Menuju konten utama

TKD Jokowi-Ma'ruf Akui Elektabilitas Masih Rendah di Jawa Barat

Pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin masih rendah elektabilitasnya di beberapa wilayah di Jawa Barat.

TKD Jokowi-Ma'ruf Akui Elektabilitas Masih Rendah di Jawa Barat
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin tiba di gedung KPU untuk melakukan pendaftaran di Jakarta, Jumat (10/8/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat, Abdy Yuhana menyebut elektabilitas pasangan capres-cawapres ini masih rentan di dua klaster pada provinsi terpadat itu.

Menurut Abdy, Jokowi-Ma'ruf masih rendah elektabilitasnya pada dua klaster yakni Priangan Barat dan Timur. Priangan Barat mencakup wilayah Sukabumi dan Cianjur, kemudian Priangan Timur meliputi kawasan Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran.

"Berdasarkan pemetaan itu tentu, pertama, Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin harus banyak melakukan sosialisasi dan kampanye di wilayah itu. Sebab kalau program-program yang dilakukan Pak Jokowi kan sudah cukup dan bagus, sudah diterima masyarakat. Tinggal bagaimana supaya masyarakat di sana kemudian juga tingkat elektoralnya tinggi," kata Abdy kepada wartawan, Selasa (13/11/2018).

Menurut Abdy, kampanye Jokowi-Ma'ruf di Priangan Barat dan Timur harus dilakukan dengan pendekatan berbeda. Dia mengakui masih kentalnya pengaruh tokoh agama bagi masyarakat di dua klaster wilayah itu. Karenanya, kampanye di sana diharap mampu melibatkan pemuka agama.

Abdy menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih lemah di sejumlah daerah pada Jawa Barat karena imbas pemilu presiden 2014. Dia mengakui tingginya loyalitas masyarakat di sana terhadap Prabowo. Hal itu berdampak pada pemilu 2019.

"Sehingga terutama tugas TKD menyampaikan bahwa saat ini kan petanya berubah. Petanya itu beberapa parpol yang di 2014 tidak di Pak Jokowi sekarang kan di Pak Jokowi. Golkar, PPP, kan sudah bergeser. Ini juga memiliki pengaruh," kata Abdy.

Provinsi Jawa Barat mendapat perhatian serius dari Jokowi-Ma'ruf lantaran pada pemilu presiden 2014 suara petahana kalah dibanding Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Radjasa.

Kala itu, Jokowi dan Jusuf Kalla mendapat 9.333.315 suara di sana. Jumlah itu berselisih 4 juta suara dengan Prabowo-Hatta yang mendapat 13.723.780 suara.

"Komponen pemenangan kami kan pertama TKD, kemudian relawan, ketiga tokoh masyarakat, agama," katanya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Maya Saputri