Menuju konten utama

TKN Tuduh Prabowo Ingin Publik Lebih Percaya Hoaks daripada Media

"Ini sebenarnya mau meng-eleminasi fungsi-fungsi media dan membangun hoaks sebanyak-banyaknya di media sosial," kata Karding menanggapi protes Prabowo soal pemberitaan Reuni 212.

TKN Tuduh Prabowo Ingin Publik Lebih Percaya Hoaks daripada Media
Abdul Kadir Karding, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin. FOTO/MPR.GO.ID.

tirto.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai protes capres nomor urut 02 Prabowo Subianto kepada media, terkait pemberitaan Reuni 212, bukan tindakan tepat. Dia menuding sikap Prabowo itu menyerupai kebiasaan rezim Orde Baru yang gemar mengontrol media.

"Karena dia backgroundnya militer, dia antipers. Itu kan tradisi Orde Baru, saya ingat itu ada beberapa [media] dulu dibredel,” kata Karding di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (7/12/2018)

“Jadi saya ingin mengatakan baru nyalon saja sudah antipers, kalau nanti berkuasa nanti dibredel," ujar Karding lagi sambil tertawa.

Pernyataan Karding menanggapi tuduhan Prabowo bahwa banyak media di Indonesia tidak obyektif dalam memberitakan Reuni Akbar 212. Prabowo bersikeras seharusnya media membuat berita yang menyebut jumlah massa Reuni 212 sebanyak 11 juta orang.

Karding menuduh Prabowo mengeluarkan pertanyaan itu dengan tujuan mendeligitimasi pemberitaan media. Dengan begitu, kata dia, tingkat kepercayaan publik pada media bisa turun dan masyarakat lebih percaya info sumir yang beredar di media sosial.

Padahal, Karding menambahkan, pers tidak boleh dimusuhi sebab berperan sebagai salah satu pilar demokrasi.

"Ini sebenarnya mau meng-eleminasi fungsi-fungsi media dan membangun hoaks sebanyak-banyaknya di media sosial. Nah itu strategi politiknya," kata Karding.

Dia juga mengklaim selama ini kubunya terus berusaha menangkal hoaks yang menyerang pasangan Jokowi-Ma'ruf dengan memaparkan data dan fakta. "Kita harus menjawab seluruh hoaks itu, memang capek. Kedua, kita bangun narasi sendiri yang lebih kreatif, tentu dengan data, dengan fakta. Ketiga, harus menguasai medsos, pasukannya harus banyak dan berorkestra," kata Karding.

Sebelumnya, di sela-sela peringatan Hari Disabilitas Internasional, Prabowo mengungkapkan tudingan bahwa media massa telah berupaya memanipulasi demokrasi. Buktinya, kata dia, banyak pemberitaan tentang Reuni Akbar 212 tidak oyektif.

"Hebatnya media-media dengan nama besar dan katakan dirinya obyektif, padahal justru mereka bagian dari usaha memanipulasi demokrasi. Kita bicara yang benar ya benar, yang salah ya salah, mereka mau katakan yang 11 juta hanya 15 ribu. Bahkan ada yang bilang kalau lebih dari 1.000," kata Prabowo pada Rabu lalu (5/12/2018).

Setelah acara, dia juga menolak menjawab pertanyaan sejumlah wartawan. Prabowo juga sempat berujar, "Ya tapi redaksi kamu bilang enggak ada orang di situ [Reuni 212], hanya beberapa puluh ribu, itu kan tidak objektif, enggak boleh dong."

Baca juga artikel terkait REUNI 212 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom