Menuju konten utama

TNI & Basarnas Temukan 188 Jenazah di Reruntuhan Perumahan Balaroa

Personel TNI dan Basarnas berhasil menemukan 188 jenazah di reruntuhan Perumahan Balaroa, Sulawesi Tengah.

TNI & Basarnas Temukan 188 Jenazah di Reruntuhan Perumahan Balaroa
Anggota Basarnas bersama TNI dan relawan masih terus mencari korban pascagempa dibawah reruntuhan puing-puing bangunan di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018). FOTO/Puspen TNI.

tirto.id - Memasuki hari ke-11 usai bencana gempa bumi dan tsunami yang menerjang Palu dan sekitarnya, personel TNI Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) dan Basarnas berhasil menemukan 188 korban meninggal dunia di reruntuhan Perumahan Balaroa, Sulawesi Tengah.

“Pencarian yang dilakukan selama 11 hari oleh TNI dibantu Basarnas dan relawan beserta warga setempat berhasil menemukan 188 korban meninggal dunia. 188 jenazah tersebut terdiri dari 150 dewasa dan 38 anak-anak,” ujar Komandan Yonif Para Raider 432/WSJ Mayor Inf Gustiawan, Selasa (9/10/2018), seperti dikutip dari rilis yang diterima Tirto.

Gustiawan mengatakan pencarian korban di reruntuhan Perumahan Balaroa sangat menyulitkan. Alasannya karena banyaknya puing-puing bebatuan yang hancur total akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR itu.

Ditambahkan oleh Gustiawan bahwa pencarian dan evakuasi korban di Perumahan Balaroa dibantu dengan menggunakan 13 unit alat berat milik TNI, terdiri dari 11 unit excavator dan dua unit bulldozer.

“Alat berat tersebut sangat membantu TNI, Basarnas, relawan dan warga masyarakat setempat dalam mempercepat proses pencarian dan evakuasi korban di bawah reruntuhan bangunan,” jelasnya.

Dalam proses pencarian dan evakuasi korban ini, menurut Gustiawan, ada dua tim yang diterjunkan yaitu tim pencarian dan evakuasi korban dan tim pengamanan yang bertugas mengamankan sektor perumahan Balaroa.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dan menjaga agar tidak terjadi tindakan kriminal dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab di sektor perumahan Balaroa.

“Beberapa hari lalu, tim pengamanan berhasil menangkap tiga orang pelaku pencurian di perumahan tersebut yang ditinggal mengungsi oleh penghuninya,” ungkapnya.

“Para pencuri menyamar menjadi warga setempat dan mengambil barang-barang dari rumah kosong. Belum sempat melarikan diri, para pencuri berhasil diamankan personel TNI selanjutnya pelaku diserahkan kepada Polsek Palu,” kata Mayor Inf Gustiawan.

Di lokasi Perumahan Balaroa, Kogasgabpad menerjunkan 249 personel dari Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya (Yonif Para Raider 432/WSJ) Divisi 3/Kostrad.

Tim Kesehatan Jangkau Daerah Terisolir

11 personel Tim Kesehatan TNI bersama para relawan dokter dari Universitas Hasanuddin Makassar, dengan menggunakan Helikopter MI-17 dari Skadron 31/Serbu Penerbad TNI AD melakukan penyisiran usai bencana gempa dan tsunami di wilayah Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (9/10/2018).
Tim Kesehatan TNI dipimpin langsung oleh Kepala Kesehatan Kostrad Kolonel Ckm dr. A. Zumaro, M.Si., Med., SpB-KBD. menyisir wilayah Donggala dan berhasil memasuki daerah terisolir di Desa Rano, Kecamatan Balaengsang, Kabupaten Donggala.
Kepala Kesehatan Kostrad Kolonel Ckm dr. A. Zumaro mengatakan bahwa Tim Kesehatan TNI yang berkekuatan 11 personel, terdiri dari lima dokter dan enam tenaga medis dan tiga orang dokter relawan dari Universitas Hasanuddin akan memberikan pengobatan kesehatan di Desa Rano yang dihuni kurang lebih 1.600 orang.
“Setelah dilakukan penyisiran di keempat dusun yang ada di Desa Rano, Tim Kesehatan TNI beserta tiga dokter relawan mendapatkan 65 orang yang menjadi korban bencana gempa bumi dan tsunami,” ujarnya.
Menurut Kolonel Ckm dr. A. Zumaro, beberapa korban mengalami luka berat dan ringan, sehingga membutuhkan tindakan medis. Dari 65 orang korban tersebut ada satu yang mengalami patah tulang dan satu lagi mengalami gagal jantung, sehingga harus di evakuasi dengan menggunakan Helikopter MI-17 untuk mendapat penanganan lebih lanjut,” jelasnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri