pertanian ini ada di Kabupaten Sleman. Karena Sleman ini lumbung pangan di DIY, nanti tugas pemkab mencari pengganti lahan agar terus berlanjut pertanian di sana,” kata Krido, di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (24/10/2019).

Penggantian lahan yang dimaksud yakni secara administratif dengan memasukkan lahan pertanian bersifat cadangan ke dalam dokumen Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

“Lahan pengganti yang masuk LP2B harus dicari di sekitar desa, kalau tak ada baru di kecamatan lain. Tapi tak boleh cari pengganti di luar kabupaten,” ujar dia.

Lahan untuk ruas Tol Jogja-Bawen yang dibutuhkan sebanyak 467.026 meter persegi untuk 10,9 kilometer. Sedangkan Tol Jogja-Solo dengan panjang 22,36 kilometer memerlukan lahan 1.744.086 meter persegi.

Ia juga menambahkan, dalam penentuan ruas tol mempertimbangkan aspek cagar budaya. Menurut dia, tim dari Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR sudah mensurvei calon lokasi tol, sehingga dijamin jauh dari agar budaya.

“Tim Bina Marga, sesuai arahan gubernur, agar membuat trase tol yang menjauhi situs candi dan situs purbakala,” kata dia.

Dengan adanya tol ini, kata dia, disiapkan pengendalian tata ruang di ruas yang akan dibangun yakni Jogja-Solo untuk antisipasi perkembangan. Hal ini terkait, ruas tol yang akan dibangun didahulukan untuk ruas Jogja-Solo.

Pemprov DIY, ujar dia, akan segera menggelar sosialisasi kepada masyarakat mulai bulan depan. Diagendakan sosialisasi pertama di Kecamatan Kalasan, Sleman, pada pekan kedua November.

Hal lain yang disiapkan yakni peraturan daerah Rencana Detail Tata Ruang Sleman Timur yang meliputi Prambanan, Berbah dan Ngemplak. Tiga kecamatan ini, kata dia, akan jadi kawasan aglomerasi di Yogyakarta setelah tol selesai dibangun.

“Pengendalian kawasan ini harus dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan wilayah 10 tahun hingga 20 tahun ke depan,” kata dia.

Diketahui, juga ada 3.628 warga yang lahannya digunakan untuk jalan pada dua ruas yakni Tol Jogja-Solo terdapat 2.906 pemilik lahan. Sedangkan ruas Jogja-Bawen ada 722 pemilik tanah.

Baca juga artikel terkait TOL JOGJA-BAWEN atau tulisan lainnya dari Zakki Amali

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Zakki Amali
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz